Perlu Alat Bantu untuk Menyaksikan Gerhana Matahari Total

Konten Media Partner
26 November 2019 11:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Staf Fungsional Lapan Pontianak, Nata Miharja, menjelaskan tentang fenomena gerhana matahari cincin. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Hi!Pontianak - Gerhana matahari cincin (GMC) akan terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, pada Kamis (26/12). Meski gerhana matahari terjadi dua hingga lima kali dalam setahun, butuh waktu sekitar 300 tahun untuk melihat gerhana matahari di lokasi yang sama.
ADVERTISEMENT
Staf Fungsional Lapan Pontianak, Nata Miharja, menjelaskan, gerhana matahari cincin pada Kamis (26/12) nanti, GMC akan melintas di sejumlah wilayah di Indonesia, di antaranya Sumatera Utara, Riau, Kepaulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Di Kalimantan Barat, GMC dapat disaksikan di Kota Singkawang, di area Masjid Raya Singkawang.
Fenomena gerhana matahari cincin. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Namun dia mengingatkan, menikmati GMC tak dapat dilakukan dengan sembarang, atau mata telanjang. Butuh alat bantu untuk menyaksikan fenomena gerhana matahari cincin harus dilihat dapat dilihat dengan menggunakan beberapa alat bantu.
"Ya jadi menikmati gerhana matahari cincin tak dapat dinikmati sembarangan. Harus menggunakan alat bantu, seperti teleskop, kamera pinhole, kamera DSLR tambah filter cahaya, dan kaca mata matahari," jelasnya, saat acara diseminasi dan sosialisasi GMC 2019, di Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pontianak, Selasa (26/11).
ADVERTISEMENT
Nata juga menjelaskan, dampak yang didapat ditimbulkan ketika menikmati GMC tanpa alat bantu, tentu dapat meningkatkan berbagai macam risiko, seperti sakit mata, mata berair, kepala pusing, bahkan kebutaan.
"Saya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melihat gerhana matahari cincin tanpa pelindung. Walaupun dengan kaca mata hitam, itu tidak bisa. Jadi memang ada kaca mata khususnya," pungkasnya.