Pertumbuhan Ekonomi Kalbar Capai 10 Persen, Didongkrak Kenaikan Ekspor CPO

Konten Media Partner
16 September 2021 20:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
webinar dengan tema 'Akselerasi Pengembangan Industri Kelapa Sawit untuk Mendukung Ekonomi Berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Barat'. Foto: Dok. BI Kalbar
zoom-in-whitePerbesar
webinar dengan tema 'Akselerasi Pengembangan Industri Kelapa Sawit untuk Mendukung Ekonomi Berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Barat'. Foto: Dok. BI Kalbar
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Industri kelapa sawit kian berkibar di tengah melonjaknya harga minyak sawit mentah dunia. Hal ini turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kalbar, di mana sektor pertanian kelapa sawit menjadi salah satu tulang punggung kemakmuran di wilayah ini.
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Agus Chusaini mengatakan, bahwa faktor utama tingginya angka pertumbuhan ekonomi Kalbar yang mencapai 10 persen disebabkan oleh naiknya angka ekspor komoditas, seperti CPO dan lainnya.
"Hal tersebut didorong oleh kinerja sektor utama Kalbar, yaitu pertanian dan industri pengolahan, ditambah beberapa sektor pendukung," jelasnya saat webinar dengan tema 'Akselerasi Pengembangan Industri Kelapa Sawit untuk Mendukung Ekonomi Berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Barat'.
Seminar tersebut digelar secara virtual oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia wilayah Kalimantan Barat, Kamis, 16 September 2021.
Agus memaparkan, bahwa nilai ekspor Kalbar pada bulan Juni 2021 mencapai USD 183,23 juta atau meningkat 104,63 persen (yoy) dari pada peride Juni 2020 yang sebesar USD 89,54 juta. Peningkatan tersebut didorong oleh kinerja nilai ekspor komoditas utama Kalbar, yaitu CPO yang pada TW II 2021 yang secara kumulatif mencapai USD 128,76 juta atau lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2020 yang sebesar USD 0,750 juta. Kinerja ekspor ini diperkirakan akan berlanjut pada triwulan III-2021.
Ilustrasi Kelapa Sawit. Foto: Syifa Yulinnas/Antara
"Berdasarkan komoditas, pada triwulan II 2021 terjadi peningkatan ekspor komoditas CPO, karet, bauksit dan alumina. Komoditas CPO dan karet mengalami kenaikan nilai ekspor searah dengan demand global dan harga komoditas dunia pada yang mengalami peningkatan. Harga internasional CPO pada Juni 2021 sebesar USD 975,88/MT, tumbuh 72,39 persen (yoy) dari Juni 2020 yang sebesar USD 566,07/MT. Sementara harga internasional karet pada Juni 2021 sebesar USD 2,52/Kg, tumbuh 31,25 persen (yoy) dari Juni 2020 yang sebesar USD 1,92/Kg," paparnya.
ADVERTISEMENT
Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Prof Purwiyatno Hariyadi PhD menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, di mana Kalbar adalah salah satu pusat industrinya. Menurutnya, Kalbar mempunyai peluang untuk berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia dan dunia.
Ia juga menerangkan bahwa minyak sawit secara alami tidak mengandung asam lemak trans untuk produk pangan dan memiliki keseimbangan antara komponen saturated fats dan unsaturated fats. Di samping itu minyak sawit juga memiliki keunggulan lain berupa kandungan fitonutrien yang sangat tingi seperti beta karoten dan tocopherol.
Direkrur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Kementerian Pertanian, Emil Satria memaparkan, sektor perkebunan kepala sawit menjadi salah satu penolong ekonomi di tengah pandemi.
ADVERTISEMENT
"Sektor industri kelapa sawit merupakan salah satu wahana andalan PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional), dan merupakan bantalan dalam menghadapi dampak pandemic terhadap kinerja perekonomian nasional," ungkapnya.
Pekerja membongkar buah kelapa sawit di unit pemrosesan minyak kelapa sawit milik negara. Foto: REUTERS/Tarmizy Harva
Pemerintah sendiri, kata dia, terus memdorong investasi di sektor industri hilir kepala sawit, termasuk di Kalbar. Tujuannya agar lebih banyak nilai tambah serta penyerapan tenaga kerja yang berujung kesejahteraan masyarakat.
"Kebijakan Pemerintah menempatkan sector industry hilir kelapa sawit sebagai prioritas nasional merupakan hal yang strategis dan menguntungkan perekonomian Indonesia pada jangka Panjang. Target pencapaian visi hilirisasi sudah sangat jelas, menjadi produsen dan konsumen terbesar minyak sawit dunia 2045," terangnya.
Dukungan Pemerintah dalam hilirisasi industry kelapa sawit, termasuk pengembangan perwilayahan dan kawasan industri di provinsi penghasil bahan baku CPO/CPKO. “Dalam hal ini Provinsi Kalimantan barat menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik karena keberlanjutan industry sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku berikut ongkos logistik yang lebih efisien,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) juga menyoroti pentingnya peremajaan perkebunan kelapa sawit agar lahan yang tersedia bisa produktif dan efisien. Melalui CPO Funds, pihaknya menjalankan banyak program untuk menjaga, menopang dan memajukan industri kelapa sawit tersebut.