Saat Kemarau, Anak Rentan Terserang Faringitis

Ilustrasi anak demam. Foto: Kumparan

Hi!Pontianak - Akhir-akhir ini, kondisi cuaca di Kota Pontianak dilanda panas yang cukup terik. Ini menandakan bahwa musim kemarau telah tiba.

Saat musim kemarau, hujan yang sudah lama tak mengguyur, akan menyebabkan kekeringan, dan partikel debu-debu yang beterbangan di udara. Apabila terhirup dalam jumlah tertentu, akan menyebabkan sakit tenggorokan, terutama di kalangan anak-anak.

Cuaca dimusim seperti inipun menjadi kecemasan bagi orang tua, salah satunya Mei Rosanti. Sudah seminggu terakhir, kedua anaknya tidak masuk sekolah, akibat terserang faringitis atau radang tenggorokan.

"Anak-anak terserang faringitis sampai berpengaruh sama suhu tubuh yang turun naik, hingga demam tinggi. Awalnya demam tinggi, susah menelan, batuk, panas tenggorokan, lalu ada putih putih di dalam mulutnya, dekat tenggorokan" keluhnya.

Sakit tenggorokan memang tidak boleh dianggap enteng. Menurut Dr. Risna Wahab penyakit yang akan sering menyerang pada musim kemarau, selain batuk dan flu, adalah penyakit radang tenggorokan.

"Sakit tenggorokan juga bisa menjadi gejala dari kondisi yang lebih serius di cuaca panas seperti ini, dan yang lebih parahnya bisa berakibat iritasi dan peradangan di saluran napas," kata Risna

Jadi, Risna menyarankan, untuk para orang tua, agar selalu menjaga dan memantau apa yang anak konsumsi di luar rumah. "Jangan lupa untuk menyuruh anak selalu minum air putih," pesannya.

Risna juga menyarankan selama cuaca seperti ini untuk menghindari kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dan berminyak, serta tetap menjaga cairan dalam tubuh dengan minum air secukupnya, yakni 2-3 liter perhari.

"Ini agar tidak sampai mengalami kekeringan. Dan juga untuk selalu memperbanyak mengkonsumsi makanan yang fresh seperti sayuran dan buah-buahan," pesannya. (hp6)