Sekolah di Perbatasan Sintang-Malaysia: Beralas Tanah, Beratap Terpal

Konten Media Partner
19 Januari 2020 10:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pembangunan sekolah yang dilakukan warga dibantu Babinsa Merakai. Foto: Dok Kodim 1205 Sintang
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembangunan sekolah yang dilakukan warga dibantu Babinsa Merakai. Foto: Dok Kodim 1205 Sintang
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Bangunan SMA Negeri 2 Ketungau Tengah di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, yang berada di wilayah perbatasan Sintang-Malaysia. Bangunan ini hanya berdinding bambu, beratap terpal hijau, dengan kursi dan meja yang dipasangi papan di atasnya. Pondasi bangunan dari kayu bulat dan lantainya tanah.
ADVERTISEMENT
Potret miris bangunan itu beredar di media sosial Facebo0k, Sabtu (18/1). Akun Khairul Dona menulis, “Sumber daya manusia ditentukan dari pendidikan. Pendidikan juga harus ditunjang dengan fasilitas yang layak. Mohon pihak provinsi membantu pembangunan SMAN 2 Ketungau Tengah."
Sekolah ini dibangun tiga lokal secara swadaya oleh masyarakat dan Babinsa. Foto: Dok Khairul Dona
Ketika dihubungi Hi!Pontianak, Kharul Dona mengatakan, dirinya mendapat foto mengenai kondisi bangunan sekolah dari pegawai kantor Kecamatan Merakai. “Bangunan itu swadaya. Karena jarak tempuh masyarakat ke sekolah lama cukup jauh. Sebelumnya, siswa belajar dengan menumpang di SMP,” bebernya.
Sebelumnya, sekolah itu dibangun swadaya masyarakat bersama anggota TNI di perbatasan. Lokasinya di Desa Wanabhakti, Kecamatan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang, Kalbar.
Pada 8 Desember 2019, Serda Paengno, Babinsa Koramil 1205 - 09/Merakai, bersama warga, melaksanakan karya bakti membangun sekolah itu. Tujuannya, agar anak-anak di sekitar Desa Wanabhakti dapat mengenyam pendidikan tingkat SMA lebih dekat. Karena selama ini mereka harus pergi ke Desa Wirayudha sejauh 40 kilometer.
Kondisi bangunan SMAN 2 Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang, Kalbar yang hanya berdinding bambu dan beratap terpal. Foto: Dok Khairul Dona
ADVERTISEMENT