Selama Pandemi COVID-19 Ekspor dari Kalbar ke Malaysia Berada di Angka Nol

Konten Media Partner
19 Mei 2022 14:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Pengelola Perbatasan Kalimantan Barat, Alexander Rombonang. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Pengelola Perbatasan Kalimantan Barat, Alexander Rombonang. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Kepala Badan Pengelola Perbatasan Kalimantan Barat, Alexander Rombonang, mengungkapkan grafik perdagangan ekspor dari Kalbar ke Malaysia selama pandemi COVID-19 nol.
ADVERTISEMENT
Alexander mengatakan, sebelum pandemi, Kalbar aktif melakukan ekspor pada bidang pertanian, seperti CPO, sayur, dan buah. Ia mengatakan sebelum pandemi, dalam satu bulan total perdagangan rata-rata mencapai Rp 200 miliar.
“Secara umum Kalbar punya 3 PLBN, Badau, Entikong dan Aruk. Volume tertinggi CPO, bisa lewat Nanga Badau, kemudian produk-produk pertanian, ada sayur, termasuk buah-buahan, termasuk perikanan,” jelasnya kepada awak media, Kamis, 19 Mei 2022.
“Total perdagangan kita sebelum COVID-19 itu rata-rata Rp 200 miliar per bulan, itu secara nasional kecil, tapi Kalbar sebagai daerah yang baru melakukan ekspor langsung sudah lumayan,” lanjutnya.
Dalam waktu dekat, kata Alexander, pihaknya mengupayakan neraca nol tersebut akan kembali normal seperti sebelum pandemi COVID-19.
“Dalam waktu dekat, kita upayakan minimal neraca kita mencapai itu. Selama COVID-19 nol, sama sekali tidak ada, dari grafik perdagangannya menurun mulai Februari, Maret, dan April 2020 sudah nol,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selama Malaysia melakukan lockdown, tidak ada aktivitas lalu lintas sama sekali dari Kalbar masuk ke Malaysia.
“Kan lockdown-nya sekitar bulan April. Kontraksinya nol karena aktivitas sama sekali tidak ada yang boleh melintas pada saat itu, hanya pemulangan PMI kita,” terangnya.
Sementara itu, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Raden Sigit Witjaksono, mengungkapkan pihaknya berencana akan melakukan ujicoba pengiriman (ekspor) gula aren ke Malaysia pada Mei 2022.
“Selama lockdown mereka (Malaysia) juga cukup terdampak, mereka sangat tergantung dari sektor perkebunan karena para pekerjanya dari pandemi mereka pulang ke Indonesia dan tidak kembali kesana, mereka juga terdampak dari sektor perkebunan,” ucapnya.
“Dari perdagangan barang juga sangat berdampak karena tidak ada pengiriman dari produk pertanian kita seperti buah-buahan, produk perikanan kita itu tidak bisa masuk kesana (Malaysia), dan sebaliknya dari pihak sana sisi konstruksi seprti pipa, semen (tidak bisa masuk ke Indonesia),” tukasnya.
ADVERTISEMENT