Siap-siap Merasakan Sensasi Mendaki Via Ferrata di Bukit Kelam Sintang

Konten Media Partner
23 Oktober 2019 10:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pemasangan Via Ferrata di Gunung Kelam Sintang. Foto: Dok BKSDA Sintang
Hi!Pontianak - Sensasi mendaki Via Ferrata di Gunung Parang, Purwakarta Jawa Barat, tidak lama lagi bakal dirasakan di Bukit Kelam, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang.
ADVERTISEMENT
Via Ferrata adalah semacam jalur pendakian gunung/bukit yang menggunakan kabel atau kawat baja yang tertancap pada batu.
Saat ini, pemerintah melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sedang membangun Via Ferrata, untuk menggantikan tangga besi yang sudah tak layak untuk digunakan lagi.
Via Ferrata merupakan tangga besi yang ditanam di tebing gunung. Pendakian menggunakan tangga ini, dinilai lebih aman, karena dilengkapi pengaman. Selain itu, pendaki juga bisa merasakan adrenalin berbeda, karena pendakian yang lebih menantang.
Kepala BKSDA Wilayah II Sintang, Bharata Sibarani, mengatakan, alasan membangun Via Ferrata di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Kelam, untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata bertaraf internasional.
“Itu sudah disusun dalam Detail Engineering Design (DED) yang sudah final. Dengan adanya fasilitas ini, pendakian akan lebih menantang, tapi berbasis keamanan yang tinggi. Makanya konsepnya Via Ferrata,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Jika tangga Via Ferrata sudah selesai dan bisa digunakan, masyarakat yang mendaki akan didampingi oleh instruktur yang sudah terlatih.
Pesona keindahan Gunung Kelam Sintang. Foto: Yus Rizal/Hi!Pontianak
“Keterampilan untuk menjadi guide tidak mudah. Apalagi pendampingan itu terkait keselamatan dan tidak serta-merta langsung bisa. Semuanya perlu waktu dan pembiayaan,” katanya.
“Namun, berkat bantuan dan peralatan dari Mapala, saat ini latihan dasar bisa dilakukan,” tambahnya.
Tenaga guide yang dilatih, kata Bharata, merupakan warga setempat. Pihaknya ingin masyarakat sebagai subjek atau operator, bukan sekadar objek. “Nanti, pemerintah hanya menyiapkan sarana, masyarakat yang mengelola, mendampingi, hingga pengamanan. Kami hanya memantau dan melihat,” katanya.
“Berapapun pendapatan mereka? Itu hak mereka. Bukan milik pemerintah,” tegasnya.
Ia menjelaskan, Via Ferrata di Gunung Kelam dibagi menjadi empat tangga. Tangga ditempel di tebing, kemudian dipasang seling pengaman. “Pendakiannya aman. Contohnya, ketika pendaki lengah atau terpeleset, ada tali pengaman yang dipasang di badan,” katanya.
Dengan Via Ferrata, pendakian ke gunung Kelam di Sintang, dinilai lebih aman. Foto: Dok. BKSDA Sintang
Dengan dibangunnya Via Ferrata, masyarakat yang naik akan dikenakan sejumlah biaya. “Jumlahnya masih kita bicarakan. Intinya tidak memberatkan wisatawan. Tetapi, konsep ini untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar kawasan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam menentukan harga, tentu ada standar tersendiri. Baik itu terkait standar tiket, SOP termasuk asuransi. “Penentuan harga tiket tidak sembarangan,” katanya.
Bharata menyampaikan, pihaknya menargetkan Via Ferrata selesai bulan November 2019. “Sekitar tanggal 20-an (November) kita launching. Tangga lama kita bongkar habis. Selain tidak aman, juga tidak sesuai perencanan,” katanya.
Pembangunan Via Ferrata juga menjadikan TWA Gunung Kelam tidak sebebas biasanya. Pendaki yang hendak naik akan dibatasi. “Yang naik pasti terbatas. Karena, personel pendamping belum banyak. Jumlahnya baru 9 orang. Kalau peminat bertambah, tentu harus ditambah tenaga pendamping,” katanya.