SMA di Sintang Memprihatinkan, Gubernur Kalbar: TNI yang Akan Bangun

Konten Media Partner
19 Januari 2020 20:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pembangunan sekolah yang dilakukan warga dibantu Babinsa Merakai. Foto: Dok Kodim 1205 Sintang
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembangunan sekolah yang dilakukan warga dibantu Babinsa Merakai. Foto: Dok Kodim 1205 Sintang
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, langsung merespons berita viral terkait bangunan SMAN 2 Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang, Kalbar, yang memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Seperti diberitakan sebelumnya, sekolah yang berada di wilayah perbatasan Sintang-Malaysia itu hanya berdinding bambu, beratap terpal hijau dengan kursi dan meja yang dipasangi papan di atasnya. Pondasi bangunan dari kayu bulat, bangunan itu pun tanpa lantai.
Melalui akun Facebook-nya, Bang Midji menyampaikan bahwa SMAN 2 Ketungau sebetulnya ada gedungnya. Konon katanya berada di area hutan lindung sehingga gedungnya harus dipindah.
SMAN 2 Ketungau Tengah sebetulnya ada gedungnya, konon katanya berada di area hutan lindung, sehingga gedungnya harus dipindah. Tahun lalu sudah ada dananya melalui DAK khusus, cuma karena tanah yang dihibahkan masyarakat belum bersertifikat maka tak bisa dikerjakan. Saya sudah koordinasi dengan Pangdam dan Pemda Provinsi akan siapkan dananya, TNI yang bangunnya biar cepat. Target saya Agustus selesai. Muridnya ada 48 orang, yang terbuat dari bambu kelas sementara,” tulis Midji dalam akun facebooknya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Bupati Sintang, Jarot Winarno, menyampaikan bahwa pembangunan SMAN 2 Ketungau Tengah merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar. “Cuma, saya sudah koordinasi dengan Gubernur dan Kepala Desa Wana Bhakti Kecamatan Ketungau Tengah,” kata Jarot saat dikonfirmasi, Minggu (19/1).
Masalah awal, kata Jarot, dana untuk pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) sudah disiapkan. Namun, tanah yang menjadi lokasi bangunan satu lokal, rupanya dalam kawasan hutan lindung. Sehingga lokasi sekolah harus dipindahkan ke tempat yang baru.
“Nah, proses pemindahan di lokasi yang baru, kalau belum sertifikat, dananya belum bisa diberikan. Jadi, macet diproses ini,” bebernya.
Jadi, ketika diskusi dengan Gubernur Kalbar, ada sejumlah opsi yang bisa diambil. Pertama percepatan pembuatan sertifikat dengan meminta bantuan BPN. Opsi kedua, Gubernur berkomunikasi dengan Pangdam agar sekolah bisa dibangun oleh Kodam XII/Tanjungpura. Karena ada kemitraan antara Pemprov Kalbar dan Kodam.
Sekolah ini dibangun tiga lokal secara swadaya oleh masyarakat dan Babinsa. Foto: Dok Khairul Dona
“Apalagi daerah tersebut (Ketungau Tengah), masuk kawasan lokasi prioritas 1 (Lokpri 1) perbatasan. Kemudian, Kodam juga mau membangun radio komunitas Tanjungpura di Belubu,” jelas Jarot.
ADVERTISEMENT
Sebagai Bupati, kata Jarot, dirinya akan memfasilitasi percepatan sertifikasi. Mau dibangun lewat dana USB atau Bakti Abri, kewenangan tersebut Pemprov yang memutuskan. “Terlepas dibangun lewat dana apa, sertifikat tetap diperlukan. Dan saya siap memfasilitasi untuk percepatan sertifikasi,” tegasnya.
Jarot kemudian mengapresiasi langkah yang diambil pemerintah Desa Wana Bhakti yang dibantu Babinsa, dengan membangun sekolah secara swadaya. “Langkah itu sudah bagus. Dari pada belum ada bangunannya, sementara muridnya sudah ada, membuat bangunan seperti itu patut diapresiasi. Itu bukan hal yang memalukan bagi bangsa kita,” tuturnya.
Kondisi bangunan SMAN 2 Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang, Kalbar yang hanya berdinding bambu dan beratap terpal. Foto: Dok Khairul Dona