Soal Pekerja Migran, Kadinkes Kalbar Sebut Menhub Tidak Dapat Informasi Lengkap

Konten Media Partner
21 September 2021 16:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadinkes Kalbar. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Kadinkes Kalbar. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson, berharap Menteri Perhubungan dapat mendirikan gedung isolasi dengan kapasitas 1.000 tempat tidur untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang pulang ke Indonesia dari PLBN Entikong dan Aruk.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mempertanyakan terkait PMI dari luar Kalbar, yang dibawa ke Pontianak, untuk dikarantina. Menhub berpendapat, PMI yang pulang dari Malaysia ke Indonesia, melalui Kalbar, harus dikarantina di perbatasan, sebelum masuk ke Pontianak.
Terkait hal itu, Harisson mengatakan, Menhub belum mendapat informasi yang lengkap, seputar proses tracing dan isolasi PMI yang datang dari Sarawak ke Kalbar.
“Satgas yang menangani PMI di perbatasan itu adalah Satgas khusus, di bawah Panglima Kodam Tanjungpura. Waktu itu, memang PMI yang masuk harus diswab PCR, dan dikarantina selama 5 hari. Kita lakukan itu di Aruk dan Entikong. Tapi ternyata di Entikong itu, kapasitas untuk karantina itu sedikit. Dan karena mereka harus menunggu 5 hari, mereka sampai 900 orang, dalam kapasitas yang kecil,” jelas Harisson, Selasa, 21 September 2021.
ADVERTISEMENT
Karena kapasitas isolasi penuh, maka Gubernur Kalbar dan Pangdam mengambil kebijakan, untuk PMI yang telah dilakukan test antigen, langsung dibawa menggunakan mobil khusus, seperti bus Damri, ke Pontianak.
“Mereka tidak boleh turun selama di perjalanan. Mereka dikawal. Lalu dikarantina di tempat-tempat yang layak. Ini sebenarnya supaya tidak terjadi penumpukan di sana. Kalau di sana menumpuk. Sehari 700 sampai 900 orang, bisa terjadi penularan. Kalau memang Menhub ingin kita karantina (pekerja migran) di perbatasan atau di PLBN, maka Menhub harus mendirikan gedung isolasi, dengan kapasitas tempat tidur, paling tidak 1.000 tempat tidur, di Entikong dan di Aruk,” pungkasnya.