Tanggapan Bupati Jarot soal Sutarmidji Larang Warga ke Sintang

Konten Media Partner
17 April 2021 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Sintang, Jarot Winarno, mengunjungi tempat karantina pasien COVID-19 untuk memberikan support. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Sintang, Jarot Winarno, mengunjungi tempat karantina pasien COVID-19 untuk memberikan support. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Sintang - Bupati Sintang, Jarot Winarno menanggapi larangan Sutarmidji agar warga Kalbar tidak berkunjung ke Bumi Senentang menyusul tingginya kasus COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya, apa yang disampaikan Pak Gubernur bagus ya. Itu untuk membantu kita memperketat orang masuk Sintang. Jadi, beliau mengeluarkan imbauan itu,” kata Jarot, Sabtu, 17 April 2021.
Namun, kata Jarot, harus juga dipikirkan dampak ekonomi. Mengingat konektivitas antara Pontianak-Sintang dan Pontianak-Jakarta sangat erat sekali.
“Dalam seminggu saja, mobil boks sales yang masuk Sintang mencapai 300-an unit. Jadi, kadang-kadang kalau mereka disuruh memilih antara takut dengan corona dengan masalah perut? Mereka akan milih masalah perut. Jadi, sales tetap kerja. Tetap datang ke Sintang,” ucap Jarot.
Meski demikian, Jarot tetap menganggap larangan datang ke Sintang oleh Gubernur Kalbar bagus-bagus saja. “Ndak ada masalah. Cuma, harus kita perketat orang masuk Sintang,” ujarnya.
Tapi yang paling, sambung Jarot, Pemkab Sintang meminta support dari Pemprov terkait beberapa hal, di antarnya menambah sarana prasarana seperti reagensia dan sebagainya. Kemudian membantu sarana yang lain. Kalau bisa membantu peningkatan kesejahteraan.
ADVERTISEMENT
“Kita babak-belur lho. Pasien dari Kapuas Hulu ke kita. Dari Melawi, Sekadau, Sanggaupun ke kita. Di Sintang inikan Rumah Sakit Rujukan. Jadi, beban itu ada di kita semua. Dengan kondisi ini, kalau bisa Pemprov ikut membantu. Contohnya kebutuhan reagensia dan sebagainya,” harap Jarot.
Jarot menambahkan, sebagai Bupati dirinya merupakan orang yang sering masuk ruang isolasi. Sehingga membuat banyak orang khawatir dirinya terjangkit corona.
“Saya masuk ruang isolasi untuk memberikan support tenaga medis. Maupun memberi support pada pasien corona. Artinya, kita jagalah Sintang dari corona. Karena corona ini belum reda dan tidak tahu kapan selesainya,” ungkapnya.
Bupati Sintang, Jarot Winarno, mengunjungi tempat karantina pasien COVID-19 untuk memberikan support. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
Saat ini vaksinasi terus berjalan. Vaksinasi diperkirakan tuntas pada bulan Juli atau Agustus. Perlu waktu dua bulan untuk mencapai antibodi yang penuh pada masyarakat yang sudah divaksin. Barulah beberapa bulan kemudian tercapai imunitas kelompok.
ADVERTISEMENT
“Jadi, vaksinasi merupakan salah satu jalan keluar. Tapi, tidak sim salabim bisa menghilangkan corona. Kita masih hidup dengan corona,” tegasnya.
Selain itu, menjaga diri dari corona tidak cukup menggantungkan diri pada tenaga kesehatan yang melakukan test, tracing dan treatmen.
“Tidak cukup mengandalkan mereka melakukan surveilans epidemiologi. Karena mereka pada dasarnya manusia biasa yang bisa terpapar corona, jenuh, bosan maupun capek. Jadi, ketika kita masyarakat tidak ikut membantu dengan mematuhi protokol kesehatan yang lebih ketat, itu akan memberi beban tambahan pada tenaga medis. Semakin yang yang positif, makin banyak pula yang dirawat. Sementara mereka sudah lelah dan capek semuanya,” jelasnya.
Oleh karena itu, Jarot meminta masyarakat perketat protokol 5 M. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas yang tidak perlu. Kemudian, berilah motivasi pada seluruh pihak yang terkait dengan pencegahan corona.
ADVERTISEMENT
“Tim Satgas COVID-19 juga sudah lelah. Bikin posko, razia atau turun menyampaikan imbauan. Jadi kalau mereka melakukan razia penegakan prokes, kooperatif lah,” pungkas Jarot.