Tradisi Meriam Karbit, Cara Warga Pontianak Sambut Idulfitri

Konten Media Partner
4 Juni 2019 18:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Permainan tradisional masyarakat Pontianak yang melegenda, meriam karbit. Foto: Lukman Hakim Muali
zoom-in-whitePerbesar
Permainan tradisional masyarakat Pontianak yang melegenda, meriam karbit. Foto: Lukman Hakim Muali
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Meriam karbit merupakan sebuah permainan tradisional masyarakat Pontianak yang melegenda dan menjadi saksi atas terbentuknya Kota Pontianak. Hingga saat ini meriam karbit selalu dimainkan saat menyambut hari raya Idulfitri, di sepanjang aliran sungai kapuas.
ADVERTISEMENT
Menurut legenda, meriam karbit adalah sebuah nostalgia, memperingati saat Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie menghalau ‘hantu-hantu’ yang berada di Sungai Kapuas, hingga terbentuklah Kota Pontianak.
Meriam karbit menyemarakkan Ramadan, serta Idulfitri di Pontianak. Foto: Daddy Cavalero
Syafaruddin Usman, seorang budayawan di Kota Pontianak, mengatakan meriam karbit merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Kota Pontianak, untuk menyemarakkan bulan Ramadan, menyambut datangnya Lailatul Qadar dan hari raya Idul Fitri. Meriam menjadi penanda atas datangnya 1 Syawal di Kota Pontianak.
Meriam karbit yang ada di sepanjang sungai Kapuas, Pontianak. Foto: Daddy Cavalero
Dia memaparkan, pada zaman dahulu saat Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie menyusuri aliran sungai Kapuas untuk menyebarkan agama Islam, Sultan melintas di pintu anak sungai, yakni sungai Landak dan sungai Kapuas, atau disebut juga Tanjung Besiku.
Di kawasan itu, sultan mendapati sebuah sarang bajak laut, yang sedang merampok. Sultan lalu menugaskan anak buahnya untuk menembaki kapal-kapal bajak laut tadi dengan Meriam.
ADVERTISEMENT
"Bajak laut tersebut hingga kini dimaknai dengan hantu-hantu Pontianak yang menyeramkan. Menurut legenda, hantu Pontianak tersebut dimaknai dengan seorang wanita berambut panjang, wajahnya cantik, mulutnya berdarah-darah, belakangnya bolong," kata Syafaruddin.
"Nah ‘hantu-hantu’ yang melintas di antara pintu anak sungai itulah disebut hantu anak, jadi orang-orang menamakan hantu pintu anak menjadi hantu kuntilanak. Itulah cerita tentang hantu Pontianak yang menjadi legenda kota Pontianak," kata Syafaruddin kepada Hi!Pontianak, Selasa (4/6).
Meriam karbit yang ada di sepanjang sungai Kapuas, Pontianak. Foto: Daddy Cavalero
Tradisi Turun-temurun
Dirinya menambahkan, cerita tentang tradisi meriam karbit di bulan Ramadan sudah menjadi cerita turun-temurun dan budaya yang selalu dilestarikan dari generasi ke generasi, khususnya oleh masyarakat di tepian Sungai Kapuas.
"Ketika kita berpuasa, pada saat itulah kita mendengar dentuman meriam karbit. Meriam karbit tersebut disimbolkan untuk mengusir hantu-hantu yang mengganggu orang berpuasa. Hantu yang dimaksudkan itu adalah hawa nafsu," kata Syafaruddin.
Meriam karbit siap menyemarakkan malam takbiran di Pontianak. Foto: Daddy Cavalero
Gema meriam karbit akan terus terdengar seantero kota Pontianak selama Ramadan, puncaknya akan bergema di malam takbiran. Ribuan masyarakat kota Pontianak, akan mengunjungi kawasan tepian Sungai Kapuas, untuk nyucul meriam, menyalakan meriam karbit yang terbuat dari batang pohon berukuran besar itu.
ADVERTISEMENT
Ada juga yang hanya sekedar menyaksikan dentuman dari kejauhan, karena tak semua orang berani untuk menyalakan meriam ukuran raksasa itu.
Warga sudah bersiap 'perang' meriam karbit, Selasa (4/6). Foto: Daddy Cavalero
Rata-rata meriam karbit memiliki diameter 50 sentimeter sampai 100 sentimeter. Panjangnya pun beragam, mulai 3 meter hingga 5 meter. Sekali berdentum, suaranya terdengar di seluruh penjuru kota Pontianak. Para warga yang tinggal di tepian Kapuas, akan saling berperang suara memainkan meriam karbit.
Warga sudah memulai 'perang' meriam di sepanjang pinggiran sungai Kapuas, Pontianak, Selasa (4/6). Foto: Daddy Cavalero
"Dulu waktu kami sebagai tim asistensi budaya, kebetulan saya ketuanya, saya usulkan agar meriam karbit itu menjadi benda cagar budaya tak benda, alhamdulillah itu lolos, saya perjuangkan itu," ungkap Syarifuddin. (Hp8)