Turunkan Angka Stunting, Pemkot Pontianak Tingkatkan Literasi Warga

Konten Media Partner
10 Februari 2020 18:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu Widoyono. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu Widoyono. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu Widoyono mengatakan, angka stunting balita di Kota Pontianak pada tahun 2019 berada di angka 17,4. Angka ini dikatakannya, masih dalam range angka standar nasional maupun internasional.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2018, angka stunting kota Pontianak berada pada angka 22 persen. Alhamdulillah berdasarkan survei pemantauan 100 gizi di tahun 2019, kita mendapatkan angka stunting pada balita 17,4 dan pada baduta (balita dua tahun) sebesar 14,7. Presiden RI mengamanatkan angka stunting harus di bawah 14 persen jadi memang masih ada sedikit tantangan kita, tetapi angka ini sudah berada pada standar stunting WHO yakni di bawah 20 persen,” ujarnya saat memberikan sambutan pada kegiatan Hari Gizi Nasional di Taman Alun-alun, Senin (10/2).
Namun, apabila di masyarakat masih ditemukan anak dengan gizi buruk, Handanu memaparkan pihaknya akan turut memberikan pelayanan untuk perawatan gizi buruk tersebut. “Sebagian besar (gizi buruk) bukan disebabkan karena kurangnya nutrisi tetapi disebabkan adanya penyakit infeksi atau bawaan. Untuk penanganannya disamping memberikan terapi gizi juga harus juga ditangani penyakit-penyakit yang dideritanya,” jelasnya.
Ilustrasi anak Indonesia. Foto: Shutterstock
Berkenaan hal tersebut, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menyatakan, akan terus berupaya meningkatkan intensitas dalam meliterasi warga, baik terhadap orang dewasa hingga anak-anak mengenai permasalahan gizi.
ADVERTISEMENT
“Dengan memberikan pemahaman betapa pentingnya asupan gizi dalam makanan dan minuman bagi keluarga. Kita berupaya misalnya dengan melakukan pengawasan terhadap kantin-kantin sekolah hingga pasar-pasar yang menjual jajanan atau makanan. Kemudian anak-anak juga harus diberikan sosialisasi betapa pentingnya kandungan gizi dalam makanan, selain tambahan tablet penambah darah dan vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk daya tahan tubuh,” katanya.