UBSI Pontianak Kurangi Sampah Kertas dan Limbah Plastik

Konten Media Partner
22 Agustus 2019 15:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Seminar kemerdekaan digital yang digelar UBSI Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Hi!Pontianak - Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Pontianak bertekad menjadi kampus milenial berbasis digital. Hal tersebut terungkap pada Seminar Kemerdekaan Digital yang digelar UBSI Pontianak, di Hotel Golden Tulip Pontianak, Kamis (22/8). Sebanyak 201 siswa SMA/SMK di Pontianak hadir pada acara tersebut.
ADVERTISEMENT
Rektor Universitas Bina Sarana Informatika, Mochammad Wahyudi, mengungkapkan, hingga saat ini, kampus UBSI Pontianak sudah mengaplikasikan sarana digital, mulai dari mengurangi penggunaan kertas, hingga aplikasi untuk orang tua dalam mengawas anaknya.
"Jadi, seminar ini bentuk dalam sosialisasi kepada siswa-siswi dan guru dengan era digital seperti saat ini. Kami mengenalkan kampus digital. Di UBSI, kita ajarkan dari mulai pendaftar jadi mahasiswa, gak boleh gaptek (gagap teknologi), sampai kegiatannya, hingga selesai masa perkuliahan, mereka diajarkan serba digital. Maka kita berusaha untuk mengenalkan kampus digital, kampus milenial," kata Wahyudi, saat konferensi pers.
Mulai dari papan pengunguman yang sudah diterapkan dengan digital, rekap nilai, ujian, aplikasi pengawasan orang tua kepada anak di kampus, hingga pembayaran kampus, kata Wahyudi, semuanya sudah berbasis digital.
ADVERTISEMENT
Mardalina Handayani, owner Aloeloco.com, berbicara di depan 201 siswa SMA di Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Selain pengurangan sampah kertas, pihaknya juga mengungkapkan, UBSI sudah melarang penggunaan botol kemasan plastik dan merokok di kawasan kampus, baik itu oleh mahasiswa, dosen, hingga staf.
Dalam seminar kemerdekaan digital tersebut, UBSI menyajikan pembicara Danny D Kosasih sebagai Co-Founder & Partner Innovesia, Tessar Napitupulu sebagai Founder & CEO PT Arfadia dan Sidia dan Mardalina Handayani sebagai Owner Aloeloco.com.
Seminar tersebut memberikan ilmu perihal digital di era teknologi yang berkembang saat ini. "Dalam seminar ini, bagaimana kita bisa mengisi kemerdekaan ini dengan kreatif, inovatif, dan tentunya bisa membangun bangsa kita dengan teknologi digital. Didukung dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan juga seni sosial budaya indonesia," kata Danny, Co-Founder & Partner Innovesia.
ADVERTISEMENT
Tessar Napitupulu, Founder & CEO PT Arfadia dan Sidia, juga mengungkapkan dengan pengetahuan digital yang maksimal, maka akan memudahkan individu menyerap pekerjaan yang sudah berbasis digital. "BSI sudah bertahun-tahun menggunakan teknologi digitalisasi, sehingga di dunia kerja sangat cepat menyerap pekerjaan-pekerjaan yang ada, dan juga direspon sangat baik," kata Tessar.
Mardalina Handayani, Owner Aloeloco.com mengungkapkan, Pemerintah Kota Pontianak sendiri sudah sangat mendukung dunia digital. "Pemerintah kita sudah sangat mendukung apapun yang berbau digital, bahkan Wali Kota Pontianak sendiri sudah memiliki Co Working Space, bagi start up lokal untuk menemukan ide kreatifnya, disupport juga dengan pemerintah, dan pastinya BSI sangat bisa membantu program-program pemerintah ini. Tentunya Pontianak punya potensi dalam hal ini," kata Mardalina usai mengisi seminar kemerdekaan digital.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak, Garuda Wiko juga hadir dalam kegiatan tersebut untuk menandatangani MoU dengan Universitas BSI Pontianak. Dirinya mengungkapkan hal tersebut bertujuan agar tata kelola yang berbasis digital dapat berkembang di Universitas Tanjungpura.
"Kita punya IT tersendiri di Untan, kita berharap Untan juga menuju digitalisasi proses dan lain sebagainya. Mulai dari pendaftaran, pembayaran, kemudian bagaimana orangtua bisa memonitor dengan aplikasi-aplikasi yang kita siapkan. Sampai sekarang Untan sudah punya, hanya saja kita akan perbaiki agar kualitasnya lebih baik lagi," ungkap Wiko kepada wartawan. (hp8)