Viral Wanita di Kalbar Kejang Usai Vaksin, RS: Tak Ada Laporan KIPI Seperti Ini

Konten Media Partner
24 Juni 2021 16:06 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksinasi COVID-19. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksinasi COVID-19. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Terkait viralnya perempuan yang mengalami kejang, diduga usai vaksin COVID-19, Direktur RSUD dr. Rubini Mempawah, dr. David Sianipar, mengatakan, belum pernah ada laporan, bahwa yang dialami perempuan tersebut, merupakan gejala yang muncul setelah divaksin COVID-19, atau yang disebut dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
ADVERTISEMENT
"Saya belum ada menerima laporan, atau membaca laporan, (gejala KIPI) bisa kaku seperti itu atau kejang," jelas David kepada awak media, Kamis, 24 Juni 2021.
Menurut David, umumnya gejala yang muncul ringan. Kemudian bisa sembuh sendiri atau diobati. "Makanya, prosedurnya itu setelah divaksin kan disuruh menunggu 30 menit. Sebenarnya, itu untuk melihat apakah ada efek KIPI atau tidak. Jadi biasanya itu, efeknya muncul lebih dekat (waktunya) setelah divaksin. Jadi kalau divaksin sekarang, terus seminggu lagi efeknya ya saya rasa tidak begitu. Kalau dari laporan yang saya baca sih, efeknya dekat (waktunya) setelah divaksin," ujarnya.
Kemudian David menambahkan, berdasarkan laporan Komnas KIPI, ada 3 kategori gejala yang muncul setelah seseorang mendapatkan vaksin COVID-19 Sinovac. Yang pertama, keluhan atau gejalanya bersifat lokal. "Maksudnya yang di tempat suntikannya. Biasanya bisa pegal, nyeri, atau bengkak," katanya.
ADVERTISEMENT
Kemudian kategori yang kedua bersifat sistemik. Biasanya gejala yang muncul berupa demam, pusing, dan sakit kepala. Bisa juga sakit otot dan sendi.
"Kemudian kategori yang ketiga, bisa reaksi alergi. Seperti bentol-bentol dan merah bandannya. Umumnya itulah yang ditemukan," pungkas David.