Konten Media Partner

Warga Batu Ampar Digigit Saat Hendak Tancapkan Tanda Bahaya Keberadaan Buaya

9 Juli 2024 9:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban saat mendapat perawatan di rumah sakit. Warga Batu Ampar diterkam buaya saat hendak tancapkan tanda bahaya di sungai. Foto: Dok. Polres Kubu Raya
zoom-in-whitePerbesar
Korban saat mendapat perawatan di rumah sakit. Warga Batu Ampar diterkam buaya saat hendak tancapkan tanda bahaya di sungai. Foto: Dok. Polres Kubu Raya
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Seorang warga Batu Ampar, Solihin (51) diterkam buaya saat hendak menancapkan bambu di Sungai Lalat sebagai tanda keberadaan buaya muara pada Senin, 8 Juli 2024. Akibat terkaman buaya, warga Desa Padang Tikar Satu, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya (KKR), Kalimantan Barat tersebut mengalami patah tulang dan 11 jahitan di kaki kanan.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini bermula setelah anak korban mengabarkan bertemu dengan buaya pada saat memancing di kebun kelapa milik ayahnya tersebut sehari sebelumnya. Mendengar itu, korban berinisiatif untuk memastikan kebenaran cerita anaknya dan membawa sebatang bambu untuk ditancapkan di sungai sebagai penanda adanya buaya.
Namun, saat korban turun ke semak-semak di bibir sungai, seekor buaya menerkam kakinya dan menyeretnya ke dalam sungai. Untungnya, beberapa warga yang sedang memanen buah kelapa mendengar teriakan histeris Solihin. Mereka segera memberi bantuan, dan korban berhasil diselamatkan dari cengkeraman buaya.
"Korban selamat dan saat ini masih menjalani perawatan medis secara intensif. Akibat serangan buaya, korban mengalami sebelas jahitan luka terbuka bekas gigitan buaya dan patah tulang (fraktur tibia) di kaki sebelah kanan," ungkap Kapolsek Batu Ampar, IPDA Fahri Ahmad melalui Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya, AIPTU Ade pada Senin, 9 Juli 2024.
ADVERTISEMENT
AIPTU Ade bilang, saat ini pihak Kepolisian Batu Ampar bersama Babinsa, masyarakat, dan pemerintah desa masih terus melakukan pencarian terhadap buaya muara tersebut.