Profil Kekuatan Ekonomi Vatikan

Sturmius Teofanus Bate
Learning to quiet down and listen is essential for reaching your peak power
Konten dari Pengguna
14 Maret 2019 6:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sturmius Teofanus Bate tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
St Peter's Dome Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
St Peter's Dome Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Vatikan memang menyimpan banyak keunikan. Dalam konteks ekonomi internasional, Vatikan tergolong non-commercial economy karena aktivitas ekonomi komersial yang dijalankan sangat terbatas.
ADVERTISEMENT
Tidak tercatat adanya ekspor dan impor barang maupun jasa dengan negara lain, bahkan dengan Italia sebagai tetangga terdekatnya. Struktur perekonomian Vatikan yang unik tersebut mengakibatkan sulitnya mengukur kekuatan ekonomi negara tersebut dengan menggunakan kaidah-kaidah konvensional dalam perekonomian internasional.
Sumber Perekonomian Vatikan
Salah satu sumber ekonomi Vatikan berasal dari Sedekah Santo Petrus (kolekte) atau yang lebih dikenal dengan istilah Peter’s Pence, yakni sumbangan sukarela dari umat Katolik di seluruh dunia yang disalurkan kepada Vatikan melalui gereja-gereja lokal kepada Vatikan.
Secara historis, tradisi pemberian Peter’s Pence ke Roma diterapkan sejak peradaban Saxon di Inggris. Tradisi tersebut kemudian diformalkan oleh Paus Pius IX pada tahun 1871, di mana Peter’s Pence dianggap sebagai bentuk dukungan umat Katolik di seluruh dunia terhadap operasionalisasi gereja.
ADVERTISEMENT
Saat ini, pengumpulan kolekte tersebut dilakukan melalui gereja-gereja lokal dan pengumpulannya kepada Vatikan dilakukan sekali dalam setahun, yakni pada hari Minggu yang terdekat dengan tanggal 29 Juni.
Selain disampaikan melalui gereja lokal, Vatikan memiliki channel bagi umat Katolik maupun persons of goodwill (non-Katolik) untuk menyampaikan sumbangan secara langsung kepada Vatikan. Sumbangan tersebut dapat disalurkan secara online melalui website Peter’s Pence atau melalui nomor rekening yang dipublikasikan secara resmi dalam website Vatikan.
Sektor pariwisata memainkan peranan penting dalam perekonomian Vatikan. Selain Basilika Santo Petrus, obyek wisata utamanya adalah Museum Vatikan.
Museum Vatikan disebut-sebut sebagai salah satu museum terbaik di dunia dengan rata-rata jumlah pengunjung mencapai lebih dari 7 (tujuh) juta orang per tahun. Pendapatan rata-rata dari wisatawan mancanegara yang mengunjungi Museum Vatikan mencapai €133 juta atau setara dengan Rp 2,128 Triliun per tahun.
ADVERTISEMENT
Sumber pendapatan Vatikan juga mencakup penjualan produk-produk publikasi seperti buku, perangko, foto, maupun ornamen keagamaan. Vatikan juga memiliki sebuah stasiun TV dan juga media cetak dengan nama L’Osservatore Romano. Income dari sektor ini juga menjadi sumber ekonomi bagi Vatikan.
Istituto per le Opere di Religione atau Bank Vatikan adalah satu-satunya lembaga perbankan yang dimiliki oleh Vatikan. IOR beroperasi di bawah pimpinan seorang Direktur yang bertanggung jawab kepada advisory board yang dibentuk oleh Sri Paus.
IOR didirikan pada 27 Juni 1942 dan berfungsi sebagai safekeeping dan mengelola aset bergerak maupun tidak bergerak yang dihibahkan untuk Vatikan. IOR tidak menggunakan deposit yang dimiliki untuk memberikan pinjaman dan tidak menerbitkan sekuritas seperti saham, sertifikat obligasi, maupun produk perbankan lainnya.
ADVERTISEMENT
Dalam annual report 2017, jumlah deposit yang dikelola oleh IOR mencapai €5,7 miliar. Bank Vatikan disebut sebagai pilar ekonomi yang krusial bagi Vatikan karena disinyalir menyumbangkan €55 juta ke dalam state budget.
Front Office Bank Vatikan (Foto: http://www.ior.va/content/ior/en/media.html)
Sejak tahun 1982, operasionalisasi IOR dihadapkan dengan berbagai skandal, termasuk skandal politik dan keuangan yang mengakibatkan bangkrutnya Banco Ambrosiano (Bank Italia).
Skandal tersebut melibatkan pimpinan IOR, Archbishop Paul Marcinkus. Banyak pihak juga menyoroti permasalahan transparansi Bank Vatikan dan mengaitkan bank tersebut dengan berbagai kasus money laundering. Kritik utamanya adalah karena bank tersebut tidak transparan dan belum sepenuhnya tunduk terhadap kaidah-kaidah perbankan internasional.
Menyikapi berbagai tuduhan tersebut, Vatikan mulai menerapkan reformasi terhadap IOR pada tahun 2010, salah satunya dengan menandatangani perjanjian keuangan dengan Uni Eropa. Perjanjian tersebut bersifat supplementary terhadap perjanjian keuangan yang ditandatangani Vatikan dengan Italia pada tahun 2000.
ADVERTISEMENT
Terpilihnya Paus Fransiskus sebagai pemimpin Gereja Katolik sedunia juga telah membawa banyak perubahan dalam birokrasi Vatikan, termasuk di antaranya Bank Vatikan.
Pada 26 Juni 2013, Fransiskus membentuk satu komisi khusus untuk mengkaji status dan aktivitas Bank Vatikan. Komisi tersebut beranggotakan 4 (empat) orang pejabat internal Vatikan dan 1 (satu) orang ahli hukum dari Harvard Law School, Amerika Serikat.
Rekomendasi penting yang dihasilkan di antaranya peluncuran website IOR, penerbitan laporan keuangan IOR per tahun dan pembatasan pemilik rekening di IOR. Hingga saat ini, kepemilikan rekening pada Bank Vatikan dibatasi hanya untuk biarawan atau biarawati dan pejabat diplomatik negara lain yang diakreditasikan untuk Vatikan.
Reception Desk di Bank Vatikan (Foto: http://www.ior.va/content/ior/en/media.html)
Operasionalisasi Bank Vatikan kini sudah menjadi transparan dan tunduk terhadap kaidah perbankan internasional. Dalam hal ini, Jean-Baptiste de Franssu dinilai berhasil menjadikan Bank Vatikan transparan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan Paus Fransiskus. Franssu ditunjuk menjadi Direktur Bank Vatikan pada 9 Juli 2014.
ADVERTISEMENT
Dengan sumber ekonomi yang terbatas, expenditure atau belanja publik Vatikan juga terbatas untuk hal-hal operasional seperti pemeliharaan infrastruktur fisik; operasional berbagai lembaga pemerintahan, termasuk perwakilan diplomatik Vatikan (nunciature) di berbagai belahan dunia; dan pembayaran gaji untuk sekitar 2.800 orang awam yang bekerja untuk Vatikan.
Selain itu, belanja publik Vatikan juga mencakup kunjungan Paus ke negara lain, operasionalisasi untuk stasiun TV dan media cetak milik Vatikan, L’Osservatore Romano. (FINE)