Gelar Musyawarah, Prodi Ners Unmuh Jember Turunkan Angka Kematian Ibu dan Anak

Humas Unmuh Jember
Humas Universitas Muhammadiyah Jember
Konten dari Pengguna
18 Oktober 2022 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Humas Unmuh Jember tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana saat musyawarah antara Prodi Ners dan Masyarakat Desa Sukorambi (Sumber : Humas Unmuh Jember).
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat musyawarah antara Prodi Ners dan Masyarakat Desa Sukorambi (Sumber : Humas Unmuh Jember).
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Profesi Ners kelompok satu Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember menyelenggarakan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa Pertama (MMD 1) di Desa Sukorambi, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, sabtu lalu (15/10).
ADVERTISEMENT
Ketua panitia, Mohammad Dafid Masrofi menyatakan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan manajemen kesehatan ibu hamil terlebih lagi kegiatan ini juga membahas risiko tinggi ibu hamil terhadap anemia untuk mengurangi AKI AKB (Angka Kematian Ibu dan Bayi). Dafid berharap, setelah kegiatan MMD 1 terlaksana, angka kematian ibu dan bayi yang disebabkan oleh anemia di kawasan Sukorambi dan sekitarnya akan menurun.
Kasus anemia pada ibu hamil yang terjadi di Indonesia sebagian besar didominasi karena kekurangan zat besi (Fe), sehingga disebut sebagai anemia gizi besi atau anemia defisiensi besi. Ibu hamil merupakan kelompok yang paling rentan mengalami permasalahan defisiensi besi ini. Hal ini mengingat pada masa kehamilan ibu hamil yang pasti memerlukan tambahan zat besi guna meningkatkan jumlah sel darah merah plasenta dan janin.
ADVERTISEMENT
Apabila persediaan cadangan “Fe” di dalam tubuh dalam kadar minimal, maka setiap proses kehamilan akan menguras cadangan Fe dalam tubuh. Akhirnya, ibu akan menderita anemia pada kehamilan berikutnya. Perlu di ketahui bahwa anemia pada ibu hamil bukan hanya akan berdampak pada ibu, tetapi juga pada bayi yang di kandungnya.
Bayi yang lahir dari ibu menderita anemia kemungkinan besar akan memiliki cadangan zat besi rendah atau tidak memiliki persediaan zat besi sama sekali. Akibatnya, bayi mengalami anemia sejak di lahirkan dan memiliki risiko berat badan lahir rendah, cacat bawaan hingga kematian janin dalam kandungan.
Suasana saat musyawarah sedang berlangsung (Sumber : Humas Unmuh Jember).
Bukan hanya itu saja, anemia pada ibu hamil juga mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan kematian maternal. Menurut data Sampling Registration System (SRS) pada tahun 2018, sejumlah 76% kematian ibu terjadi pada fase persalinan maupun pasca persalinan. Dengan 24% kematian ibu terjadi saat hamil, 36% terjadi saat persalinan dan 40% pasca persalinan. Sedangkan 62% kasus kematian ibu dan bayi terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang menyebabkan Dafid beserta seluruh anggotanya untuk menginformasikan kondisi anemia, penyebab hingga penanganannya penting di ketahui oleh masyarakat, tenaga kesehatan maupun para pemangku pemerintahan yang setempat.
“Kerjasama dari semua pihak di perlukan mengingat tingginya angka kematian ibu hamil dan bayi akibat anemia merupakan masalah kita bersama.” ungkap Dafid
Dengan dukungan oleh Kepala Desa Sukorambi, tenaga kesehatan Sukorambi, ibu kader dari 19 anyelir dan ketua Rumah Desa Sehat (RDS), diharapkan mampu menekan angka kematian ibu dan bayi akibat anemia sekaligus sebagai manajemen kesehatan ibu dan bayi yang lebih baik selama kehamilan, persalinan maupun pasca persalinan.