Konten dari Pengguna

Observasi KKN MAs Tim 117 ke UMKM Desa Kedawung: Inspirasi Ibu Marsudi

Universitas Muhammadiyah Surakarta
Akun ini dikelola oleh Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta Unggul Mencerahkan Mendunia
10 Agustus 2024 12:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Observasi KKN MAs Tim 117 ke UMKM Desa Kedawung: Inspirasi  Ibu Marsudi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KARANGANYAR, 8 Agustus 2024 — Pada Kamis, 8 Agustus 2024, pukul 10.00 WIB, mahasiswa KKNMAs Unit 117 melakukan kunjungan observasi ke salah satu UMKM di Desa Kedawung. UMKM yang menjadi tujuan kunjungan tersebut adalah usaha keripik milik Ibu Marsudi Siwi, seorang pengusaha lokal yang telah merintis bisnisnya sejak tahun 1989.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan ini, mahasiswa berkesempatan untuk belajar langsung dari pengalaman dan pengetahuan Ibu Marsudi dalam mengelola usaha keripik yang telah dikenal di wilayah Kecamatan Jumapolo.
Ibu Marsudi, salah satu pendiri UMKM keripik ini, memproduksi berbagai jenis keripik dengan aneka rasa. Produk unggulannya adalah keripik tempe, yang diproduksi dengan berbagai varian seperti tempe dengan tapioka dan dibungkus daun. Selain itu, beliau juga memproduksi keripik kenikir, bayam, pisang, dan singkong dengan berbagai rasa yang memikat. Ibu Marsudi bahkan memproduksi tempenya sendiri untuk memastikan kualitas bahan baku terbaik bagi produk keripiknya. Produksi keripik dilakukan secara fleksibel, tanpa jadwal kerja yang kaku, memungkinkan beliau untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pasar.
Produk keripik buatan Ibu Marsudi sebagian besar dijual di pasar lokal, terutama di sekitar Kecamatan Jumapolo. Namun, pada momen-momen tertentu seperti Hari Raya Idulfitri, Natal, dan Tahun Baru, produk-produk ini juga sering dipesan sebagai oleh-oleh, sehingga omzetnya bisa mencapai Rp. 5.000.000 hingga Rp. 6.000.000. Dalam kondisi normal, omzet yang dihasilkan mencapai Rp. 2.000.000 per bulan. Produk-produk ini dikemas dalam berbagai jenis kemasan, mulai dari plastik biasa, mika, hingga standing pouch, dengan harga yang disesuaikan antara Rp. 10.000 hingga Rp. 70.000 tergantung kemasan dan rasa yang dipilih.
ADVERTISEMENT
Selama perjalanan bisnisnya, Ibu Marsudi mengandalkan ketekunan dan keyakinannya kepada Tuhan. Meski tanpa karyawan tetap, beliau mampu mempertahankan kualitas produksi dengan cara manual. Proses pembuatan keripik singkong, misalnya, bisa diselesaikan dalam satu hari dengan bantuan empat orang pekerja lepas dan bahan baku yang didapat dari pengirim dan kebun sekitar. Prinsip hidupnya sederhana namun penuh makna, “Bisa membuat harus bisa menjual,” yang menjadi motivasi utama dalam mengembangkan usaha keripiknya.
Latar belakang Ibu Marsudi sebagai seorang istri yang ingin berkontribusi pada ekonomi keluarga menjadi pendorong utama dalam memulai bisnis ini. Beliau ingin membuktikan bahwa sebagai wanita, harus bisa memiliki penghasilan sendiri. Tidak hanya itu, motivasi beliau juga untuk meningkatkan nilai jual keripik di Desa Kedawung, sehingga dapat mengangkat potensi lokal. Berkat usahanya, Ibu Marsudi pernah meraih juara 2 dari 102 peserta dalam sebuah kompetisi yang diikuti, menunjukkan bahwa usahanya tidak hanya dikenal secara lokal, tetapi juga dihargai secara lebih luas.
ADVERTISEMENT
(Tim KKNMAs Desa Kedawung 117).