Yayasan Buddha Tzu Chi: Tebarkan Kebaikan Tak Pandang Perbedaan

PROKOPIM
Akun Resmi Pemerintah Kota Bandung
Konten dari Pengguna
5 November 2019 8:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PROKOPIM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wali Kota Bandung, Oded M.Danial Saat Menghadiri Peresmian Aula Jing Si, di Jalan Jenderal Sudirman No. 628 Bandung, Foto : Humasbdg
Ajaran kebaikan dari Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, menjadi pedoman bagi para relawan yayasan untuk terus beramal dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Para relawan tak pernah melihat latar belakang suku, budaya, atau agama saat membantu sesama.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dikemukakan Ruchiyat Kurniadi, salah seorang relawan Yayasan Buddha Tzu Chi, yang hadir dalam peresmian Aula Jing Si, di Jalan Jenderal Sudirman No. 628 Bandung, Minggu (3/11/2019).
Salah satu amanat Master Cheng Yen adalah berbagi kepada lintas agama. Sebab dalam pandangan para relawan, manusia harus diperlakukan sama dengan penuh cinta kasih. Kerelawanan menolong sesama manusia adalah kunci amanat Master Cheng Yen.
“Selama ini karena kita selalu mengedepankan misi yang diajarkan master. Kita ini lintasagama, lintas suku, dan tidak membeda-bedakan semua bangsa. Kita lihat dari logonya Tzu Chi itu kapal, sekoci, itu artinya adalah menebarkan cinta kasih kepada sesama. (Sedangkan) Kita berbuat ibadah berdasarkan kepercayaan masing-masing,” beber Ruchiyat.
Master ChengYen adalah seorang biksuni asal Taiwan yang menginisiasi yayasan ini. Berkat gagasannya, Yayasan Tzu Chi sudah tersebar di 60 negara dan senantiasa menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Seperti kebakaran hutan di Amerika, membantu pengungsi di Spanyol, hingga menolong warga yang terkena banjir bandang di Taiwan.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, kiprah yayasan ini dikuatkan oleh kantor-kantor penghubung di 18 kota dan sudah berlangsung selama 26 tahun. Sedangkan di Kota Bandung yayasan ini telah berdiri selama 15 tahun. Selama itu pula para relawan membantu masyarakat, dari mulai bantuan untuk bencana alam, panti asuha, hingga sumbangan rutin kepada pesantren.
“Selama menghirup udara yang sama, minum air yang sama, dan berdarah yang sama berwarna merah, kita lakukan amal. Karena kita kalau berbuat baik pahala untuk kita. Dengan berbuat baik itu bisa mengubah nasib kita,” imbuhnya.
Ia mengaku selalu mendapat sambutan hangat saat memberikan bantuan di Kota Bandung dan kota-kota lain di Jawa Barat. Khusus di Kota Bandung, yayasan ini telah merenovasi 28 rutilahu (rumah tidak layak huni) dan memberikan bantuan kepada 600 orang miskin.
ADVERTISEMENT
“Memang kadang kita suka ketemu kesalahpahaman. Tapi setelah memahami, kita buktikan dan kerjakan, dapat diterima dengan baik,” katanya.