HIMABi UM Sumatera Barat Inisiasi Kuliah Umum Pencegahan Stunting

Humas UM Sumatera Barat
UPT. Humas Promosi dan PMB Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Konten dari Pengguna
8 September 2022 13:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Humas UM Sumatera Barat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Istilah kata stunting belakangan menjadi trending topik yang sering di perbincangkan kalangan orang tua yang memiliki anak balita. Dikutip dari website dinas kesehatan provinsi Bali, Stunting dan pendek sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi, namun stunting dan pendek memiliki perbedaan, oleh sebab itu kedua kondisi ini membutuhkan penanganan yang berbeda. Sederhananya stunting adalah pendek namun pendek belum tentu stunting.
ADVERTISEMENT
Bidan sebagai garda terdepan yang sangat dekat dengan ibu dan anak memiliki peran penting dalam penanganan kasus ini. Sebagai upaya pencegahan terhadap Stunting, Himpunan Mahasiswa Bidan (HIMABI) Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat gelar Kuliah Pakar bersama dr. Erman Ramli, Sp.OG(K) dengan tema “Upaya Pencegahan Stunting Selama Kehamilan” bertempat di Convention Hall Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag, Kampus III UM Sumatera Barat, Rabu (7/9).
Dekan Fakultas Kesehatan, Yuliza Anggraini, S.ST., M.Keb., dalam sambutannya mengucapkan terimakasih pada dr. Erman Ramli, Sp. OG (K) yang selalu siap sedia dan setia berbagi ilmu bersama UM Sumatera Barat, khususnya Fakultas Kesehatan. Tidak hanya pada kuliah umum, bahkan jauh sebelum ini dr. Erman Ramli selalu memberi saran, masukan, dan fikirannya untuk kemajuan Fakultas Kesehatan UM Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya kami berikan apresiasi tinggi pada HIMA Kebidanan yang telah membuat acara hebat seperti ini, kami akan selalu mendukung setiap kegiatan positif dari mahasiswa. Semoga dalam kegiatan ini kita dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari narasumber, tuturnya.
Sementara itu Wakil Rektor III UM Sumatera Barat, Moch. Abdi, SE., MM., mengatakan ada sebuah hal yang mesti jadi perhatian dibalik semua kebijakan pemerintah yang perlu penyikapan dari kita masyarakat. Seperti upaya penanggulangan Stunting di Indonesia.
Fakultas Kesehatan seringkali menggelar kegiatan dengan tema menarik yang menjadi perhatian semua orang. Tentu ini menjadi hal penting karena mahasiswa dan masyarakat perlu memiliki pengetahuan dalam hal ini.
Apalagi mahasiswa Fakultas Kesehatan ada banyak hal yang perlu diketahui selain ilmu dasar, teori, dan praktek, perlu ditambahkan dengan ilmu yang didapat langsung dari pakar keilmuan mengenai konteks pencegahan Stunting di tengah-tengah masyarakat. Selain menambah wawasan dan mempertajam keilmuan kegiatan semacam ini makin memperluas ilmu kita serta memudahkan dalam mengembangkan karir, ungkap Abdi.
ADVERTISEMENT
Diawal materinya dr. Erman Ramli, Sp.OG(K) menyampaikan bahwa stunting merupakan kasus yang sedang tren di Indonesia, hal ini disebabkan angka Stunting di negara ini mencapai 30%. Angka tersebut jauh berada dibawah ketetapan organisasi kesehatan dunia (WHO) yang merekomendasikan kurang dari 20%. Persentase stunting yang cukup tinggi tersebut mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, hingga upaya pencegahannya dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia.
Stunting tidak hanya menyebabkan tubuh jadi lebih pendek, tapi Stunting juga menghambat pertumbuhan otak yang membuat otak jadi lebih kecil. Kita semua memiliki peran penting dalam pencegahan stunting, yang pada dasarnya disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka panjang hingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, ucap dr. Erman.
Beliau menambahkan, WHO sebagai organisasi kesehatan dunia menyampaikan hal yang jadi penyebab stunting adalah gizi buruk, infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi psikososial. Jika ketiga hal tersebut terjadi secara terus-menerus pada 1.000 hari pertama sejak kelahiran bayi, akan jadi penyebab utama terjadinya stunting pada anak. Selain itu Stunting juga disebabkan oleh faktor infeksi saat kehamilan, stimulasi yang tidak tepat, hingga perkembangan harian anak yang tidak diketahui secara pasti, ungkapnya.
ADVERTISEMENT
https://www.umsb.ac.id/
Foto : Dokumentasi UM Sumatera Barat