Perilaku Manusia Dalam Menyikapi Sampah Plastik dari Masa ke Masa di Indonesia

Hyram Daiva
Freelancer
Konten dari Pengguna
16 Desember 2021 7:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hyram Daiva tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kaitan antara plastik dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Sangat banyak aktivitas manusia yang melibatkan penggunaan plastik. Karena pada dasarnya plastik memang menjadi sebuah entitas yang memiliki beragam manfaat dan solusi, mulai dari melindungi suatu barang dari air dan berbagai cuaca, hingga menjadi bahan kemasan produk. Namun, yang menjadi permasalahan utama adalah ketika plastik tersebut tidak dikelola dengan baik dan dibiarkan mencemari lingkungan. Karena, sifat sampah plastik tidak mudah terurai, proses pengolahannya menimbulkan toksik dan bersifat karsinogenik, butuh waktu sampai ratusan tahun bila terurai secara alami.
ADVERTISEMENT
Permasalahan mengenai sampah plastik bukanlah hal baru khususnya di Indonesia. Berdasarkan data survei dari KLHK, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada 2020 dan diperkirakan akan meningkat 5% setiap tahunnya. Dapat dilihat bahwa sampah plastik di Indonesia perlu mendapatkan perhatian lebih dari seluruh lapisan masyarakat. Demi mewujudkan Indonesia yang lebih hijau dan lestari, diperlukan berbagai pendekatan kajian humaniora untuk memahami tantangan dan peluang untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat terhadap sampah plastik.
Dalam Virtual Talk bertajuk "Plastik dan Evolusi Perilaku Manusia" yang diselenggarakan oleh Unilever Indonesia dan kumparan, kaitan antara plastik dan perilaku manusia dibahas dari tiga sisi keilmuan yakni psikologi, sosiologi dan antropologi. Hasilnya, budaya yang baik dalam menyikapi plastik perlu dilakukan sejak dini. Karena budaya yang sudah ada tidak dapat dibiarkan berlangsung lebih lama lagi. Pentingnya membangun sebuah budaya baru dalam menyikapi plastik perlu dilakukan demi generasi selanjutnya. Bagaimana caranya? Perlu dibentuk dari lingkup terkecil yakni keluarga. Mari lakukan pilah plastik di rumah agar generasi Indonesia selanjutnya lebih baik dalam menyikapi sampah.
ADVERTISEMENT