Nonton The Curse dan Misteri Kamera HP Yang Mendadak Blackout!

Dhini Hidayati
Chief of kumparanMOM
Konten dari Pengguna
7 Mei 2017 2:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dhini Hidayati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pertama kali nonton, gue punya expektasi yang nggak terlalu tinggi. Yaudah, buat hiburan weekend aja gitu maksudnya, sambil ngisi waktu nungguin mobil beres dicuci di Blok M Square.
ADVERTISEMENT
Film ini bercerita tentang pegacara bernama Shelina (Prisia Nasution) yang sukses menangin kasus pembunuhan sebuah keluarga, yang berhasil melambungkan namanya sebagai pengacara. Tapi kemudian selang waktu berlalu, ia dihantui roh halus dan rasa bersalahnya sendiri karena membela dan memenangkan kliennya, Linn (Dennise) yang sebetulnya berada di pihak yang bersalah. Well, ini adalah angle menarik yang patut di gali dari pengalaman riil profesi pengacara dalam dunia nyata. Good one!
Film yang digarap berlatar lokasi Australia ini, kalau dilihat alur ceritanya, secara general film ini sebenernya nggak istimewa, tipikal horor dan agak mirip dengan horor-horor produksi Thailand. Tapi ada beberapa detil yang menurut gue menarik, dan bikin mixed feeling ketika nonton.
ADVERTISEMENT
But there was one thing that tingling and bring back my highschool memories, waktu Shelina disuruh membakar mantra, untuk kemudian abu kertasnya dilarutin ke air, lalu kemudian diminum. Spontan gue ketawa karena inget waktu masa-masa ujian ketika SMA dulu, gue berharap bisa hafalin isi buku sejarah dengan ngebakar buku dan minum larutan abunya supaya hafal tanpa harus belajar! Haha. Receh banget gue.
Nah, didalem bioskop gue sempet beberapa waktu ngerasa goosebumps (ini serius gaes!). Ceritanya gue mau melakukan sedikit perbuatan tidak terpuji dengan bikin IG story cuplikan filmnya, maksudnya mau kasiliat ternyata film ini nggak se-receh yang gue kira. Bagitu gue nyalain kamera, gue heran karena blackout sama sekali. "Masa iya kamera HP gue rusak? Tadi baik-baik aja". Karena penasaran, gue coba nyalain kamera mode biasa, bukan dari IG story, LAH KOK MUNCUL GAMBARNYA?!
ADVERTISEMENT
Gue coba lagi pake kamera IG story, masih juga blackout. Panik dong! Sementara sebelah kanan gue sampe ke pojok itu kursinya kosong semua, dan mendadak gue merinding. Jangan-jangan setan di bioskop ini lagi isengin gue. karena gue gamau ketakutan sendirian, gue bisik-bisik sm temen di sebelah kiri gue tentang kamera gue yang blackout. Dengan krenyit jidat, dia ambil HP gue dan klik icon kamera. Deym, ternyata IG stiry gue modenya kaera depan, yaiyalah blackout. Dasar malih! abis deh gue diketawain dan ngetawain diri sendiri juga, shame on me! Giimana nggak mixed feeling coba?!
Nah, kalau dilihat dari angle sinematografinya, film ini kebantu banget dengan pemilihan lokasi syuting di Australia yang punya banyak landscape jalan panjang, angin sepoi dan pohon-pohon ranting tipikal musim gugur khas negara 4 musim, mendukung banget buat bangun suasana epic horor dan thriller. Belum lagi ditambah scoring yang bikin gue selalu curiga dan harap-harap cemas kapan setannya muncul! Jadi nontonnya semacem muncul love-hate relationship gitu kan sama karakter setannya.
Tapi menurut gue ada flaws di akhir film, yang justru bikin gue bertanya-tanya. Pertama soal dialog yang terdengan kaku banget antara Linn dengan pacarnya, udah lama tinggal di Australia dan diskusi sama pacar dengan Bahasa Indonesia yang baku. Doesn't sounds right. Kedua adalah soal pemilihan wardrobe Linn yang menurut gue cukup mengganggu. Linn kenapa harus pake baju ribet yang mirip kebaya sama kain jarik sih? Akan lebih natural kalau dia pakai jeans dengan tshir casual dan cardigan kan?
Overall sih film ini lumayan bikin gue hampir kontraksi karena kaget dan ketawa bergantian. Yah kalau lagi mau nyalonin mobil dan gatau mau ngapain, daripada gibah apalagi ngabisin duit buat belanja karena laper mata, boleh lah ngisi waktu dengan nonton film ini, itung-itung mendukung karya anak bangsa. hehe. Happy weekend dan salam uka-uka!
ADVERTISEMENT