Garda Seni Garawangi, Melestarikan Seni Tradisonal

Ida Umy Rasyidah
Mahasiswa aktif jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
31 Agustus 2020 12:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ida Umy Rasyidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penampilan Calung pada Garda Seni Garawangi (22/08/2020). Foto: Garuda Kaliwon
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Calung pada Garda Seni Garawangi (22/08/2020). Foto: Garuda Kaliwon
ADVERTISEMENT
Agustus menjadi bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Bulan ini menjadi momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia. Beragam perayaan dilakukan oleh masyarakat dari Sabang sampai Merauke.
ADVERTISEMENT
Mungkin pada perayaan kali ini berbeda dengan perayaan-perayaan kemerdekaan sebelumnya, seperti yang sudah kita ketahui, adanya pandemi corona ini memengaruhi segala aspek kehidupan kita termasuk dalam merayakan kemerdekaan tahun ini.
Di daerah lain biasanya perayaan kemerdekaan diisi oleh lomba-lomba tradisonal, seperti balap karung, balap kelereng, panjat pinang dan lain-lain. Desa Garawangi, Kuningan, Jawa Barat melakukan hal yang berbeda dalam memeriahkan kemerdekaan ini. Garuda Kaliwon, karang taruna yang berasal dari Dusun Kaliwon, salah satu dusun di Garawangi menggagas ide untuk melaksanakan garda seni atau pagelaran seni.
Berbanding lurus dengan rencana karang taruna Garuda Kaliwon, tema besar yang diambil pemerintahan pada kemerdekaan ini adalah “Indonesia Maju” yang merupakan gambaran dari Pancasila sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara, yang dilengkapi dengan logo “Bangga Buatan Indonesia” sebagai cara menumbuhkan kecintaan pada produk dalam negeri
ADVERTISEMENT
Melalui tema besar kemerdekaan ini, Garuda Kaliwon merepresentasikan perayaan kemerdekaan melalui garda seni. “Bangga Buatan Indonesia” di sini ditujukan untuk bangga kepada seni asli Indonesia, khususnya kesenian Sunda.
Hotibi selaku Ketua Karang Taruna Garuda Kaliwon sekaligus ketua pelaksana garda seni ini menjelaskan alasan khusus diadakan acara ini, “Garda seni ini diadakan untuk melestarikan kesenian tradisonal yang mulai punah dan agar para pemuda yang sudah diperbudak ponsel menjadi melek seni.” Respon para pemuda terkait hal ini pun beragam, banyak yang tertarik dan beberapa yang masih fokus pada ponselnya, tak pantang menyerah Garuda Kaliwon terus mengajak para pemuda Garawangi untuk melek seni.
Mengambil tema “Rempug, jukung, sauyunan ngawujudkeun Garawangi mukti” yang memiliki arti bersama-sama, satu tujuan untuk mewujudkan desa Garawangi yang kompak dan mandiri, untuk itu karang taruna yang merupakan organisasi kepemudaan dalam acara garda seni ini berperan sebagai perencana, panitia dan pelaku seni dan didukung oleh pemerintah desa untuk tercapainya Garawangi mukti.
ADVERTISEMENT
Garda seni ini bekerja sama dengan dalang wayang golek milenial asal Garawangi, Aan Anjasmara yang sudah sering kali tampil di berbagai acara. Pertunjukan utamanya adalah wayang golek yang didalangi Aan Anjasmara. Selain itu, setiap dusun mengirimkan suatu pertunjukan yang akan ditampikan, ada calung dari Garuda Kaliwon, rudat dari Karangken (KGR), kroncong dari Pagarwangi, perkusi kohkol dari Ipnaga dan gamelan. Garda seni diselenggarakan di alun-alun desa Garawangi pada Sabtu 22 Agustus 2020.
Karena garda seni ini termasuk dalam rangkaian perayaan kemerdekaan, acara ini menunjukan kesan kemerdekaannya melalui penyerahan wayang golek yang dilakukan oleh pasukan Paskibra SMAN 1 Garawangi lengkap menggunakan kostum Pakaian Dinas Lapangan (PDL) sebanyak 18 orang.
Terkait protokol kesehatan, para panitia menyediakan tempat cuci tangan lengkap dengan sabun di pintu masuk dan mengharuskan seluruh panitia dan penonton untuk memakai masker. Selain itu Kepala Desa Garawangi, Haswidi menjelaskan pada sambutan garda seni bahwa acara ini bukan untuk menantang virus corona, tapi untuk membiasakan dalam kebiasaan baru yang sedang kita lakukan.”
ADVERTISEMENT
Ida Umy Rasyidah
Politeknik Negeri Jakarta
Ig: @idumdumr