Review Kumparan Onboarding Batch 2

Konten dari Pengguna
14 November 2017 18:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Idham Aulia Shaffansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tahun 2017, Kumparan hadir kembali dengan Kumparan Onboarding Batch 2, Selasa, 14 November 2017 di Ballroom Kuningan City. Kira-kira pukul 08.30 acara dimulai dan dibuka oleh MC dan dilanjutkan dengan pembukaan oleh Hugo Diba selaku CEO Kumparan. Dalam presentasinya, Hugo memaparkan 7 hal yang membuat bangga diri para wartawan Kumparan, orang tua, teman, dan pacar.
ADVERTISEMENT
1. Menjadi bagian dari tim yang hebat
2. Tumbuh dan berkembang pesat
3. Memiliki kredibilitas kuat
4. Banyak partner yang mendekat
5. Membawa banyak manfaat
6. Terdepan dalam teknologi
7. Mendapat ESOP (Employee Stock Ownership Plan)
Setelah acara dibuka oleh Hugo, kemudian dilanjutkan ke-Talkshow sesi pertama dengan pembicara pertama yaitu Najelaa Shihab (pendidik) dan pembicara kedua yaitu Lyra Puspa (President Vanaya Coaching Institute). Pada bincang-bincang kali ini, Najeela Shihab membawakan presentasi yang berjudul “Semua Guru Semua Murid” yang dimaksudkan bahwa wartawan juga berperan sebagai pendidik. Sedangkan Mbak Lyra membawakan presentasi dengan judul “Sharing is Caring”. Dalam presentasinya, ada satu kalimat yang membekas di hati, yaitu “cita-cita mesti tinggi, karena kenikmatannya adalah saat kita mengejarnya, bukan mencapainya”.
ADVERTISEMENT
Acara dilanjutkan dengan Talkshow sesi kedua dengan pembicara yaitu Rachmat Gobel (Presiden Komisaris Panasonic Gobel Group). Topik yang dibawakan pada presentasinya yaitu “Menuju masa depan industri yang kuat” dengan judul presentasi yaitu “Berbakti Kepada Negara Melalui Industri”.
Talkshow sesi ketiga diisi oleh Gubernur DKI Jakarta yaitu Anies Baswedan. Secara garis besar, bahasan yang dibicarakan mengenai pendidikan di DKI Jakarta, namun, Anies juga membahas mengenai perhatian pemerintah terhadap literatur di Jakarta. Anies menekankan bahwa dalam bekerja, seseorang haruslah “Do by Heart”.
Bincang-bincang selanjutnya diisi oleh Panglima Besar TNI yaitu Jendral TNI Gatot Nurmantyo. Secara garis besar membahas mengenai kehidupan cyber, baik kejahatannya maupun ketahanan yang dilakukan TNI terhadap cyber. Gatot mengatakan, di era global ini, TNI menyesuaikan dengan zaman mau tidak mau, suka tidak suka. Menurutnya, kemajuan teknologi berdampak positif dan negatif. Tidak ada masalah dalam dampak positif teknologi, namun terdapat masalah dalam dampak negatif teknologi sehingga perlu dinetralkan. Akun-akun media sosial TNI yang dulu kaku, kini telah menyesuaikan perkembangan sehingga menjadi fleksibel dari segi bahasa, namun tetap disesuaikan dengan sasaran audiensnya.
ADVERTISEMENT
Sebelum Gatot Nurmantyo tiba di tempat, peserta sempat beristirahat dan dipersilakan makan sebelum dilanjutkan kembali dengan bincang-bincang bersama Gatot. Selanjutnya, bincang-bincang diisi oleh Handoko Hendrayono (Produser), Fajar Nugros (Sutradara), dan Sulung Landung (manajer). Mereka bertiga adalah orang yang aktif di dunia perfilman Indonesia. Bincang-bincang kali ini membahas mengenai industri film di Indonesia secara garis besar. Kemudian bincang-bincang dilanjutkan dengan pembahasan mengenai “Resonasi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme dengan pembicara yaitu Suhardi Alius (Kepala BNPT). Talkshow dilanjutkan dengan pembicara Martin, Keenan Pearce, lalu Karina Salim.