Danau Toba dan Medan, Pesona Kampung Halamanku yang Tak Terbantahkan

Idris Hasibuan
Anak kos yang doyan kelayapan / www.ngayap.com
Konten dari Pengguna
9 Juli 2018 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Idris Hasibuan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Danau Toba dan Medan, Pesona Kampung Halamanku yang Tak Terbantahkan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Mudik selalu menjadi agenda rutin tiap tahunku. Bagaimana tidak, momen mudik selalu mampu membuat anak rantau seperti saya ingin selalu menikmati suasana kampung yang membesarkanku, masakan ibu yang paling enak di dunia ini. Tahun 2018, saya rasa hampir semua anak rantau sangat berterimkasih karena cuti bersama yang sangat panjang.
ADVERTISEMENT
Sebelum mudik, tentu persiapan mudik harus diatur secara matang. Mulai dari jumlah THR yang harus diberikan ke ponakan, oleh-oleh buat abang dan adek, Baju Koko buat ayah, Kue lebaran buat ibu sampai dengan tiket pesawat murah. Memang semuanya sungguh menguras kantong. Tapi nyatanya, kebersamaan jauh lebih berarti dari pada nominal uang.
Singkat cerita, lebaran pun berlalu dengan bahagia. Mengunjungi saudara-saudara sampai hari ke tiga lebaran sungguh sangat melelahkan. Hingga akhirnya, tibalah saatnya untuk menghabiskan waktu sendiri dengan cara solo backpaker di Danau Toba dan Medan.
Setelah meminta restu dari ayah dan ibu, perjalanan solo backpaker pun di mulai. Di mulai dari Danau Toba kemudian dilanjutkan dengan Medan. Berikut destinasi yang saya kunjungi selama di Danau Toba dan Medan.
ADVERTISEMENT
Hari Pertama, Menjelajahi Tomok
Setelah saya menyeberang ke Samosir, Tomok menjadi destinasi pertama sayang kunjungi. Di mulai dari menari bersama si gale-gale, mengeksplore pasar tomok dengan kearifan lokal yang sangat kental sampai dengan memahai sejarah batak di Museum batak.
Dan tak lupa juga mengunjungi komplek Raja Sidabutar. Komplek raja ini ada makam-makam tua Raja Sidabutar, penguasa Tomok, Samosir dari batu dan merupakan peninggalan dari masa megalitikum. Setelah puas dengan destinasi yang ada di Tomok, saya melanjutkan perjalanan ke komplek Batu Raja Siallagan.
Danau Toba dan Medan, Pesona Kampung Halamanku yang Tak Terbantahkan (1)
zoom-in-whitePerbesar
Batu Kursi Raja Siallagan merupakan objek wisata ini berada di Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Huta Siallagan artinya adalah kampung Siallagan. Kampung ini dikelilingi tembok batu tersusun rapi setinggi 1,5 hingga 2 meter.
ADVERTISEMENT
Di dalamnya terdapat Batu Kursi Raja Siallagan yang digunakan untuk mengadili para pelaku kejahatan atau pelanggar hukum adat. Jika kejahatannya ringan, maka pelaku akan dijatuhi hukuman pasung. Jika kejahatannya berat, maka pelaku akan dijatuhi hukuman pancung.
Tak jauh dari Kampung Siallagan, berjalan sedikit ada Taman Legenda Danau Toba yang menjelaskan asal-usul terjadinya danau toba. Tak terasa waktu mulai sore hari dan udara semakin sejuk. Dan salah satu lokasi yang pas buat menikmati sore hari di Danau Toba adalah Pantai.
Awalnya saya sendiri tidak percaya bahwa Danau Toba menyimpan destinasi pantai pasir putih. Hingga akhirnya saya membuktikannya sendiri dengan mengunjungi pantai pasir putih parbaba dan pantai pasir putih situngkir. Suasana pantai yang ramai menandakan bahwa wisata pantai memang menjadi destinasi primadona juga di danau Toba.
ADVERTISEMENT
Setelah puas menikmati pantai, saya kembali ke Tuk-Tuk. Tapi sebelum sampai ke penginpan saya langsung menemukan destinasi gardu pandang yang tak kalah epik. Konon katanya, salah satu tempat melihat danau toba paling indah adalah dari gardu pandang Dugul Sinapuran ini.
Danau Toba dan Medan, Pesona Kampung Halamanku yang Tak Terbantahkan (2)
zoom-in-whitePerbesar
Tak terasa sinar mentari kembali ke peraduannya, dan sang bulan siap menggantikannya yang menandakan malam hari sudah mulai datang. Dan kemudian saya kembali ke penginapan untuk istrahat dan memulihkan tenaga yang sudah terkuras untuk menikmati danau Toba.
Hari Ke Dua, Bersepeda Ria di Tuk-Tuk Sampai Dengan Menikmarti Sigale-Gale Festival Menjadi Agendaku.
Suara ayam berkokok saling berganti yang menandakan pagi mulai menyabut. Dan akhirnya saya juga siap-siap untk segera bergegas. Dimulai dari mandi, packing carriel sampai dengan minta izin ke penginapan untuk pulang. Tapi sebelum pulang dan melanjutkan bacpaker di Medan. Saya masih menikmati kawasan samosir dan danau toba ini.
ADVERTISEMENT
Setelah sarapan di salah satu rumah makan muslim di daerah tuk-tuk. Saya bersepeda ria di Tuk-tuk bersama traveler lainnya. Kemduian saya melajutkan perjalanan ke Aek Natonang dengan jarak tempuh kurang lebih 60 menit dengan menggunakan motor dari Tuk-Tuk.
Aek Natonang merupakan danau di atas danau toba yang keindahnya sungguh luar biasa. Udara yang sejuk, kerbau yang sedang makan rumput, kuda yang sedang bersantai dibawah pohon yang rindang serta jembatan di danau menjadikan danau ini destinasi yang harus di kunjungi jika ke Danau Toba. Tak lengkap rasanya ke Samosir tanpa ke aek Natonang.
Pangururan merupakan usat pemerintahannya pulau samosir. Disana juga sedang mengadakan festival sigale-gale yang sangat meriah. Selain festival ada juga danau Tajur dan pantai onan baru yang menjadi tempat apik untuk menikmati danau toba.
Danau Toba dan Medan, Pesona Kampung Halamanku yang Tak Terbantahkan (3)
zoom-in-whitePerbesar
Danau Toba dan Medan, Pesona Kampung Halamanku yang Tak Terbantahkan (4)
zoom-in-whitePerbesar
Puas dengan menikmati festival serta danau toba, akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke Tomok untuk melanjutkan perjalanan ke Medan.
ADVERTISEMENT
Dan akhirnya selamat tinggal danau toba dan saya langsung pesan hotel online untuk penginapan di Medan. Dari parapat ke Medan menghabiskan waktu kurang lebih 4 jam dengan menggunakan mobil. Dan saya akhirnya sampai ke medan pukul 2 pagi dan langsung menuju penginapan.
Hari Ke Tiga, Menikmati Medan Dalam Sehari.
Setelah selasai solo backpaker di Danau Toba, saya melanjutkan perjalanan ke medan untuk Menjelajahi Medan. Saya berangkat dari Parapat menuju Siantar kemudian dilanjutkan perjalanan menuju Medan. Dan pada akhirnya saya sampai di Medan jam 2 Pagi.
Selama di Medan saya juga eksplore medan ke berbagai destinasi. Mulai dari destinasi religi ke Masjid Raya Medan, kemudian dilanjutkan dengan menelisik kejayaan raja deli di Istana Maimun. Puas dengan Istanana Maiumun saya melanjutkan perjalanan menuju Graha Maria Annai Velangkanni.
ADVERTISEMENT
Ingin menyaksikan langsung bentuk nyata dari toleransi dan akulturasi budaya di kota Medan, silahkan kunjungi gereja Graha Maria Annai Velangkanni. Kamu akan melihat bangunan dengan sentuhan Hindu yang digunakan beribadah oleh umat Katholik. Nuansanya, adem banget!
Meski menjadi tempat ibadah, gereja ini terbuka untuk siapa pun. Bahkan, karena keunikan bentuk arsitektural dan nilai budaya yang diusung, pihak pengelola tidak berkeberatan menyebut gereja ini sebagai salah satu tujuan wisata di Medan. Tapi ingat, berwisata di sini, tetap saling menghormati dan menjaga toleransi, ya!
Danau Toba dan Medan, Pesona Kampung Halamanku yang Tak Terbantahkan (5)
zoom-in-whitePerbesar
Sebenarnya masih banyak bangat keseruan selama solo backpaker di Danau Toba dan Medan. Semuanya akan terukir abadi dalam kenangan dan terdokumentasikan apik dalam fhoto. Jadi kapan kamu ke Danau Toba dan Medan?
ADVERTISEMENT
#TiketKemanapun #TiketKemanapun