news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Peran Literasi Digital Pada Anak

Imroatus Sholihah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
16 Januari 2021 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Imroatus Sholihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi
ADVERTISEMENT
Saat ini hampir seluruh penduduk di dunia sudah kenal dengan yang namanya digital, artinya jika semua sudah mengenal digital pastinya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya gadget.
ADVERTISEMENT
Gadget adalah salah satu barang elektronik komunikasi, keberadaan alat komuniksi ini dianggap sangat bermanfaat bagi pengguna untuk kehidupan zaman sekarang, seiring dengan perkembang zaman, semakin banyak orang menggunakan alat ini dari berbagai kalangan, padahal awal-awal adanya gadget pengguna benda ini hanyalah orang dewasa saja, tetapi sekarang kita bisa melihat dari lingkungan sekitar kita saja, anak-anak yang hidup di zaman sekarang ini sudah banyak yang memiliki gadget masing-masing dan mereka lebih sibuk dengan gadgetnya dibandingkan sibuk dengan pelajaran ataupun lingkungan sekitarnya.
Disini peran orangtua sangat penting untuk mendidik dan mengawasi anaknya, Orangtua harus memperkenalkan literasi digital bagi anak supaya anak tidak hanya sibuk dengan bermain game, media sosial, dan hal-hal yang tidak penting lainnya contohnya seperti membuka situs terlarang.
ADVERTISEMENT
Sehingga anak-anak bisa lebih baik lagi dalam mengenal dunia digital, bisa bijak dan dapat menempatkan diri, bisa membedakan mana yang baik untuk diserap ilmunya dan mana yang harus di hindari. Literasi digital adalah ketertarikan, sikap, dan kemampuan individu menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru, membuat, dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.
Perkembangan era digital ini akan dapat berdampak negatif jika kita tidak bisa menggunakan digital dengan baik. Terutama untuk anak-anak akan terkena dampak negatif seperti halnya tidak mengenal lingkungan luar dengan baik dan cuek terhadap orang lain karena terlalu sibuk dengan gadgetnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Ismayati (2017:61) kemajuan teknologi informasi dan internet, mengakibatkan sumber daya informasi digital sangat melimpah. Kondisi siswa-siswi di Indonesia saat ini yang merupakan generasi digitalnative memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pencarian informasi di internet. Oleh sebab itu, guru selaku pendidik dan tenaga perpustakaan sekolah selaku tenaga kependidikan harus memiliki keterampilan literasi informasi yang baik agar dapat mengajarkan kepada para peserta didik keterampilan literasi informasi pada era digital. Lingkungan digital ini menantang banyak asumsi tentang bagaimana 195 pendidikan harus disampaikan, bagaimana siswa harus belajar, bagaimana informasi disebarluaskan dan kompetensi digital apa yang diperlukan untuk berfungsi dalam masyarakat yang didorong teknologi.(AlQallaf, C. and Al-Mutairi, A. 2016:523).
Melihat kondisi siswa-siswi di Indonesia sebagai generasi digital native maka dibutuhkan pendampingan dari orangtua ketika di rumah sebagai tindak lanjut pembelajaran di sekolah. Sebagaimana pendapat yang diungkapkan oleh Davidson (2011), bahwa untuk memanfaatkan media digital secara positif, maka anak-anak membutuhkan pendampingan dari orangtua. (dalam www.proceeding.unnes.ac.id)
ADVERTISEMENT
Orangtua merupakan aktor utama dalam perkembangan sosialisasi anak dan dalam mengawasi anak dari dampak buruk gadget. Saat ini orangtua juga sudah kelihatan sibuk dengan gadgetnya dan tidak peduli dengan anaknya. Padahal orangtua harus lebih mengawasi si anak dalam penggunaan gadget, dengan itu Orangtua harus memperkenalkan literasi digital pada anak, sedemikian penting ternyata literasi digital ini, sehingga sebaiknya memang dikenalkan sejak dini, agar anak-anak bisa menggunakannya dengan baik dan benar nantinya. Literasi digital yang harapannya dipunyai oleh semua kalangan termasuk anka-anak ini yang membuat mereka jadi mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, bisa memecahkan masalah, berkomunikasi dengan lebih lancar serta bisa berkolaborasi dengan sesama.
Cara mengenalkan litersi digital pada anak adalah Menyepakati jenis permainan yang akan dimainkan oleh anak, Menjelaskan pada anak dampak positif dan negatif dari game yang dimainkan atau tontonan yang dilihatnya, mengawasi anak dengan menjadi teman di media sosial yang dimiliki anak, Ingatkan anak apabila ingin bertemu temannya yang ada di dunia maya harus didampingi oleh orangtuanya, orangtua juga harus lebih sensitif terhadap apa yang dilaukan anaknya atau jika ada perubahan pada tingkah lakuknya Peka seperti tiba-tiba anak tidak mau sekolah, dan mendorong anak untuk memanfaatkan teknologi digital untuk belajar dan menambah ilmu, Memberikan teladan kepada anak.
ADVERTISEMENT
untuk menanggulangi masalah penyalahgunaan informasi dan pemahaman anak yang lebih baik, orang tua wajib untuk mengontrol, menjaga dan mengawasi semua kegiatan yang berkaitan dengan teknologi digital yang mereka lakukan oleh anak. Dengan cara mengecek apa yang mereka akses secara berkala.
Merujuk pada pendapat O’Brein & Scherber kalangan terpelajar dituntut agar lebih cermat dalam menyelami informasi yang bermutu mengingat saat ini arus informasi yang berbasis digital berkembang sangat cepat. Literasi digital bisa dipakai sebagia bahan pembelajaran yang mutakhir. Puspito (dalam Mustofa dan Hani, 2019 : 124).
Pemakaian barang digital ini bukan hanya meringankan, tetapi juga mendatangkan ide lain yang autentik tentang bahan digital, adapun kegunaan yang lain, yaitu menumbuhkan rasa untuk gemar membaca di luar jam mata pelajaran, menumbuhkan keyakinan diri sebagai seorang pembaca yang bagus, dan meningkatkan pemakaian sumber rujukan yang mutakhir.
ADVERTISEMENT
Dalam menerapkan literasi digital dalam gerakan literasi sekolah menurut Puspito, sekolah diminta bisa mengembangkan kebiasaan literasi dengan bagus, menyangkut hal-hal ini, pertama menciptakan suasana yang ramah literasi, ihktiar yang dapat digunakan yaitu dengan pengembangan kebiasaan memasang hasil peserta didik di semua sudut area sekolah, agar lingkungan sekolah tercipta suasana yang nyaman bisa diterapkan pertukaran secara bergilir, sehingga bisa memberikan peluang kepada seluruh peserta didik untuk menjadi peduli. Yang kedua, memperjuangkan lingkungan sosial dan afektif sekolah sebagai figur komunikasi dan interaksi yang literat, lingkungan sosial dan afektif dirancang dan diperluas dengan cara memberikan penghargaan terhadap hasil jerih payah peserta didik, hal ini merupakan bentuk pengakuan tehadap semua hasil kerja siswa. Yang terakhir yaitu memperjuangkan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat, sekolah yang di dalamnya membentuk grup literasi sekolah yang berdarma guna membuat asesmen program, pelaksanaan dan perenanaan. Mustofa dan Hani (2019:125).
ADVERTISEMENT
Anak-anak memang seharusnya belajar tentang literasi digital sejak dini gara tidak mengalami kesulitan di masa depan juga membantunya agar mereka menjadi mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, bisa memecahkan masalah, dan berkomunikasi dengan lebih lancar serta bisa berkolaborasi dengan sesama.
Sehingga orangtua yang sudah memperbolehkan atau mempercayakan anaknya untuk memiliki gadget disini orangtua memiliki peran tambahan yaitu mendidik anaknya agar menggunakan gadget dengan bijak serta mengawasi apa saja yang dilakukan oleh sang anak dalam menjelajahi dunia digital, orangtua mampu memperkenalkan hal positif yang dapat membangun pola pikir anak sehingga kedepannya nanti anak pun bisa membatasi diri, dan mampu membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh digunakan seperti halnya membuka situs terlarang sehingga sang anak akan terbiasa dan mampu menggunakannya dengan bijak.
ADVERTISEMENT