Konten dari Pengguna

Makhluk Yang Sering Muncul di Kampung

Ikhwan Maulana
Hanya mau mencoba
8 Oktober 2022 9:35 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ikhwan Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pocong, sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pocong, sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Makhluk yang sering muncul di kampung ini berdasarkan kisah nyata yang dialami oleh keluarga, saudara maupun warga kampung sekitar yang kejadiannya terjadi sekitar 1980 hingga awal 2000-an.
ADVERTISEMENT
Makhluk yang sering muncul di kampung yang pertama yaitu Wewe. Siapa yang tidak tahu dengan sosok Wewe? Salah satu jenis hantu yang dikenal dengan payudara nya yang besar dan suka sekali menculik anak kecil. Nah, ibu saya pernah beberapa kali bertemu dengan Wewe ini ketika baru pindah rumah.
Kejadian ini terjadi sekitar awal 1990-an, ketika orang tua baru saja pindah rumah dari rumah orang tua nya, walaupun masih di kampung yang sama hanya berjarak 100 meter saja. Rumah orang tua saya sedikit di belakang, dengan dikelilingi banyak pohon besar dan masih sedikit rumah penduduk.
Kala itu orang tua memiliki empat orang anak, dengan yang paling muda sekitar 1 (satu) tahunan alias masih bayi.
ADVERTISEMENT
Kejadiannya ketika waktu adzan subuh, ibu saya hendak mengambil wudhu di luar rumah. Namun, ibu saya melihat tetangga nya sedang menyapu halaman di waktu subuh buta, kemudian ibu saya menyapa tetangga tersebut.
"Bi Ina (nama samaran), tatag (tampil) amat nyapu nya subuh-subuh begini?."
"Bukan Bi Ina, tapi Wewe." balas sosok yang menyerupai Bi Ina tersebut.
Ibu saya kaget, lantas langsung masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rumah nya, khawatir anak nya takut diambil oleh si Wewe tersebut.
Bukan hanya itu, ibu saya juga pernah melihat Wewe yang menyerupai tetangga lain nya. Waktu itu ibu saya sedang BAB malam-malam di bawah pohon mangga yang di depan nya terdapat pohon Asam yang sangat besar dan melihat tetangga nya memakai sarung ditaruh di leher seperti bapak-bapak yang sering jaga poskamling, kemudian ditanyain lah sama Ibu saya.
ADVERTISEMENT
"Mang Juned (nama samaran) ngapain malam-malam ngunduh Asem?."
"Bukan mang Juned, tapi Wewe."
Setelah menjawab nya, si Wewe itu langsung naik ke atas pohon dengan sangat cepat, yang dimana tidak ada seorangpun yang bisa naik pohon Asem tersebut dikarenakan pohonnya yang sangat besar dan tinggi.
Konon, ketika ada anak kecil nangis dan susah diamnya, biasanya si ibu bilang, "Wewe, bawa anak ini." Walaupun bercanda tetapi Wewe bakalan beneran datang di depan rumah nya dengan membawa gendongan bayi.
Kejadian lainnya yaitu seorang anak yang hilang dibawa Wewe, para warga sibuk mencari dengan menggunakan obor dan peralatan lainnya seperti tampah, kentungan yang dipukul-pukul. Anak itu ditemukan ketika terdengar suara seperti benda jatuh, dan benar saja anak itu ditemukan di bawah pohon seperti habis terjatuh dari atas. Sejak kejadian itu psikis anak tersebut sedikit terganggu, hingga menjelang dewasa kadang masih suka bengong melamun seperti ODGJ. Dan Alhamdulillah sekarang sudah sembuh.
ADVERTISEMENT
Selain Wewe, ada juga sosok makhluk lainnya, yaitu Kuyang. Sosok yang sangat seram ini biasanya terbang hanya dengan kepala dan bagian organ dalamnya.
Berawal dari ibu saya dan dua adiknya yang sedang mencari kayu bakar di sebuah tegal atau hutan, selagi mencari kayu bakar mereka bertiga juga mencari pucuk daun yang bisa dimasak seperti pucuk daun singkong, daun melinjo dan buahnya. Setelah mengambil daun-daunan mereka bertiga pulang.
Di malam hari, bibi saya (adik ibu) yang sedang menidurkan anaknya. Kemudian si anak bilang ke ibu nya sambil menunjuk ke atas jendela, dan sontak bibi saya kaget karena melihat Kuyang yang ada di atas jendela dengan mulut nya yang berdarah seperti habis minum ari-ari.
ADVERTISEMENT
Melihat hal itu bibi saya langsung membaca ayat-ayat Alquran sambil memeluk anaknya. Namun, tetap saja tidak pergi sosok Kuyang tersebut, hingga kemudian dibicarakan baik-baik supaya pergi, dan alhasil Kuyang tersebut pergi.
Setelah diceritakan dengan yang lainnya, usut punya usut diduga diikutin dari tegal, dimana tempat tersebut memang sedikit seram, khususnya pohon melinjo yang orang lain juga sering melihat penampakan seperti pocong atau kuntilanak.
Selain itu, ada juga sosok Bebongkong, hampir sama dengan pocong. Biasanya muncul setelah ada yang meninggal kemudian di malam hari muncul pocong dari orang yang mati tersebut.
Kejadian ini juga pernah dialami oleh salah satu tetangga, sebut saja Bi Ijah. Kala itu ada seorang yang meninggal, dan sudah sebuah tradisi ketika ada yang meninggal biasanya tetangga membantu keluarga yang berduka, tak terkecuali Bi Ijah. Bi Ijah kebetulan sedang membantu menanak nasi di belakang rumah duka untuk keperluan tahlilan. Hal tak terduga kemudian dialami oleh Bi Ijah, ketika sedang menanak nasi dan ketika hendak berbalik badan, Bi Ijah kaget karena di depan nya ada sosok Bebongkong tersebut. Lantas Bi Ijah ketakutan dan langsung lari masuk ke dalam rumah.
ADVERTISEMENT
Kemudian makhluk yang sering muncul di kampung yaitu Pocong, siapa yang tidak tahu pocong? Salah satu hantu yang paling seram yang dengan ciri khas nya kain kafan yang diikat. Tetangga saya pernah melihat pocong kala itu ketika ada anjing yang menggonggong di tengah malam, dan kebetulan tetangga tidur di kamar depan dan mengintipnya di jendela kamar nya. Tetangga kaget dan merasa takut karena yang dia lihat yaitu segerombolan anjing yang sedang mengejar pocong, pocong itu terbang mengelilingi tiang jemuran baju.
Selain itu, terdapat kepercayaan terhadap sosok Nyai Kebah, tidak diketahui wujud nya seperti apa. Namun warga biasa nya memanggil Nyai Kebah ini ketika musim buah, seperti mangga. Karena banyak pohon yang sulit untuk dinaiki karena ukuran diameter nya yang sangat besar, sehingga warga biasanya memanggil Nyai Kebah supaya menjatuhkan buah mangga, biasanya warga memanggilnya seperti ini, "Nyai Kebah, Nyai Kebah, kirimkan angin yang besar." Setelah itu biasanya muncul angin yang besar, dan mangga-mangga pada berjatuhan. Mungkin Nyai Kebah adalah penunggu pohon besar tersebut.
ADVERTISEMENT
Beda halnya dengan Nyai Kebah, ada juga sosok Nyai Pudin. Diceritakan bahwa Nyai Pudin dahulunya adalah warga sini yang diasingkan ke wilayah Selaur (sekarang ujung kuburan) dan kemudian menghilang, dan terkadang muncul. Sosok Nyai Pudin ini dikenal tidak menggangu warga sekitar dan justru kadang membantu. Hal ini juga pernah dialami langsung oleh Ayah saya ketika hendak turun dari atas pohon tetapi tidak bisa, kemudian sosok tersebut muncul dari atas pohon dan membantu Ayah saya dengan cara menggendongnya dari belakang.
Sebenarnya masih banyak makhluk-makhluk misteri lainnya yang sering muncul di kampung saat jaman dulu, seperti Banaspati, yaitu api yang menyala seperti obor, biasanya sering muncul di sawah sawah atau ladang, dan muncul nya sangat banyak, sering mati nyala api nya. Biasanya warga melihatnya ketika hendak menonton layar tancap di kampung sebelah. Kemudian ada sosok Memedi, digambarkan seperti pocong namun sangat besar, dan mata nya juga besar berukuran seperti batu baterai ukuran jumbo dan nyala, warga biasanya melihat nya ketika sedang bermain petak umpet di ladang atau tegal ketika malam hari, selain ngumpet dari yang jaga, orang-orang juga ngumpet dari sosok Memedi tersebut supaya tidak terlihat.
ADVERTISEMENT