Ketika Musik Dangdut Menggoyang Bukit Bintang, Malaysia

15 Agustus 2017 12:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan berdendang di Bukit Bintang (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan berdendang di Bukit Bintang (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Malam semakin larut, tetapi kehidupan di daerah Bukit Bintang, Malaysia justru baru saja dimulai. Semenjak menjejakkan kaki keluar hotel, keramaian pun langsung meyambut. 
ADVERTISEMENT
Ya, daerah yang terkenal dengan pusat perbelanjaan dan hiburan di Malaysia itu memang seakan tak pernah mati. Semakin malam, semakin hangat saja. Padahal, jarum jam telah menunjukkan pukul 23.00 waktu setempat.
Seperti yang ditemui kumparan (kumparan.com) di salah satu sudut di Jl Bukit Bintang. Keberadaan musisi jalanan terlihat menyita perhatian banyak mata. Alunan musik yang menghentak ternyata menjadi magnet tersendiri. 
Para pejalan kaki yang kebetulan melintas kemudian tanpa ragu menghentikan langkahnya untuk sekedar menikmati keriuhan itu. Riuh karena beberapa di antara mereka tanpa canggung berjoget mengikuti irama musik. Sebuah Irama yang tak lagi asing bagi telinga orang Indonesia. 
Bukit Bintang jadi pusat keramaian (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bukit Bintang jadi pusat keramaian (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Ya, benar, karena mereka sedang membawakan lagu-lagu dangdut yang hits di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dengan fasih, musisi lokal itu melantunkan lagu "Bete bete bete" dari Manis Manja Grup. Kerumunan orang--yang didominasi turis asal Timur Tengah--bahkan semakin menggila begitu lagu "Penasaran" karya Rhoma Irama diputar. Kali ini, makin banyak saja orang yang turun berjoget.
Kami yang menyaksikan dari tadi jadi senyum-senyum sendiri. Jauh-jauh ke Malaysia, ketemunya musik dangdut juga.
Namun, lebih dari itu, ada rasa bangga manakala melihat langsung sebuah produk asli Tanah Air, mampu menyeruak hingga mancanegara. Begitu hebatnya sampai bisa menghipnotis banyak orang untuk ikut larut dalam irama khas gendang itu. 
Seiring lagu "Penasaran" itu, kami pun ikut penasaran mengapa di antara banyak aliran musik, mereka memilih dangdut. Kami pun menghampiri salah satu penyanyinya.
ADVERTISEMENT
Qisstina (18) mengaku sudah tiga tahun belakangan tergabung bersama grup musik tersebut. Setiap malam, ia tak pernah absen menghibur para pengunjung di Bukit Bintang. 
Ketika ditanya mengapa sering menyanyikan lagu-lagu dangdut, ternyata alasannya sangat pragmatis.
"Karena lagu dangdut bisa diterima semua kalangan. Karena kan sudah go international. Banyak yang request juga. Kalau kami bawakan lagu dangdut, pasti suasana rami, ada saja yang berjoget," ujar Qisstina.
"Iya, saya tahu lagu dangdut asalnya dari Indonesia. Saya tahu dari otangtua saya. Jadi sudah biasa dengar lagu dangdut sejak kecil," sambungnya.
Pedagang makanan di Bukit Bintang, Kuala Lumpur (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang makanan di Bukit Bintang, Kuala Lumpur (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Pertunjukan musisi jalanan itu hanyalah satu dari setumpuk keramaian yang tersaji di Bukit Bintang. Sepanjang Jl Bukit Bintang, beragam toko berjejer rapi. Tinggal pilih mau jenis toko seperti apa, pasti ada.
ADVERTISEMENT
Pedagang kaki lima juga banyak. Ada yang menawarkan jasa melukis wajah di tempat, ada pula yang membuat hiasan di tangan menggunakan henna. 
Tak hanya itu, barisan toko yang menawarkan kenikmatan duniawi juga tersedia. Kebanyakan tempat-tempat itu menawarkan jasa pijit. Lengkap dengan harga serta terapisnya. Tinggal pilih sesuai kantong dan selera.
Berbelok ke Alor Street Food, maka pengunjung akan disuguhi aneka ragam jajanan, dari seafood sampai swike (daging kodok). Akan tetapi, yang paling mencuri perhatian adalah fried durian alias durian goreng terigu. Harganya sekitar RM5. Rasanya lumayan menarik karena rasa manis dan legit durian bercampur dengan gurihnya terigu.
Setelah keluar dari food court kaki lima itu, tak terasa hotel tempat kami menginap sudah dekat. Tak lama, hujan deras pun mengguyur daerah sekitar. Tanda untuk berpisah sejenak dengan kehidupan hedonis di Bukit Bintang.
ADVERTISEMENT