SBY: Jangan Mudah Mengkriminalkan Ulama

20 Januari 2018 16:51 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SBY dan Menag Lukman Hakim (Foto: Adim Mugni M/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
SBY dan Menag Lukman Hakim (Foto: Adim Mugni M/kumparan)
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini santer terdengar banyak ulama atau pemimpin umat Islam yang mengaku dikriminalisasi. Menurut Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hal itu tidak baik apabila terus terjadi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Ini saya dengar katanya beberapa ulama atau kiai merasa mudah sekali dikriminalkan, katanya begitu. Dianggap yang disampaikan itu merupakan ujaran kebencian, hate speech. Kepolisian turun, penegak hukum turun itu. Ini kalau terus terjadi tidak baik, tidak boleh terjadi di Indonesia, negara yang sama-sama kita cintai ini," tegas SBY di Ponpes Daar El-Qolam 3, Desa Pangkat, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Sabtu (20/1).
SBY mengatakan belakangan ini yang menjadi sorotan adalah pemimpin umat Islam. Namun ia berpendapat bahwa semua pemuka agama dalam menjalankan dakwahnya mengetahui batas apa yang mereka sampaikan.
"Menurut saya, para pendakwah, para ulama siapapun yang menyampaikan siar agama, dakwah apapun tertentu tahu batasnya selama tidak melanggar konstitusi, tidak melanggar undang-undang, maka tidak boleh terlalu cepat dikatakan itu melanggar hukum," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Negara, pemerintah, kepolisian penegak hukum jangan sedikit-sedikit dengan mudah sekali mengkriminal, memanggil seolah-olah itu dianggap kejahatan," ujarnya.
SBY menyarankan agar ada semangat hubungan baik antara pemerintah, penegak hukum dan para ulama. Ia menegaskan bahwa pemimpin umat Islam dengan negara adalah satu kesatuan, bukan musuh.
"Negara, pemerintah, pemimpin Islam ini kan satu, bukan musuh, tidakah umaro dengan ulama juga harus bergandengan. Jadi menurut saya, semangatnya itu, sikapnya itu menjalin hubungan baik. Good Relation, good relation itu bukan hanya antar negara, hubungan antar bangsa, tetapi antar sesama komponen bangsa," tuturnya.
"Saya yakin masih bisa dengan tidak cara itu, saling menjaga hubungan baik, saling ingat mengingatkan, tidak banyak terjadi kasus-kasus seperti itu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT