Tangisan Anak yang Bapaknya Dibakar karena Dituduh Mencuri di Musala

5 Agustus 2017 11:29 WIB
Siti Zubaidah. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Siti Zubaidah. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Mama-mama, kok pas orang-orang sholat, Abi Gak ada. Ma, kok Abi ditindihin sama tanah gitu sih,"tutur Siti Zubaidah sambil menirukan anak pertamanya.
ADVERTISEMENT
Begitulah dua dari sekian banyak pertanyaan yang selalu didengar oleh salah seorang ibu rumah tangga yang berada di Kampung Jati, Desa Cikarang Kota, Kabupaten Bekasi saat anak pertamanya Alif Saputra menanyakan kabar tentang sang suami yang telah tiada.
Siti Zubaidah (25) tak bisa berkata lebih untuk menjelaskan jawaban dari pertanyaan sang anak, saat merindukan suaminya. Dia tak menyangka, selama ini orang yang menjadi tulang punggung keluarga kecilnya telah tiada dengan tidak menitipkan pesan apapun. Hanya pada waktu itu berpamitan kerja demi menutupi kebutuhan ekonomi.
Siti Zubaidah adalah istri dari pria di Bekasi yang dibakar hidup-hidup oleh warga karena dituduh mencuri sebuah amplifier mushala di Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Selasa (1/8).
ADVERTISEMENT
Anaknya, Alif Saputra yang masih berumur 4 tahun dengan suara yang cadal selalu menanyakan kabar suaminya di setap waktu khususnya menjelang waktu maghrib tiba. Hal itu karena almarhum, ayah dari anaknya tersebut selalu ikut salat mengajak anaknya untuk melaksanakan kewajiban 5 waktu.
"Alif belum sekolah baru umur 4 tahun entar bulan 11. Dia dekat banget dengan almarhum. Makanya dari kemarin dia nanya terus 'abi mana sih? pas udah Maghrib kok Abi mana sih? Pas orang- orang udah salat kan kok abi gak Allah sih'," kata Siti sambil menahan tangis.
Dia pun kaget setiap mendengar pertanyaan itu karena tak tahu lagi harus menjawab seperti apa. Dia merasa sudah habis alasannya untuk berbohong, menyembunyikan keadaan yang sebenarnya.
ADVERTISEMENT
"Saya bilang ke anak saya, 'Kan Abi bobok' saya kasih pengertiannya abinya lagi tidur. Sampai sekarang anak pertama saya gak tahu," ujarnya.
Tak hanya itu, saat pemakaman berlangsung, Alif yang juga ikut menyaksikan pemakaman itu kembali bertanya akan kondisi yang sebenarnya. Alif yang masih berumur 4 tahun tersebut bertanya kenapa ayahnya bisa ditindih dengan tanah seperti itu.
"Tapi pas dimakamin kemarin anak pertama ngikut. Dia ngomong 'mama- mama kok Abi bobok ditindihin sama tanah gitu sih. Ditutupin mak' si Alif ngomongnya gak jelas saat itu, omongannya masih cadel," tuturnya.
Tak kuasa tangis, saat itu Siti yang juga masih sementara dalam kondisi mengandung anak keduanya tersebut mencari alasan lain yang dapat diterima.oleh anak pertamanya tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya jelasin ke anak saya, iyah itu mah selimut buat Abi. Dia rindu banget. Dari malam pertama sampai sekarang nangis terus. Dja juga gak tidur pas nungguin suami saya pulang pas hari di mana kejadian berlangsung," jelasnya.
Kini, sang suami telah tiada, meninggalkan Siti yang harus menggantikan posisi sebagai tulang punggung keluarga. Sang suami juga meninggalkan satu orang anak masih di bawah umur dan kandungan dengan umur 6 bulan yang masih berada dalam perut Siti.
"Suami saya tulang punggung keluarga dan dia sekarang udah gak ada. Saya bingung. Anak saya masih kecil. Satu dalam perut. Saya belum bisa berbut apa- apa karena saya syok banget," tuturnya.
Suami Siti dibakar massa arena dituduh telah mencuri amplifier di sebuah mushala di Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Padahal, belum ada yang bisa memastikan apakah suami Siti benar telah mencuri amplifier mushala.
ADVERTISEMENT