Bertemu dengan Wali Kota Terunik di Indonesia

Konten dari Pengguna
5 Januari 2019 13:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto bersama. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
ADVERTISEMENT
Wali Kota Bengkulu, Helmi Hasan, bersama Ustaz Saeed Kamyabi, dan sahabat produser film Zairin Zain, Jumat (4/1) malam berkunjung ke rumah.
ADVERTISEMENT
“Kunjungan silatuhrahmi,” kata Zairin sehari sebelumnya. Zairin, Helmi, dan Saeed, merupakan kawan seperjuangan dalam siar Islam. Sebagai jamaah Tabligh, mereka sering melanglang buana ke mancanegara untuk urusan penegakan agama Allah itu.
Wali Kota unik
Bersama Helmi Hasan. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
zoom-in-whitePerbesar
Bersama Helmi Hasan. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
Helmi Hasan adalah wali kota unik. Mungkin terunik di Indonesia. Sebelumnya dari Zairin saya banyak mendapat cerita keunikan Helmi. Keunikan kepemimpinannya memang pernah saya ikuti karena viral di berbagai media.
Didampingi putea kedua saya, dr Yassin Mohammad kami menyambut mereka malam itu. Karena tiba di rumah pada waktu jam makan malam, saya menyilahkan langsung ke meja makan untuk bersantap makanan yang sudah disiapkan istri.
Betul. Menarik menyimak kisah Helmi memimpin Bengkulu untuk priode kedua sekarang.
ADVERTISEMENT
Waktu Pilwako Bengkulu bulan Juni 2018, ia maju sebagai petahana. Tapi ia sama sekali tak pernah turun berkampanye. “Sebenarnya, saya tidak mau lagi. Tetapi warga Bengkulu memaksa. Alhasil setelah diyakinkan dengan berbagai cara, saya pun menyanggupi,” tutur adik bungsu Zulkifli Hasan, Ketua MPR-RI itu.
Helmi dan Deddy Wahyudi pun mendaftar di KPU akhir Januari 2018. Persis saat batas waktu penutupan pendaftaran calon di KPU. Setelah mendaftar, ia malah meninggalkan Bengkulu selama 4 bulan untuk Bertabligh (siar Islam) di Kamboja. Ini yang bikin geger di media sosial. Ia dianggap menyepelekan hajatan demokrasi lima tahun sekali itu.
“Buat apa saya berkampanye. Memuji-muji diri sendiri, sembari menyudutkan lawan. Padahal, mereka teman sendiri. Bahkan, ada yang bekas wakil saya. Berdebat dan saling mempermalukan dengan kawan sendiri, sesama anak bangsa bukan budaya kita. Jabatan itu amanah Allah SWT. Dia sudah menentukan siapa yang mau ditunjuk-Nya. Dia yang menetapkan siapa yang diridhoi-Nya jadi pemimpin,” paparnya malam itu.
ADVERTISEMENT
Pasangan Helmi Hasan-Dedy Wahyudi akhirnya memenangkan Pilwako Bengkulu akhir Juni 2018. Perolehan suaranya sekitar 45%, mengungguli empat pasangan kandidat wali kota lainnya.
PedomanBengkulu.com menulis, kemenangan Helmi itu terkesan menyebalkan.
Berbincang bersama. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
zoom-in-whitePerbesar
Berbincang bersama. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
Media ini menyoroti sikap Helmi yang memilih meninggalkan Kota Bengkulu, padahal seharusnya dia berada di tengah-tengah warga dan melaksanakan kampanye, merebut simpati rakyat. Seperti lazim dilakukan semua kontestan.
Helmi kembali ke Bengkulu hanya sepekan menjelang pemilihan berlangsung pada tanggal 21 Juni 2018.
Selama meninggalkan Bengkulu, Helmi fokus kepada ibadah, mendekatkan diri kepada Allah.
Apalagi sebelumnya, Helmi memang tak berniat untuk mencalonkan diri. Di Lampung ia pun sebenarnya dicalonkan juga untuk maju berpasangan dengan calon petahana Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo pada Pilkada 2018.
ADVERTISEMENT
Hati Helmi baru luluh setelah ribuan doa dilantunkan agar ia kembali mencalonkan diri di Bengkulu. Tepat sebelum masa penutupan pendaftaran pencalonan Pilwakot pada tanggal 10 Januari 2018, bersama kader Partai Gerindra Dedy Wahyudi, wakilnya, Helmi mendatangi KPU Kota Bengkulu.
Sebelum masuk ke KPU Kota Bengkulu, Helmi dan Dedy sempat dicegat oleh kader Partai Demokrat yang secara tiba-tiba menyatakan dukungannya terhadap pasangan itu. Padahal keduanya tidak pernah mengikuti proses seleksi calon wali kota/wakil wali kota di Partai Demokrat. Partai Demokrat menyatakan dukungan dengan tulus, tanpa komitmen atau kompensasi apapun.
Masalah “komitmen” dan "konpensasi” inilah sebenarnya yang menjadi perhatian utama Helmi sehingga tidak bersedia dicalonkan tempo hari. Komitmen dalam dunia politik sudah menyimpang dari pengertian sesungguhnya yaitu memegang teguh janji.
ADVERTISEMENT
Komitmen yang terjadi sekarang ini berubah makna yang melahirkan fitnah. Di situ terjadi proses tawar menawar uang mahar yang mengatas namakan rakyat. Mengotori demokrasi. Mengotori amanah dari Tuhan.
Keputusan Helmi meninggalkan Bengkulu ternyata tepat. Seluruh pembangunan yang dilakukan Helmi Hasan selama menjabat sebagai wali kota periode pertama 2013-2018 menjelma sendiri menjadi alat kampanyenya yang efektif.
Ketika rakyat melihat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bengkulu dan merasakan pelayanan kesehatannya yang ramah rakyat mengingat Helmi Hasan. Apalagi bagi masyarakat tak mampu yang merasakan sendiri pelayanan itu tidak pilih -pilih golongan masyarakat.
Taman Smart City, Taman Pantai Berkas, Taman Nusa Indah, dan taman-taman lainnya, seakan bekerja mengkampanyekan Helmi Hasan. Ketika rakyat melewati ribuan titik jalan kota yang mulus dan lebar lengkap dengan trotoar serta drainasenya, rakyat mengingat Helmi Hasan.
ADVERTISEMENT
Puluhan ribu warga telah menerima bantuan modal usaha Satu Miliar Satu Kelurahan (Samisake) sepanjang lima tahun Helmi menjabat sebagai Wali kota.
Sepanjang tahun sejak berkuasa tahun 2013, Helmi menjenguk warga kota yang sakit dan membawanya berobat hingga sembuh dengan program Jemput Sakit Pulang Sehat (JSPS).
Saat makan bersama. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
zoom-in-whitePerbesar
Saat makan bersama. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
Helmi tidak perlu blusukan ke berbagai pelosok untuk bisa meyakinkan rakyat. Dia juga tidak perlu menggambarkan diri seperti orang terdzolimi mengiba-iba empati rakyat. Atau membagi- bagikan cendera mata berlogo wajahnya. “Rakyat tidak butuh hal-hal yang sifatnya situasional seperti itu,” kata Helmi.
Sejak memimpin Bengkulu Helmi setiap hari melakukan safari dari masjid ke masjid. Ia melaksanakan salat berjamaah bersama warga seraya menyediakan waktu mendengar keluh kesah dan mencarikan solusi berbagai permasalahan kota. Ia selalu selalu disertai perangkat Pemerintahan melakukan safari. Dengan demikian, begitu ambil keputusan, langsung bisa diwujudkan.
ADVERTISEMENT
Kerja nyatanya itulah yang membuat politisi PAN tersebut merasa yakin bahwa ia tak perlu melakukan apapun dalam pencalonannya kembali sebagai Wali kota Bengkulu periode jabatan 2018-2023. Alhasil, kemenangan Helmi bersih, tanpa politik bagi-bagi sembako maupun uang.
“Kekuasaan itu given (diberikan), amanah yang sangat berat. Semoga Allah tolong kita sebagaimana para sahabat dulu," ucapnya.
Optimalisasi, salah satu program baru andalannya periode kepemimpinan sekarang. Ini untuk mengurai kemacetan lalu lintas di Bengkulu. Helmi mengerahkan seluruh kendaraan dinas pemkot untuk mengangkut warga setiap pagi ke kantor dan sore pada waktu pulang kerja.
Warga tinggal membuka aplikasi HDBengkulu City untuk dapat mengakses kendaraan dinas pemkot. Mobil dinas Wali kota sendiri khusus untuk layanan warga yang jadi pengantin.
ADVERTISEMENT
Di akhir kunjungan silaturahminya malam itu, saya berjanji akan memenuhi undangannya ke Bengkulu. Untuk mengecek ricek kebenaran tentang pembangunan Kota Bengkulu. Mengecek program-program yang menyejahterakan rakyat. Supaya bisa menjadi bahan tulisan untuk menginspirasi seluruh pejabat dan calon pejabat publik supaya menghentikan seluruh keluh kesah, saling menyalahkan, saling memfitnah, saling membongkar borok antar sesama demi bisa duduk di kursi pemerintahan.
Memang perlu ditumbukan kesadaran keoada mereka. Jabatan atau amanah yang diperoleh dengan cara itu hanya menimbulkan luka mendalam pada sesama anak bangsa. Insya Allah.