In Memoriam Ricky Rahmadi: Selamat Jalan Uncle

Konten dari Pengguna
1 Februari 2021 17:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
In Memoriam Ricky Rahmadi: Selamat Jalan Uncle
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Catatan : Ilham Bintang
Berita duka lagi. Rasanya tak percaya, tapi nyata. Faktanya begitu. Ricky Rachmadi (55), sahabat kami, wartawan senior mantan Pemimpin Redaksi Harian Suara Karya, telah pergi menghadap Ilahi Rabbi. Tuhan, pemiliknya.
ADVERTISEMENT
Uncle, begitu mendiang akrab disapa, mengembuskan napas terakhir di RS Premier Bintaro Senin, (1/2) pukul 11.59 WIB. Ia dirawat sejak Jumat di RS sejak Jumat karena Covid19.
Senin, pukul 11.30 WIB, Dubes RI untuk New Zealand, Tantowi Yahya, menelepon saya. “ Ada kabar kurang baik, Bang. Kawan kita Ricky, kritis. Saturasi 50 (oksigen dalam darah—normal 95-100). Sekarang menggunakan ventilator,” kata Tanto. Aduh!
Belum lagi tangan selesai mengirim pesan berantai ke WAG para kawan -kawan dan sahabat Ricky, wartawan, maupun relasi, dan para pejabat, muncul berita duka di WAG Pengurus PWI Pusat. “ Innalillahi Wainnailaihi Rojiun. Kawan kita Ricky telah tiada,” pesan ini ditulis Azis Direktur Detik.com di WAG PWI Pusat. Selisih beberapa detik saja dengan telepon Pemred Jak TV Timbo Siahaan menyampaikan berita sama. “Ternyata Uncle udah pergi, Bang,” ucapnya lirih memendam kesedihan. Timbo memang termasuk kawan paling dekatnya. Ia sering berkomunikasi dengan Uncle. Bahkan pun ketika di RS.
ADVERTISEMENT
Timbo jugalah yang pertama kali mengumumkan Ricky masuk RS karena positif COVID-19 di WAG kawan-kawan, Jumat lalu. Hari pertama Uncle dirawat di RS. Reaksi kami semua tentu saja terkejut. Juga cemas, mengingat keganasan COVID-19. Mengingat Uncle komorbid, punya penyakit penyerta. Tempo hari saya membesuknya waktu dirawat di RS karena masalah jantung. Hari Sabtu saya kontak dia via WA. Saya tanya: “Tertular di mana dan oleh siapa Uncle?“
Jawabnya: “belum tahu Bang”
“Gejala apa yang dirasakan, Uncle?”
“ Lambung sakit,” sahutnya.
Ya, Allah Ricky kini sudah tiada. Mau tak percaya, tapi nyata. Faktanya begitu. Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun.
Ricky sahabat yang baik hati. Silaturahmi bagus. Dia selalu memenuhi undangan acara apa pun. Beberapa kali datang ke acara buka puasa di rumah. Juga waktu saya bikin syukuran ulang tahun. Pandai bergaul, masuk di kalangan mana pun. Humoris dan pandai menyanyi. Lima tahun lalu dia menghibur kami kawan-kawan rombongan wartawan dengan tampil menyanyikan beberapa lagu di Club daerah Roppongi, Tokyo, Jepang. Suaranya merdu. Gayanya ekspresif. Biar pun bertubuh besar, tapi dia bergoyang ritmis dan asyik.
ADVERTISEMENT
Sambil memimpin “Harian Suara Karya” berhasil merampungkan studi hukum tingkat master di Universitas Padjadjaran Bandung. Anak sulungnya sudah “jadi” juga. Sekitar tiga minggu lalu saya lihat dia meng-upload foto di Facebook waktu ke Bandung mengantarkan putera sulungnya mengambil sumpah sebagai lawyer di Unpad.
Uncle juga politisi. Ia salah satu pengurus di DPP Partai Golkar. Tapi dia bukan politisi abal-abal. Dia politisi berpikir. Jujur. Nalarnya jalan. Nuraninya bekerja. Meski partainya berkoalisi dengan pemerintah namun tidak menjadi halangan baginya untuk bersikap kritis atas ketimpangan penyelenggaraan negara. Dia berani menulis berita dan memposting berita kritis di WAG yang membernya banyak pejabat menteri. Apalagi lewat japri di WA.
Dulu saya sering ketemu di lapangan saat aksi marak unjuk rasa 212 yang berjilid-jilid. Seperti saya sebutkan di atas Uncle bukan jenis politisi patuh bongkok pada apa pun yang menjadi kebijaksaan pemerintah. Background pendidikan hukum cukup membantu dia mengenali mana yang timpang dan yang mana yang lurus.
ADVERTISEMENT
Uncle meninggalkan seorang istri dan empat putera. Senin sore jenazah almarhum dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Satu makam dengan Nabila, putrinya yang wafat 23 Desember 2017.
Selamat jalan Uncle semoga tentram di sisi Nabila, dan tentu saja di sisi Allah SWT.