Obsesi Ali Shahab Menyutradarai Ulang Sinetron 'Rumah Masa Depan'

Konten dari Pengguna
26 Desember 2018 11:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ali Shahab. (Foto: Twitter/@HasyimKoeswoyo)
zoom-in-whitePerbesar
Ali Shahab. (Foto: Twitter/@HasyimKoeswoyo)
ADVERTISEMENT
Karya sinetron terakhir yang ditangani oleh Ali Shahab adalah Prahara Batavia pada 1991. Sinetron monumental itu melahirkan bintang Ali Zainal. Serial panjang yang ditayangkan di RCTI itu menambah daftar panjang sinetron monumentalnya, seperti Rumah Masa Depan dan Nyai Dasima.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, tokoh seniman Betawi ini mengundurkan diri dari dunia kesenian. Praktis sejak itu lebih dua puluh lima tahun Ali Shahab memilih jalan sunyi. Ia berubah drastis, perhatiannya lebih banyak pada kehidupan religius. Aktivitasnya disibukkan menjadi Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Ar Riyadh, Kwitang.
Masjid itu peninggalan kakeknya, letaknya berseberangan persis dengan rumah tinggalnya. Di masjid itu juga jenazahnya disalatkan sebelum diberangkatkan ke tempat peristiratannya yang terakhir, TPU Kemuning, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Rabu (26/12).
Jenazah almarhum Ali Shahab diantar keluarga, kerabat, sahabat seniman teater, film, dan sinetron. Kebanyakan dari mereka adalah murid-muridnya.
Rekan-rekannya di dunia perfilman bukan tidak ada upaya untuk membujuk dia kembali berkarya. Mereka sangat membutuhkan karya-karya Ali Shahab yang bermakna dan punya pesan edukasi yang kuat untuk masyarakat; untuk mengimbangi layar televisi kita 'kerasukan' sinetron-sinetron ngawur. Apalagi sejak awal kariernya Ali Shahab banyak melahirkan karya yang bernuansa Islami.
ADVERTISEMENT
Tidak kurang produser film Zairin Zain berkali-kali menemuinya, membujuk Ali Shahab menyediakan waktu membuat film atau sinetron bernuansa Islami. Zairin menceritakan usahanya pada Selasa (25/12).
Beberapa kerabat dan sahabat almarhum dari komunitas film dan teater datang melayat. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa kerabat dan sahabat almarhum dari komunitas film dan teater datang melayat. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
Upaya Zairin sebenarnya sudah hampir berhasil. Ali Shahab sudah memperlihatkan beberapa naskahnya yang siap digarap, termasuk membuat ulang Rumah Masa Depan yang legendaris itu.
Tiga tahun lalu bersama Deddy Mizwar, Zairin menemui Ali Shahab di rumahnya. Sudah deal. Ali Shahab setuju membuat ulang (remake) Rumah Masa Depan.
“Terbenturnya ketika Ali Shahab mengutarakan dia sendiri yang akan terjun langsung menyutradarai. Yang mau membiayai produksi itu, Deddy Mizwar, juga berharap dialah yang menyutradarai. Ya, cerita berhenti sampai di situ,” ungkap Zairin yang lama berguru pada Ali Shahab.
ADVERTISEMENT
Zairin ternasuk anggota pertama 'September Productions', rumah produksi yang didirikan Ali Shahab bersama Rahayu Effendy. Zairin mengakui tidak mudah memang meyakinkan Ali Shahab untuk menyerahkan karyanya disutradarai orang lain.
“Orangnya perfeksionis. Begitulah orangnya yang saya kenal. Itulah kendalanya,“ ujar Zairin.
Salah satu penghargaan International Who's Who of Professionals milik almarhum Ali Shahab (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu penghargaan International Who's Who of Professionals milik almarhum Ali Shahab (Foto: Istimewa)
Sutradara kondang Ali Shahab wafat dalam perjalanan ke Rumah Sakit 128 Kramat, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, sekitar pukul 15.15 WIB pada Selasa (25/12). Ia mengembuskan napas terakhir akibat sesak napas yang dialaminya sehabis mandi petang, menjelang menunaikan salat asar.
Ali Shahab meninggal pada usia 77 tahun, meninggalkan seorang istri, Muzenah; dan seorang anak, Sophia Safeera. Jenazah almarhum dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Kemuning, Rabu siang (26/12).