Pelopor Sinetron Indonesia Ali Shahab Dimakamkan Siang Ini

Konten dari Pengguna
26 Desember 2018 10:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dunia kesenian Indonesia kehilangan salah seorang putra terbaiknya. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
zoom-in-whitePerbesar
Dunia kesenian Indonesia kehilangan salah seorang putra terbaiknya. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
ADVERTISEMENT
Sutradara kondang Ali Shahab wafat dalam perjalanan ke Rumah Sakit (RS) 128 Kramat, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (25/12) pukul 15.15 WIB.
ADVERTISEMENT
Putri tunggal almarhum, Sophia Saphira, menceritakan itu Selasa malam di rumah duka, Jalan Kembar V, Kwitang. Sarjana lulusan Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), itu mengantar ayahnya ke RS.
Beberapa kerabat dan sahabat almarhum dari komunitas film dan teater datang melayat. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa kerabat dan sahabat almarhum dari komunitas film dan teater datang melayat. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
Di rumah duka, tampak beberapa kerabat dan sahabat almarhum dari komunitas film dan teater datang melayat, di antaranya produser Zairin Zain dan aktor El Manik, Septian Dwi Cahyo, untuk menyebut beberapa nama.
Menurut rencana jenazah almarhum akan dikebumikan Rabu (26/12) siang, lepas zuhur di Tempat Pemakaman Umum Kemuning, Pasar Minggu.
Jenazah saat berada di rumah duka.  (Foto: Dok: Ilham Bintang)
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah saat berada di rumah duka. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
Sesak nafas
Sophia menceritakan, sore itu Ali Shahab mendadak mendapat serangan sesak nafas. Itu terjadi sesaat setelah keluar dari kamar mandi. Biasanya, setelah mandi sore, Ali Shahab bersiap untuk salat asar di Masjid yang berada persis di seberang rumahnya.
Putri tunggal almarhum Ali Shahab, Sophia Saphira. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
zoom-in-whitePerbesar
Putri tunggal almarhum Ali Shahab, Sophia Saphira. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
“Abah masih handukan ketika mendapat serangan sesak nafas. Saya langsung dudukkan di kursi. Kemudian saya semprotkan obat sesak nafasnya. Tapi tidak mempan. Ibu kemudian menelpon ambulans untuk segera bawa Abah ke RS. Tapi, baru tiba di halaman RS, suster yang ikut ambulans bilang Abah sudah tiada. Abah wafat dalam perjalanan tadi,“ kata Sofie, panggilan akrab gadis yang baru diwisuda sebagai sarjana film dan televisi jebolan IKJ.
ADVERTISEMENT
Ali Shahab dan istrinya, Hj Muzenah, serta Sofie memang hanya tinggal bertiga di rumah. “Jadi waktu kami masuk RS tadi itu hanya untuk memastikan saja secara medis Abah sudah wafat," sambungnya.
Sofie tidak punya firasat apa-apa terkait kepergian ayahnya secara mendadak. Hari itu Ali Shahab tampak sehat seperti biasanya. Seharian mereka di rumah menikmati hari libur. Makan bersama. Waktu Abahnya mandi, ia sedang nonton video di ruang keluarga.
“Jadi benar-benar kejadiannya sekejap itu saja. Mohon doanya. Mohon maafkan Abah,” pinta Sofie dan ibunya.
Ali Shahab memang sejak lama mengidap asma. Namun, penyakit itu bisa teratasi selama ini.
Putri tunggal almarhum Ali Shahab, Sophia Saphira. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
zoom-in-whitePerbesar
Putri tunggal almarhum Ali Shahab, Sophia Saphira. (Foto: Dok: Ilham Bintang)
Ali Shahab wafat dalam usia 77 tahun (lahir di Jakarta, 22 September 1941). Meninggalkan seorang istri dan seorang anak, serta segudang karya. Mulai dari novel, naskah teater, puluhan film, dan sinetron.
ADVERTISEMENT
Karya filmnya yang paling terkenal: “Beranak dalam Kubur” dan “Bumi Makin Panas” yang keduanya dibintangi artis legendaris Suzanna. Sedangkan sinetronnya: “Rumah Masa Depan” dan “Nyai Dasima”.
Ia mengawali karier sebagai wartawan, sastrawan, dan dramawan. Mendirikan Sanggar Teater September kemudian membangun perusahaan film/production house “September Production“ yang amat produktif di tahun 1989-90-an. Sebagian besar filmnya dibintangi Suzanna.
Ali Shahab sangat berjasa dalam dunia sastra, teater, film, dan sinetron. Ali termasuk pelopor teater modern, industri film, dan sinetron. Dunia kesenian Indonesia kehilangan salah seorang putra terbaiknya, seniman multitalenta.(IB)