Penanganan Virus COVID-19 di Selandia Baru

Konten dari Pengguna
19 Juli 2021 15:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Catatan Ilham Bintang
Virus COVID-19 tidak akan sirna sama sekali. Seperti pandemi influenza / flu yang merebak tahun 1919, dan merenggut sekitar 50 juta jiwa manusia seluruh dunia. Sampai sekarang flu masih ada. Sampai sekarang belum ada obat untuk flu. Yang ada dan beredar sejak dulu hanya obat meredakan flu. Flu terus membayangi hidup kita sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Hanya saja keganasannya jauh berkurang, sedangkan imunitas kita jauh semakin baik. Maka, kalau seseorang kena flu, dokter cuma suruh istirahat 3 hari. Beres.
Saya kira seperti itulah pemahaman masyarakat AS dan Eropa menghadapi COVID-19. Mereka kini berkejaran dengan waktu untuk memberi vaksin kepada warganya supaya memiliki kekebalan melawan COVID-19.
Pemerintah New Zealand lain lagi. Tapi menarik. NZ salah satu dari sedikit negara di dunia yang sampai hari ini tetap menutup border. Sejak pandemi hingga sekarang orang asing belum boleh masuk negara itu. Antar provinsi saja berlaku aturan buka tutup.
Total kasus positif di NZ 2600, dan 26 wafat sejak pandemi awal Maret tahun lalu.
Sudah 6 bulan kasus COVID-19 di NZ bisa dibilang nol.
ADVERTISEMENT
Satu dua kasus yang ada berada di tempat karantina yang menampung citizen mereka yang baru pulang dari luar negeri.
6 minggu pertama lockdown, pemerintah membiayai kebutuhan dasar warganya. Untuk pekerja penuh waktu dikasih gaji $584.00/minggu dan paruh waktu $384.00/minggu. Itu sama dengan 70% dari gaji mereka. Subsidi diberikan sampai Desember 2020. Menurut Duta Besar RI di NZ, Tantowi Yahya, 5 bulan lockdown, karyawan disuruh tinggal di rumah. "Perusahaan yang terdampak juga diberikan berbagai subsidi dan insentif antara lain: keringanan pajak, skema pinjaman khusus dengan bunga rendah dan tenggat waktu pengembalian pinjaman sampai 7 bulan," urai Tantowi Senin (19/7) pagi.
Masyarakat Selandia Baru memang dikenal taat aturan. Subsidi selama lockdown membuat mereka bertambah patuh pada kebijakan pemerintah. Karena masyarakat patuh mudah bagi pemerintah untuk melaksanakan strateginya melawan virus. Perang terhadap virus dipimpin langsung oleh PM didampingi Dirjen Kesehatan. Tiap hari mengupdate data COVID-19 kepada publik. Hanya itu satu-satunya yang berhak bicara mengatasnamakan pemerintah NZ.
ADVERTISEMENT
Setelah pandemi reda, pemerintah NZ membentuk Kementerian Khusus COVID-19. Kini instansi itulah yang mengurusi pencegahan COVID-19.
Semua pejabat dari banyak instansi kementerian kembali kepada tupoksinya masing-masing. Begitupun, pemerintah NZ masih tetap menutup negaranya dari kunjungan asing hingga 18 bulan ke depan.