Prahran Market, Pasar Berumur Satu Setengah Abad di Melbourne

Konten dari Pengguna
3 Maret 2019 12:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Catatan Ilham Bintang
Anak bungsu saya, Suri Adlina, yang kuliah di Melbourne merekomendasikan Prahran Market sebagai destinasi yang patut dikunjungi apabila datang ke Melbourne. Rekomendasi itu disampaikannya saat kami masih di dalam penerbangan Qantas QF 433 dari Sydney ke Melbourne, Sabtu petang (2/3).
ADVERTISEMENT
Apa istimewanya? "Itu tempat makan keluarga paling asyik kalau hari Minggu," promosi Nona—panggilan si Bungsu. Siyaap.
Inilah Prahran Market, yang usianya sudah lebih seabad. Foto: Ilham Bintang
Ternyata, Prahran (diucapkan / pɛ'ræn /) bukan pasar biasa. Bukan sekadar tempat makan enak bagi keluarga di hari libur. Lebih dari itu, pasar ini menyimpan sejarah panjang yang menarik untuk disimak. Umurnya saja sudah lebih satu setengah abad, tepatnya 155 tahun.
Prahran Market didirikan tahun 1864. Tujuannya adalah memanjakan pencinta kuliner agar dapat menikmati makanan segar dari bahan bahan segar bermutu dari kebun sendiri. Prahran memang awalnya dikenal sebagai lahan pertanian kecil dan kebun pasar. Namun, semua lahan pertanian dan kebun itu sudah lenyap.
Tampak dalam Prahran Market, terlihat bersih dan nyaman. Foto: Ilham Bintang.
Sekarang, hanya tinggal pasar sentral. Pasar yang memiliki kelengkapan semua yang dibutuhkan di dalam satu tempat. Dari kios sayur mayur, buah-buahan segar, kios ikan, sampai daging, baik mentah maupun olahan, sampai yang siap saji.
ADVERTISEMENT
Minggu (3/3), saya berkeliling pasar itu bersama istri, diantar Suri Adlina. Naik trem gratis pergi pulang dari rumah di kawasan South Yarra, Melbourne.
Tampak seafood segar tersedia di Prahran Market. Foto: Ilham Bintang
Sebagai penggemar kuliner, tentulah moto ini melekat di benak saya. Tiada kebahagiaan melebihi kebahagiaan bertemu kuliner di tempat yang bersejarah. Ya, kami bersantap fish and chips di restoran yang usianya satu abad.
Prahran Market buka setiap hari, kecuali hari Senin dan Rabu, sehingga kecanduan berbelanja warga Melbourne dapat disuplai secara teratur.
Tampak depan Prahran Market, yang memberikan informasi jadwal buka/tutup. Foto: Ilham Bintang
Teater Makanan
Prahran Market seperti pentas 'teater makanan'. Pada setiap kios, ditawarkan produk-produk berkualitas. Di dalam situs resminya tertulis, “semua masakan dibuat dengan cinta oleh staf dengan hasrat sejati untuk apa yang mereka tawarkan”.
Prahran Market tampak membanggakan komunitasnya, dengan hadirnya berbagai kios sebagai bisnis milik keluarga. Beberapa di antaranya, sudah dibangun sejak beberapa generasi sebelumnya. Seusia dengan pasar itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Saya sempat memotret kios-kios yang memasang tanggal mereka mulai berdagang di sana. Generasi paling terbaru, misalnya tahun 1945 atau 1972.
Kios daging di Prahran Market Foto: Ilham Bintang
Sangat sulit untuk memilih yang 'terbaik' dari berbagai kualitas yang mereka tawarkan. Pengunjung datang memenuhi kios-kios favoritnya.
Kios produk daging unggas dan olahannya di Prahran Market. Foto: Ilham Bintang
Sejarah Prahran Market asli dimulai ketika didirikan oleh Dewan Prahran pada tahun 1864 di dekat sudut Greville dan Jalan Grattan. Kini, tempat itu telah berganti menjadi taman dan air mancur.
Kala itu, dewan menentukan bahwa diperlukan adanya tempat pasar sentral bagi banyak petani kecil dan tukang kebun pasar di daerah itu untuk menjual produk mereka, mengingat terjadi pertumbuhan populasi selama tahun 1850-an.
Pada 1881, situs tersebut telah menjadi penuh sesak dan pasar dipindahkan ke lokasi yang sekarang di Jalan Komersial. Pembangunan gedung-gedung pasar dan perluasan kios dilakukan pada tahun 1890 dan Prahran Market yang baru pun dibuka pada tahun 1891.
ADVERTISEMENT
Fasad yang ada di Jalan Komersial memperlihatkan pengaruh para penganut Bahasa Inggris dan Belanda, sama seperti pada tahun 1891, dan termasuk atap mansard lengkap. Pasar diperpanjang lebih lanjut pada tahun 1923. Pada akhir tahun 1920, fasilitas pendinginan tersedia untuk barang-barang yang mudah rusak. Balkon di atas toko-toko Commercial Road adalah tempat konser Jumat malam oleh The Salvation Army.
"Music is Food for the Soul" Foto: Ilham Bintang
Pasar menjadi titik distribusi bahan makanan, pakaian, dan sepatu bot untuk para pengangguran selama masa The Great Depression tahun 1930-an. Selama Perang Dunia II, sebagian besar pria di pasar diwajibkan masuk ke dalam angkatan bersenjata, sedangkan istri beserta anak-anak mereka melakukan pekerjaan membeli, mengangkut, dan menjual hasil bumi.
Bagian buah dan sayur pasar dihancurkan dalam api pada Boxing Day 1950. Setelah itu, sebuah bangunan sementara didirikan. Namun, baru pada tahun 1972, Dewan Prahran mencari tender untuk membangun kembali lokasi pasar. Tahap akhir pembangunan kembali selesai pada tahun 1976, dengan total biaya 6,5 juta dolar Australia.
ADVERTISEMENT
Pada 1990-an, dewan independen ditunjuk untuk mengelola pasar, melakukan perbaikan struktural utama, menyelesaikan renovasi kompleks pasar, dan menambahkan tempat parkir multi-level antara Elizabeth dan Barry Street.
Rencananya, Prahran Market mau direnovasi kembali. Foto: Ilham Bintang
Prahran Market tampaknya terus berbenah. Ketika saya mengunjunginya tadi (3/3), ada stiker pengumuman soal rencana renovasi pasar, yang dari bentuknya tampak kuat menyasar generasi zaman now.
Melbourne, 3 Maret 2019