Untukmu Ilham Bintang, Satu Subuh Aku Mengenangmu

Konten dari Pengguna
3 Januari 2019 11:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilham Bintang (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ilham Bintang (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Untukmu ILHAM BINTANG;
SATU SUBUH AKU
MENGENANGMU
Oleh Dheny Kurnia
ADVERTISEMENT
* Peraih Hadiah Buku Puisi 2018 Tkt Nasional
Satu subuh di kaki bukit
Aku melihat kau berlari mendaki
Penuh senyum dan tangan mengembang
Tapi ketika itu aku masih kecil
Tak mengenal dirimu dengan dekat
Hanya memandang dari jauh
Hanya melihat kelebat bayang
Kupandang engkau menuju puncak
Satu subuh di kebun sirih
Engkau tersenyum berbaju ganih
Wajahmu nan teduh seolah berkata
Jadilah dirimu basuhlah muka
Tapi ketika itu aku masih kecil
Tak pernah aku berfikir untuk mendengar
Aku hanya memandang kibaran angin
Yang mengombak ujung rambutmu
Satu subuh di ruang diskusi
Engkau berdiri sambil memanggil
Melambaikan tangan dengan jari terbuka
Menyebut namaku dengan suara keras
Tapi ketika itu aku masih kecil
ADVERTISEMENT
Aku tak memahami apa maknanya
Hingga kau lenyap di ujung debat
Engkau pergi begitu saja
Satu subuh di meja kerja
Engkau menatap ke wajahku
Dadaku lemah dan bergemuruh
Turun naik tak seperti biasa
Engkau makin menatap dalam
Tapi aku masih kecil ketika itu
Aku tak mengerti bahasa tuturmu
Aku tak paham makna pandangan
Satu subuh aku terpaku
Merenung jauh kebodohan diri
Padahal engkau selalu datang
Padahal engkau selalu terpandang
Padahal engkau selalu terkenang
Padahal engkau selalu menjelang
Tapi aku masih kecil dan tak mengerti maumu
Ketika hari berlari dan tahun berganti
Yang kumiliki hanya kebanggaan
Tentang seorang lelaki perkasa
Yang berlari ke arah bukit
Yang tersenyum di ruang diskusi
ADVERTISEMENT
Yang melambai di laman kantor
Yang selalu berkata dengan lantang
Ketika hari berlari dan tahun berganti
Aku hanya selalu mendengar
Aku hanya selalu mengulang
Cerita heroik tentangmu
Tentang lelaki bernama Ilham Bintang
Ketika hari berlari dan tahun berganti
Dimana mana hanya namamu
Dimana mana hanya nafasmu
Di koran, di televisi dan ruang diskusi
Aku perih sepanjang pedih
Karena tak bisa menjadi seseorang
Yang kupuja di terang malam
Aku dewasa dalam bayang Ilham Bintang
Ketika hari berlari
Aku mengingatmu
Ketika tahun berganti
Aku ingin sepertimu
Memujamu dalam ilmu
Dengan mukjizat di pintu kehidupan
Satu subuh aku terjaga
Dengan dada yang meninggi
Aku ingin menjadi laki-laki
ADVERTISEMENT
Yang bicara bagaikan Ilham
Yang tegas bagaikan Ilham
Yang berilmu bagaikan Ilham
Yang merunduk bagai padi berisi
Aku bersimpuh dengan khusuk
Dalam nama Ilham Bintang
Pekanbaru,
Januari 2019.
Ilham Bintang, Ketua Dewan Kehormatan PWI (Foto: Twitter @GabrielMahal)
zoom-in-whitePerbesar
Ilham Bintang, Ketua Dewan Kehormatan PWI (Foto: Twitter @GabrielMahal)