Kenyamanan Perjalanan Mudik Bersama tiket.com

“Gimana rencana mudik? Jangan lupa siap-siap pesen tiketnya.” Ungkapan itu selalu muncul dari ibuku di telepon tiga bulan sebelum lebaran tiba.

Transportasi umum menjadi andalan saat perantau sepertiku mau pulang kampung ke rumah orang tua di Cilacap. Suatu hal sakral bernama mudik harus direncanakan jauh hari karena menyesuaikan tanggal merah kantor. Ada hal yang lebih krusial dari itu. Rebutan tiket dengan para perantau lain yang sama-sama ingin pulang dari padatnya ibukota dan sekitarnya!

Biasanya aku pulang saat liburan sekolah, menjelang lebaran, atau ada long weekend. Maklum, perjalanan pulang lumayan lama. Terkadang jika rasa rindu rumah sudah tak tertahankan, menempuh perjalanan pulang Jumat malam dan kembali lagi ke kota Metropolitan Minggu pagi akan kutempuh. Hanya 24 jam di rumah. Namun, segala rasa lelah seakan terbayarkan dengan berjumpa langsung melihat orang tua di rumah dan melupakan suasana di lingkungan pekerjaan yang terkadang menjemukan.

Seperti halnya proses merantau yang penuh lika-liku, maka pulang kampung itupun perjuangan. Pada perjalanan balik dari Cilacap usai mudik Idul Adha 2017 lalu misalnya. Aku kehabisan tiket kereta api untuk kembali ke Jakarta. Maka armada transportasi lain terpaksa aku pilih, yaitu bus. Perjalanan naik bus relatif lebih lama kalau kondisi jalan sedang padat. Saat itu, perjalanan yang harusnya makan waktu sekitar 8-9 jam perjalanan dari Jakarta ke Cilacap tapi ngaret jadi 18 jam perjalanan. 18 jam perjalanan berbagi tempat duduk bersebelahan dengan penumpang lain, menunggu dengan sabar sambil sesekali memejamkan mata saat macet menghadang sekian jam di depan mata.

Kereta api merupakan moda transportasi favorit yang kupilih untuk menemani perjalananku. Selain karena lebih nyaman, aku bisa ke kamar kecil kapan saja. Bagiku, naik kereta api lebih mengasyikkan. Aku seperti melihat cakrawala kehidupan dari sudut yang berbeda saat berbaur dalam percakapan singkat dengan para penumpang lainnya.

“Oh Mbaknya turun di Maos toh. Saya lebih lama lagi, Purwokerto.”

“Kerjanya di mana Mbak?

Dan aneka pembicaraan ringan lainnya.

Diantara gerbong-gerbong kereta yang panjang mengular, aku pernah menyimak cerita mengenai rombongan backpacker yang turun di Bandung. Demi menghemat budjet, mereka menumpang kereta ekonomi. Atau pemandangan keluarga muda yang mengajak ketiga anaknya yang masih kecil-kecil. Ada juga cerita para pekerja ibukota yang sama sepertiku, yang bercerita dengan binar mata bahagia, akan pulang kampung untuk berjumpa dengan keluarga. Atau mereka yang jatah libur lebarannya hanya 2 hari, tetapi menyempatkan untuk mudik. Di gerbong kereta ekonomilah, keramahtamahan bisa didapat dengan mudah.

Berinteraksi dengan para penumpang dan tertidur di kereta membuat perjalanan tidak begitu terasa lama. Apalagi pelayanan PT KAI sudah maju dibandingkan dulu ketika aku masih kuliah. Saat itu, untuk duduk di kursi kereta ekonomipun harus rebutan. Pengamen dan penjaja makanan kecil berseliweran di setiap stasiun perhentian kereta. Kamar mandi menjadi alternatif tempat bernaung bagi beberapa penumpang yang kehabisan kursi saat musim mudik lebaran. Pokoknya di era jadul tahun 2007- awal 2011 namanya musim mudik itu gerbong kereta ekonomi benar-benar penuh sesak. Serasa seperti berada di tengah sesaknya penonton yang memadati Pekan Raya Jakarta saat aku nonton konser band S07.

Satu kendala terbesar yang harus diantisipasi jika aku ingin mudik naik kereta api. Aku nggak boleh kehabisan tiket kereta api. Jika pada weekend biasa aja tiketnya cepat habis, bayangkan jika high season apalagi lebaran! Bisa-bisa sekali tempuh perjalanan dengan bus sama dengan perjalanan bolak-balik naik kereta api bahkan lebih. Hahaha.

Beruntungnya aku yang hidup di era millennial kekinian. Pesan tiket bisa dilakukan jauh hari, cukup di kamar dengan layanan internet. Kebayang kan gimana hectic-nya para perantau ingin pesan tiket mudik lebaran? Apalagi sejak kenal tiket.com dan aplikasinya bisa diunduh melalui ponsel. Ngecek kursi kereta jauh-jauh hari bisa dilakukan di dalam kamar kos pada tengah malam sekalipun. Di sela-sela jam kantor juga nggak masalah. Maklumlah, pemesanan tiket biasanya dimulai H-90 jelang lebaran. Aku nggak mau momen mudik terlewatkan begitu saja.

Praktis, hemat tenaga dan waktu dengan adanya aplikasi tiket.com di ponselku. Bye-bye deh sama namanya antri lama ke stasiun atau ngecek kursi kereta di minimarket. Sekarang aku tinggal buka aplikasi tiket.com, mengatur stasiun keberangkatan dan kedatangan kereta, mengisi data, memilih kursi dan transfer untuk membayar harga tiket kereta api. Bahkan dengan adanya m-banking, pengguna bisa melakukan transfer pembayaran tiket saat itu juga!

Adanya aplikasi ini juga bisa bikin aku ngebantuin temen kantor atau keluarga yang butuh bantuan booking tiket mudik mendadak. Udah gitu ada berbagai keuntungan misalnya mendapatkan deal member, TIX point, refund lebih cepat, fleksibel mengatur perjalanan dan kadang suka ada promo semacam diskon harga tiket kereta jadi makin hemat hihi. Ketauan kan kalo aku suka berburu promo?

Asyiknya lagi, di aplikasi tiket.com aku bisa sewa mobil buat kepentingan perjalanan jarak pendek saat momen lebaran bersama keluarga. Guna mendukung kelancaran berkunjung ke rumah saudara saat mudik, tiket.com juga menyediakan fitur pesan hotel online. Waaww..benar-benar tinggal klik lalu bayar, beres!

Kemudian aku hanya perlu berkonsentrasi menghadapi pekerjaan, refreshing di akhir pekan dan berkemas sehari sebelum mudik. Di Stasiun Pasar Senen, ular besi sudah menanti.

Hamparan sawah mendominasi pemandangan saat perjalanan dilakukan di siang hari. Gema takbir dan menjalani Idul Fitri bersama keluarga sudah terbayang di kepala. Sejauh apapun perantau pergi, ia akan selalu merindukan bangunan hangat bernama rumah. Rumah bagiku bukan sekedar alamat belaka, apalagi alamat palsu *ups. Apalagi perjalanan mudikku kian mudah dengan aplikasi tiket.com yang menyediakan informasi #TiketKemanapun .

Grafis dan foto diedit sendiri oleh penulis, dengan sumber gambar:

Gambar pertama : tribunnews

Foto lainnya : foto pribadi dan tiket.com