Puan Maharani, Bijak Tak Perlu Menggebrak

Konten dari Pengguna
14 September 2017 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indah Sastradewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Puan Maharani, Bijak Tak Perlu Menggebrak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
“Bijak Tak Perlu Menggebrak”, begitu kata Puan Maharani suatu ketika dalam sebuah wawancara tentang Kerja Revolusi Mental
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu, setidaknya dapat dibaca dalam berbagai sudut pandang, diantaranya: Pertama, bahwa memang kebijakan itu tak perlu dan tak mesti “bertenaga”, apalagi dalam posisi Puan Maharani sebagai Menko PMK, yang memang berkutat pada koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian program.
Kedua, kebanyakan kita terbiasa menilai kinerja seseorang melalui kebijakannya yang hebring, terutama asik untuk menjadi santapan pemberitaan dan media, meski pada tataran tertentu kebijakan tersebut tidaklah substantif. Banyak yang alpa untuk memerhatikan menteri yang bekerja, meski tak terlalu ramai oleh pemberitaan karena melakukan kebijakan yang dianggap “normatif” padahal justru itulah yang sebenarnya bermanfaat. Seakan-akan, Menteri yang bekerja adalah Menteri yang suka “mencak-mencak” atau “ngebom”. Padahal, tidak begitu cara memahaminya.
Puan Maharani, menyadari akan hal itu. Sebab posisinya sebagai menteri koordinator memang berada di balik layar. Tak tampak ke permukaan, tapi terasa menjadi sebuah kebijakan.
ADVERTISEMENT
Puan Maharani pun telah melakukan banyak kerja sehingga menghasilkan beberapa prestasi penting dalam proses pembangunan manusia dan kebudayaan bangsa. Menelurkan banyak kebijakan, program, serta didukung etos kerja yang kuat, terutama berkaitan dengan perannya sebagai menteri koordinator yang telah kerap melakukan koordinasi substantif dan produktif dengan Kementerian atau lembaga terkait.
Meski tak menggebrak, menggertak, dan tak banyak media yang menyebutnya layak, tapi kebijakan dan kerja Puan Maharani dapat kita lihat dalam keseriusannya untuk mempercepat kesejahteraan rakyat melalui program-program penting yang menjadi agenda negara.
Selain menjadi sosok penting dalam penyebaran “Kartu Sakti” andalan pemerintah ini, Puan Maharani juga aktif melakukan rapat-rapat yang intensif untuk membahas tentang jaminan sosial, bantuan, evaluasi, agenda kenegaraan. Berbagai kerja dan kebijakan untuk dunia pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Sosialisasi dan pelaksanaan Revolusi Mental sebagai sebuah gerakan.
ADVERTISEMENT
Puan Maharani adalah contoh bagaimana bekerja dengan etos kerja yang kuat dan cara cara sederhana. Biarkan sebagaimana mestinya. Sebab nilai sebuah kebijakan adalah pada kebermanfaatannya, bukan pada “riuh”nya. Bagi Puan Maharani, posisinya tidak hanya sebagai menteri yang membuat kebijakan, tapi sekaligus dimaknainya sebagai sebuah pengabdian, terutama untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Memperjuangkan dan bekerja untuk kemanusiaan adalah anugerah tak ternilai, jadi tak perlu mencari nilai jika tidak untuk kebaikan dan kemajuan, apalagi hanya untuk sekedar tenar secara pemberitaan, kisruh dalam perdebatan, dan ramai dalam perbincangan.