Gegap Gempita Peringatan HUT RI ke-72 di Dhaka

Dalam rangka memperingati dan memeriahkan HUT RI ke-72, pada tanggal 17 Agustus 2017, KBRI Dhaka mengadakan rangkaian kegiatan bersama dengan anggota masyarakat Indonesia di Bangladesh. Kegiatan dimulai dengan Upacara Bendera di halaman KBRI. Upacara diikuti oleh sekitar 150 orang dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia yang berada di Dhaka. Seluruh hadirin dengan khidmat mengenang detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 72 tahun yang lalu.

Setelah Upacara Bendera, anak-anak yang hadir larut dalam kebahagiaan melakukan berbagai perlombaan tradisional Indonesia. Diantaranya ialah makan kerupuk, membawa kelereng dengan sendok, membawa balon dengan punggung, injak balon dan memasukkan pensil ke dalam botol. Terdengar riuh rendah keceriaan mereka sambil mengunyah kerupuk dan berlari-lari dengan sendok di mulutnya.

KBRI Dhaka juga menyelenggarakan “Pasar Indonesia” atau “Indonesian Fair” di lingkungan gedung KBRI. Dalam Fair ini, tidak hanya masyarakat Indonesia yang hadir, namun juga berbagai kalangan dari Korps Diplomatik, Kementerian Luar Negeri, dan teman-teman Indonesia yang ingin ikut memeriahkan acara dan kangen makanan dan kerajinan Indonesia. Ditampilkan sejumlah stand yang menjajakan berbagai makanan khas Indonesia, seperti sate, nasi rames, dan es teler. Banyak pula stand yang menjajakan barang-barang khas Indonesia, seperti batik dan pernak-pernik tradisional Indonesia.

Berbagai atraksi juga ditampilkan pada Indonesian Fair. Penampilan Pencak Silat dan tampilan lagu-lagu tradisional Indonesia memukau semua yang hadir. Aubade anak-anak mendapat sambutan yang meriah. Bahkan dalam sesi tarian modern Indonesia seperti Poco-Poco dan Gemufamire, para hadirin terlihat antusias melenggang mengikuti groovy-nya lantunan lagu.

Peringatan HUT ke-72 RI di Dhaka memberikan memorinya tersendiri. Jauh dari Tanah Air bukan berarti masyarakat Indonesia tidak bisa menikmati sajian dan atraksi khas Indonesia. Indonesian Fair dimaknai sebagai satu hari dalam satu tahun dimana masyarakat Indonesia di Dhaka tidak merasa berada di Bangladesh, namun satu hari berada dalam hangatnya pesona Indonesia.