Panggilan Negara Pantang Ditolak

Indra Sjafri
Semangat Menolak Menyerah!
Konten dari Pengguna
5 Januari 2017 20:24 WIB
comment
12
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indra Sjafri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Timnas Indonesia (Foto: Aditia Noviansyah)
Dalam kurun waktu sebulan belakangan ini, banyak pihak yang terus mengaitkan nama saya dengan Tim Nasional (Timnas) Indonesia. Saya dikabarkan tinggal selangkah lagi akan kembali menangani timnas.
ADVERTISEMENT
Ada yang bilang saya akan ditunjuk melatih Timnas senior, tetapi ada yang mengatakan saya akan melatih Timnas U-23 atau U-19. Belakangan, saya tahu bahwa PSSI akan merangkap jabatan pelatih Timnas senior dan U-23.
Namun, saya tegaskan bahwa sampai detik ini, saya belum menerima kabar apapun dari pihak manapun soal saya melatih timnas. Jadi, tidak benar jika ada yang memberitakan saya sudah resmi ditunjuk PSSI sebagai pelatih timnas.
Saya tahu PSSI akan mengumumkan susunan pelatih timnas bersamaan dengan Kongres Tahunan di Bandung pada 8 Januari nanti. Saya tunggu saja sampai waktunya tiba. Setelah tanggal itu, saya pikir kita semua akan tahu apakah saya kembali dipercaya menangani timnas atau tidak.
ADVERTISEMENT
Saya memang telah bertemu dengan Ketua Umum PSSI, Pak Edy Rahmayadi. Saat itu, 7 Desember 2016, beliau memanggil saya secara mendadak. Saya langsung terbang ke Jakarta untuk bertemu beliau, didampingi CEO Bali United Pak Yabes Tanuri.
Indra Sjafri kala bertemu Ketum PSSI Edy Rahmayadi (Foto: Dokumen Pribadi)
Dalam pertemuan itu, Pak Edy membuka pembicaraan seputar kondisi sepak bola nasional secara umum. Kami pun berbincang dengan santai. Tetapi, obrolan kami perlahan mulai masuk ke substansi.
Pak Edy berkata kepada saya: ”Coach adalah aset negara. Coach harus kembali ke negara.”
Beliau kemudian melanjutkan kalimatnya: “Coach bisa tangani Timnas U-19. Cari lagi pemain-pemain ke pelosok. Kalau perlu dalam waktu dekat ini sudah terkumpul pemain-pemainnya.”
Saya lalu meresponnya, jika memang PSSI meminta saya kembali melatih timnas, saya lebih cenderung untuk mengumpulkan lagi Timnas U-19 yang dulu dibubarkan itu. (Maksud saya adalah Evan Dimas cs).
ADVERTISEMENT
Saya mengutarakan maksud demikian bukan tanpa dasar. Keinginan saya untuk bisa menangani Timnas U-23 karena saya optimistis bisa berbuat banyak di SEA Games 2017. Ada beberapa faktor mengapa saya memiliki keyakinan besar.
Pertama, sesuai regulasi, saya bisa kembali menangani Evan Dimas cs karena usia mereka masih memenuhi syarat untuk bermain di SEA Games 2017. Itu yang membuat saya yakin kita punya peluang besar. Proses adaptasi tidak akan berjalan dengan lama karena saya sudah tahu kelebihan dan kekurangan mereka masing-masing.
Kedua, pemain-pemain alumni Timnas U-19 di Piala AFF 2013 saat ini semuanya bermain di kompetisi elit Indonesia. Artinya, mereka mendapatkan jam terbang yang bagus. Menjadi pilihan utama di timnya. Saya pun yakin kemampuan mereka akan terus meningkat seiring dengan pengalaman bertanding yang didapat.
ADVERTISEMENT
Ketiga, lawan yang nanti akan dihadapi tidak akan jauh dari pemain-pemain yang pernah dihadapi Timnas U-19 di Piala AFF 2013. Kita bisa mengalahkan mereka sampai berhasil meraih gelar juara. Saya percaya kita bisa mengulang lagi memori indah empat tahun yang lalu di Sidoarjo itu.
Mendengar pernyataan saya, Pak Edy secara tidak langsung mengisyaratkan tanda setuju. Tetapi, beliau meminta saya untuk menunggu kabar selanjutnya, karena komposisi pelatih timnas akan diputuskan melalui rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI dan diumumkan melalui Kongres Tahunan.
Saat ini, saya sebenarnya masih terikat kontrak dengan Bali United. Saya dikontrak 5 tahun sejak 2014 dan masih menyisakan 3 tahun ke depan. Tetapi, Pak Yabes bilang ke saya bahwa akan mendahulukan kepentingan negara. Artinya, beliau mengizinkan jika memang saya diminta PSSI melatih timnas.
ADVERTISEMENT
Jika ditanya bagaimana sikap saya terhadap kabar yang selama ini beredar, saya akan jawab dengan tegas: saya siap. Karena, bagi saya melatih timnas merupakan sebuah pengabdian bagi bangsa dan negara.
Indra Sjafri kala bertemu Presiden Jokowi (Foto: Dokumen pribadi)
Sudah seharusnya, sebagai warga negara Indonesia, kita memberikan sumbangsih bagi negara. Profesi saya sebagai pelatih, maka saya jadikan profesi saya itu sebagai wadah pengabdian.
Saya berprinsip, panggilan negara pantang untuk ditolak.
Sikap saya juga tidak pernah berubah, termasuk saat PSSI meminta saya menangani Timnas U-17 dan Timnas U-18 yang akhirnya saya bawa meraih juara dua kali di turnamen HKFA Hongkong pada 2012 dan 2013. Kemudian, berlanjut saat Timnas U-19 menjuarai Piala AFF 2013 di Sidoarjo, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Saya siap kapan pun negara membutuhkan saya.
*Tulisan ini merupakan opini pribadi. Dimohon untuk tidak mengutipnya.