Amien Rais, Amandemen UUD 1945, dan Kekecewaan Try Sutrisno

25 September 2017 10:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara tribute to Amien Rais (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Acara tribute to Amien Rais (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ucapan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno menyindir Amien Rais soal amandemen UUD 1945 menjadi perbincangan publik. Try menyebut kalau Amien adalah pengkhianat bangsa karena amandemen itu.
ADVERTISEMENT
Ucapan Try pada silaturahmi TNI dan purnawirawan pada Jumat (22/9) ini tentu cukup mengejutkan. Sosok Amien yang dikenal sebagai bapak reformasi tapi dituding pengkhianat.
Mundur ke belakang, Amien Rais, mantan Ketum PP Muhammadiyah dan doktor politik dari Chicago University, adalah Ketua MPR periode 1999-2004. Di masa kepemimpinan Amien itu, amandemen UUD dilakukan empat kali.
Amien Rais (Foto: Antara/M Agung Rajasa)
zoom-in-whitePerbesar
Amien Rais (Foto: Antara/M Agung Rajasa)
Amien sendiri, saat perayaan 19 tahun reformasi, 20 Mei lalu di Gedung Dakwah Muhammadiyah pernah menyinggung soal amandemen UUD 1945 ini.
"Dulu Reformasi empat tahun dikatakan 'Reformati'. Kalau saya lihat reformasi cukup banyak yang kita panen. Menurut Permadi, amandemen empat kali ketika MPR saya pimpin jadi penyebab kerusakan bangsa, itu kata pak peramal kita (Permadi). Beliau karib saya," ujar Amien pada malam itu.
ADVERTISEMENT
Amien malahan menyampaikan, beberapa hal positif dari amandemen yang dia lakukan.
"Andai kata kita kembali Undang-Undang Dasar '45 sebelum reformasi, itu presiden bisa dipilih berkali-kali tanpa bisa dibatasi," tuturnya.
Sementara itu, Ahli hukum tata negara Universitas Andalas (Unand), Feri Amsari mencatat beberapa amandemen yang dilakukan saat itu dan mengubah isi UUD.
"MPR ketika itu menambahkan beberapa lembaga baru, yaitu: MK, KY, KPU dan lain dan menghapuskan Dewan Pertimbangan Agung. Yang menarik adalah konstitusi baru menyerahkan pemilihan presiden kepada rakyat dan mengurangi kewenangan MPR sendiri. Presiden dibatasi hanya untuk 2 kali periode bagi orang yang sama, beber Feri saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Senin (25/9).
Pertemuan Prabowo, Try Sutrisno, dan Panglima TNI  (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Prabowo, Try Sutrisno, dan Panglima TNI (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
ADVERTISEMENT
Feri menilai, UUD 1945 perubahan jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Dan menurut dia, di dunia ini perubahan konstitusi adalah wajar.
"Hanya negara-negara yang rezim otoriternya ingin berkuasa saja yang menggunakan konstitusi yang "tua" karena mudah ditafsirkan sekehendak rezim. Jadi gagasan mengembalikan UUD adalah gagasan mengembalikan otoriterianisme," beber Feri.
Feri menjelaskan, perdebatan soal ucapan Try yang menuding Amien pengkhianat ini tak perlu diperpanjang. Ini hanyalah urusan perdebatan dua tokoh politik.
"Pertikaian Try Sutrisno dan Amien bagi saya adalah pertikaian politik yang cenderung merusak. Meskipun mereka adalah tentara dan profesor yang baik," tutup Feri.