Hati Soimah Hancur Ditipu Anniesa Hasibuan

22 Agustus 2017 10:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah First Travel lapor ke crisis center (Foto: Marcia Audita/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah First Travel lapor ke crisis center (Foto: Marcia Audita/kumparan)
ADVERTISEMENT
Hati Soimah (55), hancur saat tahu gagal berangkat umrah. Sejak 2015, Soimah sudah bermimpi bagaimana rasanya menginjak tanah suci.
ADVERTISEMENT
Apalagi setelah dia tahu, kepolisian telah menangkap pemilik First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan sejak Rabu (8/8) kemarin. Padahal, Soimah sudah mengumpulkan uang yang didapat dari kerja keras anaknya.
"Uang itu sebagian besar dari anak saya, makanya saya langsung nangis waktu mereka enggak ada solusi lagi. Itu kan uang kita," ujar Soimah, yang enggan disebutkan identitas lengkapnya di Bareskrim Mabes Polri, Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Selasa (22/8).
Wanita yang berprofesi sebagai tukang jamu itu, mengetahui jasa First Fravel dari anaknya. Saat itu, anaknya, Yani, mengatakan, First Travel memiliki paket harga perjalanan umrah yang cukup menggiurkan: Lebih murah Rp 5 hingga 10 juta. Soimah mengetahui penangkapam mereka saat pulang berjualan.
ADVERTISEMENT
"Anak saya capek kerja di Makassar, dia dari tahun 2005 udah nabung tapi hasilnya gini, kita cuma dijanjiin berangkat tapi enggak pernah dikabarin," kata Soimah.
Jemaah First Travel lapor ke crisis center (Foto: Marcia Audita/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah First Travel lapor ke crisis center (Foto: Marcia Audita/kumparan)
"Nanti ini ada rilis katanya di atas, syukurin, Alhamdulillah, biar tahu rasa itu mereka. Saya enggak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.
Saat melihat barang bukti di Lantai 1 Bareskrim, Soimah dan Yani terkaget-kaget. Barang bukti berupa pedang dan airsoft gun dipamerkan di atas meja.
"Gila itu mereka uang umat kok bangga. Saya enggak ngerti lagi," ujarnya.
Sementara Yani, juga mengeluhkan lambatnya respons hotline crisis center korban penipuan First Travel. Padahal, di posko pengaduan, terpampang nomor Hotline 081218150098.
"Saya WhatsApp, dibalas tapi lambar sekali responsnya," ujar dia.
ADVERTISEMENT