Kapolri Sindir Pembuat Hate Speech, Mestinya Contoh Zuckerberg

22 Agustus 2017 9:52 WIB
Kapolri Tito Karnavian (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Tito Karnavian (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Muhammad Farhan Balatif alias Ringgo Abdillah masih berusia 18 tahun. Dia juga masih berstatus pelajar. Tapi kelakukannya di media sosial bikin geleng-geleng. Dia menghina Kapolri dan Presiden Jokowi. Tak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan gambar. Alhasil, Ringgo diciduk polisi. Dia dipidana dengan pasal UU ITE.
ADVERTISEMENT
Dari kasus ini, Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberi pesan. Anak muda, semestinya menconton Mark Zuckerberg, saat masih berusia 20 tahun dia menciptakan Facebook, yang kini menjadi media sosial populer.
"Anak-anak lain apa namanya itu Mark Zuckerberg itu usianya baru 20 tahun dia sudah bisa mengguncang dunia. Sudah bisa membuat sesuatu yang positif, membuat Facebook yang membuat dia kemudian menjadi triliuner, itu yang harusnya dicontoh yang baik," beber Tito di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (22/8).
"Yang jelas saya selaku Kapolri menyesalkan ada sosok generasi muda yang memiliki karakter yang tidak tepat untuk pembangunan bangsa ini," tambah Tito.
Ringgo kini masih diperiksa Polda Sumut dan Polretabes Medan. Penyidik mendalami apakah ada yang menyuruh Ringgo atau inisiatif sendiri melakukan penghinaan.
ADVERTISEMENT
"Ya tentunya kasus ini kita proses hukum, ini menjadi pembelajaran bagi yang bersangkutan, tidak boleh namanya orang timur seperti kita membuat hujatan-hujatan yang bisa mencemarkan nama baik orang lain, apalagi disitu kita lihat cukup over ya, agak over dia karena membuat gambar-gambar yang sangat tidak baik untuk seorang calon pemimpin bangsa nantinya, bukan saya maksudnya. Calon pemimpin bangsa, anak ini karena calon pemimpin bangsa calon generasi muda bangsa. Kasihan sekali kalau kita punya anak-anak yang mentalitasnya bisa seperti ini, kapan negara kita mau maju?" beber Tito.
Tito menyayangkan, di usia yang muda justru menghujat orang lain, membuat kreativitas tapi kreativitas yang negatif.
"Kalau seandainya dia yang disuruh orang, kita akan lihat, berarti dia hanya bempernya di depan, supaya kalau ke tangkep 'oh anak-anak', tapi kita lihat apakah di belakangnya ada orang yang menyuruh dia, motifnya apa, kalau sampainya motifnya nanti masalah politik atau masalah yang lain, saya mendengar dia memiliki hubungan, salah satu orang tuanya salah satu organisasi tertentu, ormas yang mau dibubarkan. Apakah itu motifnya kita akan pelajari lagi, saya belum dapat laporan yang terakhir, hari ini saya akan cek hasilnya apa," tutup dia.
ADVERTISEMENT