Melihat Koreografi "Save Rohingya" yang Membuat Persib Disanksi PSSI

15 September 2017 15:10 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koreografi Persib "Save Rohingya" (Foto: YouTube officialvpc)
zoom-in-whitePerbesar
Koreografi Persib "Save Rohingya" (Foto: YouTube officialvpc)
ADVERTISEMENT
"Komunitas kami seperti sepakbola. Kami ditendang dari dua sisi."
Begitu penggalan kalimat warga etnis Rohingya yang muncul dalam video '9/9/17 Crowd Ambience Persib x Semen Padang #SaveRohingya'. Video yang dibuat bobotoh itu, digarap apik menampilkan ribuan bobotoh saat menyusun koreografi "Save Rohingya".
ADVERTISEMENT
Aksi solidaritas atas tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar itu, terjadi saat 'Maung Bandung' berhadapan dengan Semen Padang di Stadion si Jalak Harupat, pada Sabtu (9/9) lalu.
Potongan kain berwarna putih disusun rapi membentuk tulisan "Save Rohingya", dengan latar susunan kain berwarna merah pada kata "Save" dan warna biru untuk "Rohingya". Tak hanya itu, beberapa bobotoh membentang spanduk bertuliskan #SaveRohingya.
Bagi mereka, sepakbola juga menjunjung tinggi kemanusiaan. Buktinya, bukan kali pertama koreografi untuk aksi kemanusiaan ditampilkan, mereka pernah menyusun apik koreo sebagai solidaritas untuk Palestina hingga Suriah.
Namun, gara-gara koreografi itu Persib kembali dijatuhkan sanksi. Kali ini berupa denda Rp 50 juta lewat surat bernomor 92/L1/SK/KD-PSSI/IX/2017 pada Kamis (14/9) kemarin. Komdis PSSI menyebutkan konfigurasi "Save Rohingya" yang dilakukan Bobotoh jelas merupakan pelanggaran.
ADVERTISEMENT
"Dalam regulasi kompetisi 'kan sudah dijelaskan kalau yang berhubungan soal SARA (Suku, Ras dan Agama) jelas langsung kena sanksi. Dan, atas dasar itulah kami berikan hukuman," ujar Ketua Komdis PSSI, Asep Edwin, ketika dihubungi kumparan (kumparan.com) pada Kamis (14/9/2017).
Pernyataan Asep tersebut mengacu kepada regulasi kompetisi Liga 1 Pasal 56 terkait hal-hal yang menggangu pertandingan.
"Hal-hal yang menggangu jalannya pertandingan seperti flare, firewoks, smoke bomb, laser, spanduk yang bernada rasis, yel-yel serta hal lain yang dikategorikan sebagai sebuah pelanggaran disiplin dan terhadap hal tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan Kode Disiplin," tulis pasal itu.
Namun, meski sudah dinilai sesuai dengan regulasi kompetisi yang dikeluarkan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB), denda untuk Persib atas aksi "Save Rohingya" itu dianggap berlebihan. Sanksi itu justru memicu aksi solidaritas lain lewat #KoinUntukPSSI.
ADVERTISEMENT
Ketua MPR Zulkifli Hasan, ikut protes kepada PSSI dan menyebut bahwa sepakbola sejatinya adalah bahasa kemanusiaan yang paling universal. Koreografi bobotoh menyusun "Save Rohingya" adalah bentuk simpati atas krisis kemanusiaan di Myanmar.
"Ini sepenuhnya solidaritas kemanusiaan dan bukan Politik. Saya siap ikut patungan bareng Bobotoh untuk bayar denda PSSI. Patungan atau Udunan adalah ekspresi yang seharusnya dihormati," ucap Zulkifli dalam keterangan tertulis, Kamis (14/9).