Perdagangan Film Biru di Kawasan Glodok: Keping DVD dan Flashdisk

7 Januari 2017 21:50 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi DVD Porno (Foto: Frans Mateus Situmorang/kumparan)
Tulisan ini bukan dimaksudkan menjadi contoh bagaimana cara membeli film porno atau yang juga disebut film biru. Tulisan ini hanya bermaksud memberi gambaran kalau bisnis penjualan DVD bajakan dan termasuk di dalamnya film biru yang ilegal ternyata masih hidup.
ADVERTISEMENT
Padahal sudah berkali-kali dilakukan razia oleh pihak kepolisian tapi kemudian tumbuh lagi. Entah di mana yang salah, apakah aturan kurang tegas atau ada hal lainnya. Silakan menilai dari pengalaman wartawan kumparan pada Sabtu (7/1) ini.
Dihimpit dua gedung besar, bersembunyi sebuah bangunan seperti gudang yang diisi oleh puluhan pedagang. Mereka bukan pedagang biasa. Barang yang mereka perjualbelikan tergolong ilegal. Barang tersebut adalah DVD bajakan.
Menuju gedung ini gampang, turun dari TransJ di halte Glodok dari arah Monas dan menyeberang. Lokasi gedung ini di sisi jalan menuju ke arah Monas. Berjalan sekitar 15 menit, gedung itu akan ditemukan di kawasan Pinangsia Raya. Ada pos aparat tak jauh dari gedung itu.
ADVERTISEMENT
Begitu kaki melangkah masuk di depan gedung yang terpasang spanduk tempat penampungan, tiba-tiba ada orang berkulit gelap yang menyambut, "Nyari, bang?" Entah apa yang ia maksud. Setelah diberi jawaban dengan anggukan kepala, tiba-tiba pria itu memberi kode agar mengikutinya.
Pria itu melangkah cepat membawa masuk ke dalam gedung itu. Di dalam gedung itu berderet toko-toko yang dilengkapi rolling door dan etalase, dan tentunya menjual DVD. Pria itu membawa melewati beberapa toko dan berhenti kira-kira di tengah gedung. Beberapa orang temannya ada di situ. Tak lama, satu orang lagi datang membawa setumpukan DVD. Rupanya mereka penjual spesialis film porno.
Ilustrasi DVD Porno (Foto: Frans Mateus Situmorang/kumparan)
Pria itu lalu bertanya, "Barat atau asia?". Setelah menyebut pesanan yang dicari, sejumlah DVD dia gelar agar dapat memilih. Saat memilih, pria itu terus menyuruh agar dilakukan dengan cepat. Kepalanya terus menoleh ke berbagai arah. Menurut dia, transaksi ini berbahaya.
ADVERTISEMENT
Kumparan iseng bertanya bagaimana ia bisa dapat film-film biru ini. "Tiap pagi ada yang nganter. Pakai mobil. Pelatnya ganti-ganti," jawab dia pendek.
Setelah memilih 10 DVD secara acak, pria itu kemudian memberikan harga. "Semua Rp 200 ribu," ucap dia.
Kontan saja, harga seperti itu tak masuk akal. Lagipula di saat sekarang ini, banyak orang lebih suka mengunduh dari internet. Pria itu tampak kesal saat DVD yang dia jual ditawar. Saat diberikan uang Rp 50 ribu, dia hanya mengizinkan mengambil lima keping saja.
Setelah transaksi selesai, kumparan berjalan meninggalkan bangunan yang di dalamnya mirip pertokoan itu. Kumparan bergerak menuju Jalan Raya Gajah Mada. Dan di kolong jembatan, ternyata ada pedagang DVD bajakan menggelar lapak. Si pedagang ini juga menawarkan film porno.
ADVERTISEMENT
Tapi jangan kaget, yang dia jual bukan kepingan DVD. Tetapi sebuah flashdisk.
Si penjual itu dengan berapi-api membeberkan isi flashdisk. Ada 400 film biru di sana. Tak lama, saat berbincang dengan si penjual, ada mobil berwarna hitam berhenti. Saat sopir membuka jendela, si penjual menghampirinya. Tak lama, penjual itu kembali ke lapaknya. Beberapa keping DVD porno ia ambil dari sebuah kantung lalu diantar ke pengendara mobil tadi.
"Langganan, bang?" tanya kumparan. 
"Iya," jawabnya.
Beberapa saat kemudian, ojek online yang dipesan kumparan datang. Siap pergi meninggalkan kawasan Glodok yang sejak dahulu punya banyak cerita. Salah satunya soal film biru dan industri DVD bajakan, yang masih menggeliat di tengah deru internet.
ADVERTISEMENT
Entah berapa perputaran uang dari DVD bajakan dan film biru itu. Dan entah sudah berapa kali petugas melakukan penggerebekan. Tapi para pedagang tetap menggelar lapak dan menjual keping DVD.