Rp 7 Triliun Lebih untuk Penggabungan PAM Jaya dan PAL Jaya

23 Maret 2017 19:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, M. Taufik (Foto: Mustaqim Amna/kumparan)
Wakil ketua DPRD DKI Jakarta, M. Taufik mengatakan penggabungan antara PAM Jaya dan PAL Jaya membutuhkan modal sekitar lebih dari Rp 7 triliun. Penggabungan itu diharapkan kerja perusahaan air minum di Jakarta menjadi lebih efektif.
ADVERTISEMENT
"Ya saya kira harusnya lebih efektif dong, karena dua perusahaan digabung, modalnya kan juga besar perlu modal tujuh koma sekian triliun, itu saya kira bukan modal kecil ya," terang Politisi Partai Gerindra di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (23/3).
Taufik menuturkan pembahasan peraturan daerah (perda) ini sangat menarik. Tapi yang terpenting, penggabungan antara PAM Jaya dan PAL Jaya harus memiliki cakupan pemenuhan air bersih hingga 100 persen.
"Ini kan baru 63 persen," terangnya seusai mendengarkan jawaban dari Plt gubernur pada rapat paripurna terkait pembahasan Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah Air Jakarta.
"Saya kira harus dikaji bisnis plan-nya kayak apa," imbuhnya.
Sementara itu, Plt Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono alias Soni memberikan jawaban pertanyaan dari Fraksi Partai Gerindra. Menurut Fraksi Gerindra, Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) setiap tahun kepada dua perusahaan tersebut dipandang tidak menguntungkan.
ADVERTISEMENT
"Bidang usaha pelayanan air bersih dan air limbah tidak semata-mata berorientasi pada profit, karena pemenuhan air bersih dan pengelolaan air limbah merupakan salah satu tugas pokok pemerintah," Kata Soni.
PAM Jaya sebagai perusahaan yang melayani masyarakat selain dituntut untuk menghasilkan profit, juga harus menjalankan misi sosial, seperti melayani masyarakat yang tinggal di kawasan masyarakat berpenghasilan rendah.