Wind Farm, Berkebun Energi a la Denmark

Indra Noer
Mengamati sambil belajar menulis
Konten dari Pengguna
21 November 2020 0:35 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indra Noer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"...lihat kebunku, penuh dengan bunga...." sepenggal lagu dari masa kecil yang indah. Lagu yang diciptakan oleh Ibu Sud, pahlawan masa kecil saya yang lagu-lagunya selalu terdengar pada hari minggu sebelum diputarnya serial "Si Unyil" medio 1980-an di Televisi Republik Indonesia (TVRI).
ADVERTISEMENT
Wind farm, kebun angin atau ladang angin? Wind farm adalah sebuah daerah khusus yang telah ditentukan untuk membangun turbin angin (Wind turbine). Sebuah ladang angin terdiri dari sepuluh hingga ratusan turbin angin.
Ladang angin Middelgrunden di lepas pantai Kota Kopenhagen, sumber : Wikimedia commons, credit to Kim Hansen,
Pemandangan ladang angin ini pertama kali tertangkap melalui jendela pesawat terbang yang membawa kami sekeluarga pindah penugasan dari Kota Abuja, Nigeria ke Kota Kopenhagen, Denmark. Pemandangan yang unik yang belum pernah kami lihat sebelumnya, dan membuat kami berfikir, berapa sih tingginya turbin angin tersebut?
Tinggi turbin angin di Denmark umumnya 300 kaki, dan tiap turbin angin mampu menghasilkan listrik sebesar 2,0 Megawatt yang mampu memberikan tenaga listrik bagi 60.000 rumah. Turbin angin selain ditemukan di ladang angin lepas pantai Kopenhagen, juga terdapat di pinggir sejumlah kota serta kadang di tengah-tengah perkebunan di daratan Denmark.
ADVERTISEMENT
Denmark ternyata telah mengadopsi gerakan energi terbarukan (baca: green energy) dengan target bebas dari penggunaan energi fosil pada tahun 2050. Terkait dengan target 2050 tersebut, tahun 2009 hingga 2020, Denmark telah berhasil mengurangi konsumsi minyak bumi, gas dan batu bara hingga 33%. Sejumlah pembangkit listrik tenaga batu bara juga telah berubah menjadi pembangkit listrik berasal dari panas (thermal), dan menghasilkan uap panas yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk sebagai pemanas pada musim dingin.
Svanemølle Power Station ( Svanemølleværket) salah satu Pembangkit tenaga listrik batu bara yang telah dikonversi menjadi tenaga panas dan uap. Sumber: koleksi pribadi
Strategi energi Denmark 2050 bertujuan untuk 100% melepas ketergantungan dari energi fosil kepada energi keterbarukan. Untuk mencapai 100% listrik dari energi terbarukan, pemerintah Denmark sangat fokus pada energi angin, yang diharapkan dapat memenuhi 40% dari total kebutuhan listrik, bersama dengan biomassa dan biogas. Jaringan pemanas distrik yang kokoh, yang dialiri oleh sumber panas terbarukan dari biomassa, akan menjadi motor utama transisi energi di sektor pemanas.
Kompleks Copenhill power station (kanan) yang tampak dari tepi kanal Kopenhagen nan jernih. sumber: koleksi pribadi
Pada tahun 2014, Kota Kopenhagen terpilih sebagai Ibukota Terhijau di Eropa oleh European Environment Commission. Kopenhagen dikenal sebagai kota terkemuka dalam hal teknologi yang bersih, bangunan berkelanjutan (green constraction), dan bisnis bersih. Kopenhagen juga didominasi oleh ruang hijau, ruang terbuka dan taman.
Taman Øregaard, salah satu taman terbuka bagi masyarakat yang tinggal di daerah Hellerup, Kopenhagen. Sumber: koleksi pribadi.
Ternyata berkebun a la Denmark ini dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan tentunya juga dapat membuat siapa saja yang berkunjung dan tinggal di Denmark menjadi sangat nyaman.
ADVERTISEMENT
"...mawar melati, semuanya indah!"....benar juga yang ingin disampaikan oleh Ibu Sud, bahwa berkebun itu harus kerja keras karena usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Ayo berkebun..!