Bahasa Informal, Bahasa Gaul Vs Bahasa Indonesia Sesuai EYD

Indria Salim
Seorang penerjemah, penulis dan blogger lepas. Suka mendengarkan musik, memotret, dan menulis. Sesekali merangkai sajak bebas.
Konten dari Pengguna
4 April 2017 9:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indria Salim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam menulis bergaya informal atau bahasa gaul,  meskipun sebatas di media sosial -- kalau itu suatu kebiasaan, mungkin tetap perlu juga memahami EYD. Khususnya kalau ini disampaikan sebagai informasi publik, atau "informasi publik secara utuh", dan seseorang menulis itu dalam kapasitas sebagai penulis (apapun jenis tulisannya, bloger, penulis buku, mungkin kecuali penulis teks komik ya, (mungkin?)
ADVERTISEMENT
Seorang teman mengatakan, "Soal "blogger" selama ini, imej yang aku tangkap, bahasa Indonesia yang baik memang tidak tidak penting di blog."
Menurut saya, dalam hal "tidak penting" ini saya duga ada kerancuan pemahaman. Bahasa gaul pun bisa disajikan dengan prinsip dasar EYD. Yuk kita simak contoh berikut ini.
"Gue kemarin diajak temen kekota tua. Disana gue ditraktir makansiang."
Bandingkan dengan
"Gue kemarin diajak temen ke kota tua. Di sana gue ditraktir makan siang."
"Seorang pembicara perlu care dengan audiens. Hobby menjadi profesi itu very interesting. Makanya saya sebagai bloger sangat interesting membaca sumber berita dikoran, disitus ternama, karena itu tidak membuat saya boring."
Gaul?
Coba bandingkan dengan yang ini. Masih pakai bahasa gado-gado juga, tapi ..
ADVERTISEMENT
"Seorang pembicara perlu memberi perhatian pada audiens. Hobi menjadi profesi itu "very interesting". Makanya saya sebagai bloger sangat tertarik (I am very interested) membaca sumber berita di koran, di situs ternama, karena itu tidak membuat saya bosan. I don't like 'to get bored'."