3 Alasan Chelsea Kalah 2-0 dari Everton di Liga Inggris Pekan ke-31

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
18 Maret 2019 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Richialson merayakan golnya ke gawang Chelsea. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
zoom-in-whitePerbesar
Richialson merayakan golnya ke gawang Chelsea. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
ADVERTISEMENT
Melakoni laga Liga Inggris pekan ke-31, Chelsea harus takluk dari Everton pada Minggu (17/3) malam WIB. Bertandang ke Goodison Park, ‘The Toffees’ sukses menundukkan ‘The Blues’ dengan skor 2-0, lewat gol yang dicetak dua pemain andalan mereka, Richarlison dan Gylfi Sigurdsson.
ADVERTISEMENT
Hasil tersebut praktis melanjutkan tren negatif armada Maurizio Sarri di Liga Inggris, usai sebelumnya ditahan imbang 1-1 oleh Wolverhampton Wanderers. Kini mereka semakin sulit mencapai posisi empat besar, dengan 57 poin masih berada di posisi keenam. Sedangkan Everton berada di peringkat 11 dengan koleksi 40 angka.
Usai laga, dilansir dari situs resmi Chelsea, Maurizio Sarri mengatakan timnya bermain bagus pada babak pertama. Bahkan, menurut mantan pelatih Napoli tersebut, 45 menit awal merupakan penampilan terbaik sepanjang musim. Namun, sejak babak kedua mulai permainan berubah dan pertahanan semakin buruk. “Jadi kami dalam masalah,” ucap Sarri.
Sarri sedang berbisik kepada Hazard pada laga kontra Liverpool. (Foto: Reuters/Lee Smith)
“Ini bukan masalah fisik karena jika turun itu secara perlahan, tidak sesegera itu. Kami bermain sangat baik sampai akhir babak pertama dan tiba-tiba begitu buruk pada menit-menit awal babak kedua. Sulit buat pemain menjelaskan kepada saya tentang perubahan dan sebaliknya, tapi saya pikir itu mungkin hambatan mental,” ungkap pelatih berkebangsaan Italia tersebut.
ADVERTISEMENT
Mengenai peluang finish empat besar, Sarri pun mengatakan: “Itu tidaklah mustahil, kami hanya butuh mengejar tiga poin. Itu bukan hal yang mustahil dalam sisa delapan pertandingan, tapi itu mustahil bila tak ada peningkatan, bila kami tidak bisa menghindari performa babak kedua seperti barusan.”
Menyusul kekalahan tersebut, ada setidaknya tiga penyebab kekalahan yang membuat Chelsea lanjutkan rekor buruk mereka tersebut. Berikut tiga alasan Chelsea kalah 2-0 dari Everton.
1. Chelsea tumpul dan buang-buang peluang
Pemain Chelsea, Eden Hazard. (Foto: John Sibley/Reuters)
Pada laga tersebut, walau menang penguasaan bola hingga 68 persen, Chelsea gagal efektif di depan gawang. Babak pertama, Chelsea banyak membuat peluang lewat Ross Barkley, bersama Pedro Rodriguez, dan Eden Hazard juga kreator. Namun, mereka gagal melakukan penyelesaian akhir dan berakhir tanpa gol hingga laga selesai.
ADVERTISEMENT
Jadi striker tunggal di lini depan, Gonzalo Higuain tak banyak berkutik. Namun, Sarri membelanya dengan mengatakan: “Hari ini Gonzalo Higuain dapat beberapa peluang, tapi terlalu sedikit buatnya. Dia punya masalah sejak awal pekan, sakit perut disertai demam, hari ini normal dan baru bisa bermain 60 sampai 65 menit, tapi dirinya butuh meningkatkan kemampuan fisik dan mentalnya.”
Hazard yang pada laga tersebut sebenarnya membuang banyak peluang, tapi kerap kehilangan bola dengan cepat ketika nyaris mencetak angka. Chelsea harus segera meningkatkan ketenangan di depan gawang bila mereka masih berharap finis empat besar musim ini.
Selain itu, Chelsea terlalu berambisi dan mementingkan statistik, dengan mendominasi laga tapi mencatatkan 7 tendangan spekulasi dari luar kotak penalti. Everton hanya mencoba tembakan jarak jauh sebanyak tiga kali, sebanyak Jordan Pickford sibuk menghadapi ancaman dari lawan.
ADVERTISEMENT
2. Performa Kante tidak mencolok
Kante pada laga melawan Manchester United. (Foto: John Sibley/Reuters)
Sudah jadi penyakit dari pertengahan musim buat Maurizio Sarri, dengan memasang N’golo Kante sebagai gelandang di sisi kanan. Jorginho yang didatangkan dari Napoli, mengisi posisi pivot dan mendistribusikan bola dengan baik untuk Chelsea. Hingga kini, Sarri tetap keras kepala dengan tak mengubah skema yang sudah terbaca tersebut.
Pada laga kontra Everton, Jorginho gagal mencari ruang di lini tengah dan tak bisa mempenetrasi pertahanan lawan. Walau Chelsea unggul penguasaan bola, mereka kekurangan kreativitas di lapangan.
Kini Sarri mesti mempertimbangkan kembali posisi baru Kante. Pasalnya saat ini hal tersebut semakin berdampak buruk terhadap performa ‘the Blues’. Kante memang gelandang yang hebat dan versatil, tapi dengan gaya permainan Sarri, pemain Timnas Prancis tersebut jelas kekurangan insting menyerang.
ADVERTISEMENT
3. Bek yang tidak efektif
David Luiz memperkaya varian bek Chelsea. (Foto: Reuters/Eddie Keogh)
Mengenai laga tersebut, Sarri pun berpendapat bila tidak bisa mencetak gol, pertahanan harus tetap dijaga. Kerap buang-buang peluang, mereka hanya perlu tetap berkonsentrasi pada permainan dan bertahan dengan baik. “Cepat atau lambat, bila kita bisa menciptakan peluang emas, kita bisa mencetak angka,” kata Sarri.
Chelsea memang bermain bagus pada babak pertama. Namun, saat dimulainya babak kedua, mereka seperti kehilangan konsentrasi terutama pada lini belakang. David Luiz dan Antonio Rudiger gagal efektif melakukan pertahanan pada laga tersebut.
Mereka tak bisa mengimbangi penyerang Everton yang punya kecepatan tinggi, yaitu Richarlison, Gylfi Sigurdsson, dan Dominic Calvert Lewin. Kemampuan Luiz dan Rudiger sebagai ball-playing defender jadi dipertanyakan pada laga tersebut. Terutama buat Luiz, Sarri harus segera sadar bek asal Brasil tersebut memang jago dalam melakukan pertahanan dan menjaga penyerang lawan, tapi kurang bagus dalam duel udara. (bob)
ADVERTISEMENT