3 Alasan Inggris Kalah dari Belanda di Semifinal UEFA Nations League

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
7 Juni 2019 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peluang didapat oleh De Ligt. Foto: REUTERS/Rafael Marchante
zoom-in-whitePerbesar
Peluang didapat oleh De Ligt. Foto: REUTERS/Rafael Marchante
ADVERTISEMENT
Belanda sukses melenggang ke final UEFA Nations League, setelah mengalahkan Inggris di semifinal. Bermain di Stadion D. Afonso Henriques, (7/6) dini hari WIB, De Oranje menang dengan skor 3-1 dari The Three Lions usai laga berlangsung sampai perpanjangan waktu.
ADVERTISEMENT
Sejatinya Belanda ketinggalan lebih dulu setelah Matthijs de Ligt melakukan pelanggaran di kotak terlarang. Marcus Rashford pun sukses mencetak angka di menit ke-32. Namun, De Ligt bisa membayar kesalahannya dengan mencetak gol di menit ke-73. Skor 1-1 bertahan hingga waktu normal selesai.
Pada babak tambahan, Belanda sukses memperlebar jarak berkat gol bunuh diri Kyle Walker pada menit 97. Barulah pada menit ke-114, Quincy Promes memastikan kemenangan dengan mencetak gol ketiga Belanda.
Final tersebut merupakan yang pertama buat Belanda sejak Piala Dunia 2010 silam. Kala itu De Oranje kalah 1-0 dari Spanyol yang akhirnya mengangkat trofi pertama mereka. Di final UEFA Nations League nanti, Belanda akan berjumpa Portugal yang di laga sebelumnya menang atas Swiss dengan skor 3-1.
ADVERTISEMENT
Selepas laga, menurut Gareth Southgate, timnya perlu bermain lebih baik dari itu. Terjadinya gol di menit akhir, menurut pelatih berkebangsaan Inggris tersebut, terjadi lantaran para pemainnya sudah kelelahan. “Ross sudah kram dan ketika kamu lelah, kesalahan terjadi. Jadi saya pikir masalah itu tak akan menghentikan kita," kata Southgate kepada Sky Sports.
"Saya rasa kami belajar banyak dengan bermain menghadapi tim berkualitas tinggi yang memberi kami ujian baru dari yang sebelumnya sempat dihadapi. Kami harus mengatasi masalah-masalah yang ada, kami memiliki ancaman sepanjang laga dan jelas kami kebobolan dari gol yang sangat buruk,” ucap pelatih berusia 48 tahun itu.
Sementara Ronald Koeman mengaku puas hasil yang didapat timnya. Absennya Belanda pada Piala Dunia 2018 dan Piala Eropa 2016 menurutnya sudah berbuah dengan kebangkitan tim. Mereka mulai kembali bisa bersaing dengan negara-negara elite di dunia.
ADVERTISEMENT
"Itu merupakan pertandingan yang positif. Kami mengontrol pertandingan secara penuh, meskipun kami cenderung mengeksploitasi permainan sayap untuk bisa mengelabui lawan,” sebut Koeman selepas laga.
"Mereka terus bermain agresif, tapi kami tetap bermain dengan tenang dan, selain peluang dari tandukan Jadon Sancho, kami cukup bermain aman dan nyaman. Saya kira kami memang pantas memenangkan laga ini," kata mantan pelatih Ajax Amsterdam tersebut.
Berangkat dari laga semifinal UEFA Nations League tersebut, berikut tiga alasan Inggris kalah 1-3 dari Belanda.
1. Kesalahan pilihan pemain buat Belanda dominasi lini tengah
Matthijs de Ligt (kiri) dan Frenkie de Jong berbincang seusai laga Belanda vs Prancis. Foto: Reuters/Stringer
Walau secara keseluruhan laga berjalan cukup imbang, tapi Inggris tetap terlihat kekurangan kualitas di lini tengah. Khususnya pada babak kedua, mereka didominasi lini tengah Belanda yang dipimpin oleh Frenkie de Jong. Kerap kali juga pemain bertahan Inggris tak punya banyak pilihan lantaran pergerakan Fabian Delph dan Declan Rice.
ADVERTISEMENT
Demi bisa mendominasi permainan, Inggris butuh pengalir yang lebih baik di tengah, terutama bila mereka masih mau membangun serangan dari belakang. Armada Gareth Southgate butuh pemain yang bisa mengambil bola dari belakang dan membawanya ke depan dengan cepat.
Sejatinya, Inggris punya sosok gelandang seperti itu dalam diri Harry Winks. Dirinya jadi pemain kunci kemenangan Inggris atas Spanyol Oktober lalu, juga bagian penting kala Tottenham Hotspur melaju hingga final Liga Champions. Ketimbang memainkan Delph, Jordan Henderson juga jadi sosok yang lebih mumpuni.
2. Peran penting VAR putuskan gol
Review VAR di laga Nigeria vs Islandia. Foto: Reuters/Sergio Perez
Seperti pada laga semifinal sebelumnya antara Portugal dan Swiss, VAR memutuskan Swiss mendapat penalti. Walau begitu, pada akhirnya Cristiano Ronaldo tetap jadi pembeda. Beda dengan kekalahan Inggris, VAR punya peran penting dalam memutuskan gol Jesse Lingard yang dianulir.
ADVERTISEMENT
Melancarkan serangan balik di sepuluh menit terakhir babak kedua, Ross Barkley memberi umpan kepada Jesse Lingard berlari bebas. Pemain Manchester United tersebut kemudian melepaskan tendangan yang tak bisa dihalau Jasper Cillessen. Namun, Inggris harus kecewa karena VAR membuktikan gol Lingard merupakan offside.
Tayangan ulang memang tak menunjukkan Lingard berada di posisi offside, tapi ternyata VAR memutuskan Lingard berada beberapa sentimeter dari yang terekam dalam sistem untuk menganulir gol. Bila bukan karena keputusan VAR, hampir pasti gol Lingard tersebut disahkan oleh wasit.
3. Mimpi buruk pertahanan Inggris
Gol bunuh diri Kyle Walker. (Foto: REUTERS/CARL RECINE)
Bersama Gareth Southgate, Inggris mulai meninggalkan gaya permainan kuno dengan umpan jauh. Kini, The Three Lions lebih bermain seperti Barcelona, membangun serangan dari belakang dengan operan pendek. Namun, gaya tersebut punya kelemahan bila memiliki pertahanan buruk. Hasilnya, Inggris pun memberikan Belanda kemenangan.
ADVERTISEMENT
Kyle Walker, Harry Maguire, dan John Stones jadi aktor paling bersalah atas gol-gol Belanda di babak tambahan. Daripada membuang bola, mereka bermain-main dengan bola di wilayah kotak penalti yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh penyerang lawan.
Mendapat operan dari Maguire, Stones malah menggiring bola yang kemudian bisa direbut Memphis Depay. Tembakan Depay sempat diamankan Jordan Pickford, tapi Quincy Promes dengan cepat meneruskan bola yang terpantulkan Walker kedalam gawang.
Gol ketiga Belanda juga datang dari pertahanan buruk, usai Stones mengumpan ke Ross Barkley yang kemudian operannya ke Pickford justru bisa dicuri Depay. Winger Olympique Lyonnais tersebut kemudian mengumpan kepada Promes yang mencetak gol pemasti kemenangan. (bob)
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
ADVERTISEMENT
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.